Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

REFERENDUM BREXIT DIMULAI, INGGRIS TENTUKAN NASIB DI EROPA

Puluhan juta rakyat Inggris akan menentukan nasib mereka, apakah tetap akan bergabung dengan Uni Eropa atau berpisah. (Reuters/Stefan Wermuth)
Jakarta,  Referendum Brexit dimulai hari ini, Kamis (23/6), pagi waktu Inggris. Puluhan juta rakyat Inggris akan menentukan nasib mereka, apakah tetap akan bergabung dengan Uni Eropa atau berpisah.

Diberitakan CNN, hampir 46,5 juta orang terdaftar dalam referendum pertama di Inggris dalam 41 tahun itu. Peserta referendum termasuk warga Inggris di Wales, Skotlandia, Irlandia Utara dan Gibraltar, yang merupakan wilayah teritori Inggris di selatan pantai Spanyol.

Ada dua pertanyaan yang disajikan dalam selembar kertas referendum: Apakah Inggris tetap menjadi anggota Uni Eropa atau meninggalkan Uni Eropa?

Peserta referendum adalah warga Inggris berusia di atas 18 tahun, bersama dengan warga Irlandia dan warga persemakmuran yang tinggal di Inggris. Sementara warga Inggris di luar negeri telah menggunakan hak suara mereka melalui surat.
Pos pemungutan suara di seluruh Inggris dibuka pada pukul 7 pagi dan tutup pada 22 malam. Hasil perhitungan referendum mulai diumumkan secara berkala sejak tengah malam. Hasil total penghitungan diperkirakan diperoleh pada Jumat pagi.

Inggris telah menjadi anggota Uni Eropa sejak tahun 1973. Pada tahun 1975, digelar referendum yang menetapkan keanggotaan Inggris di UE.

Warga Eropa yang tinggal di Inggris tidak diperbolehkan ikut dalam referendum kali ini, kecuali yang berasal dari Malta atau Cyprus, dua negara persemakmuran.

Hasil referendum akan diumumkan oleh wilayah, bukan konstituen. Ada 12 wilayah di Inggris yang mencakup daerah Skotlandia, Irlandia Utara, Wales, London dan delapan wilayah Inggris lainnya.

Pada Rabu malam, tokoh pendukung kedua kubu menyampaikan kampanye terakhir mereka. Perdana Menteri David Cameron mengatakan Inggris akan salah jalan jika keluar dari Uni Eropa.

"Kami tidak terikat pada bangkai. Anda bisa melihat pemulihan ekonomi Eropa. Eropa adalah pasar tunggal terbesar di dunia," kata Cameron dalam wawancara dengan BBC.

Sementara mantan wali kota London Boris Johnson yang berada di kubu yang berseberangan dalam kampanye di Pasar Ikan Billingsgate mengatakan sistem Uni Eropa telah cacat dan sudah waktunya Inggris berdiri menentukan sikapnya sendiri.

"Sudah waktunya berpisah dari sistem UE yang gagal dan cacat. Waktunya untuk memiliki hubungan yang baru dengan sahabat-sahabat dan mitra," kata Johnson.
 
 
 
 
Sumber: cnnindonesia.com