Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PEMILIK PULSE MEMBUKA KELAB GAY UNTUK SAUDARANYA

(Reuters/Carlo Allegri)
Jakarta,  Salah satu pemilik Pulse, kelab malam gay yang menjadi lokasi penembakan massal di Orlando, Amerika Serikat, mendirikan klub itu untuk menghormati saudaranya yang meninggal karena AIDS, serta untuk mendukung komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender.

Barbara Poma membuka Pulse pada 2004 bersama dengan rekannya, Ron Legler. Kakak Poma meninggal karena AIDS pada 1991.

Tempat hiburan itu juga ikut mempromosikan hak-hak komunitas gay dengan berbagai acara.

Pelanggan tetap Pulse dan komunitas gay Orlando sedang bersenang-senang pada Sabtu malam. Omar Mateen masuk dengan pistol dan senapan ke Pulse pada Minggu (12/6) sekitar pukul 02.00 waktu setempat. Ia lalu melepas tembakan, menewaskan 50 orang dan melukai 53 lainnya.

Pulse merupakan satu dari lima bar gay di Orlando.

"Ini adalah pekan di mana saya akan ke pemakaman sepanjang minggu. Saya bahkan tak tahu siapa yang ada di sana, tapi saya tahu saya akan mengenali mereka," kata Raymond Michael Sharpe, 55, seorang barista di bar gay lain.

Ia mengatakan bahwa Poma masih hidup, begitu juga manajer Pulse, Cindy Barbalock.

Di akun Facebook Pulse, ratusan orang menyampaikan ungkapan berbelasungkawa.

Mateen sendiri tewas oleh polisi setelah sekitar tiga jam setelah penembakan terjadi. Menurut otoritas, pria kelahiran New York pada 1986 itu menyatakan berbaiat kepada ISIS saat menelepon 911 ketika insiden masih berlangsung.

Ia juga ternyata pernah diwawancarai oleh FBI pada 2013 dan 2014 setelah mengekspresikan simpati terhadap pelaku pengeboman, namun tidak diselidiki karena FBI tak menemukan apa pun. Karenanya, pria yang sejak 2007 bekerja sebagai sekuriti di perusahaan G4S itu bebas membeli senjata secara legal hanya sekitar dua pekan sebelum ia menyerang Pulse.
 
 
 
 
Sumber: cnnindonesia.com