Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

“MENGGUNAKAN HAK KITA UNTUK KEMULIAAN TUHAN” – PS. PHILIP MANTOFA

Kitab Filemon adalah surat pribadi Paulus kepada Filemon yang ditulis di tahun 60 A.D. pada saat Paulus di tahanan rumah. Filemon adalah salah seorang pengusaha kaya yang tinggal di dekat Kolose, dan bahkan rumah Filemon juga dipakai untuk beribadah oleh jemaat di Kolose.

Filemon 1:1
Dari Paulus, seorang hukuman karena Kristus Yesus dan dari Timotius saudara kita, kepada Filemon yang kekasih, teman sekerja kami
Semakin kita berbuah, kita harus semakin tak bergelar. Di usia pemuda saat ini adalah usia dimana kita mulai menuntut hak-hak dalam hidup kita. Hak ini adalah ilah masa kini. Hak ini bisa menjadi sandungan untuk Tuhan meninggikan hidup kita. Tuhan bisa memakai kita luar biasa, namun ada satu atau dua hal yang perlu kita serahkan kepada Kristus, hak untuk diakui, hak untuk diperdengarkan, hak untuk dihargai. Paulus ketika memperkenalkan diri, dia tidak menyebut dirinya sebagai rasul atau seorang yang gila hormat dan posisi.

Kedewasaan rohani berbicara mengenai peran dan fungsi, bukan posisi.
Mengapa Tuhan tidak memakai kita? Karena Tuhan melihat kita akan menjadi sombong dan tinggi hati. Mengapa Tuhan tidak memberi kita sebuah posisi? Karena Tuhan melihat kita belum siap untuk sebuah posisi itu. Terkadang cara terbaik untuk menggunakan hak kita untuk kemuliaan Tuhan adalah sama sekali dengan tidak menggunakan hak tersebut. Jadilah hamba-hamba Allah dalam setiap bidang yang sudah Tuhan tetapkan.

Filemon 1:2
dan kepada Apfia saudara perempuan kita dan kepada Arkhipus, teman seperjuangan kita dan kepada jemaat di rumahmu:
Apfia ini ditafsirkan sebagai pasangan dari Filemon. Kita harus bisa menghargai posisi dari setiap orang lain yang sudah Tuhan tempatkan dalam hidup kita.

Filemon 1:3-7
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku, karena aku mendengar tentang kasihmu kepada semua orang kudus dan tentang imanmu kepada Tuhan Yesus. Dan aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus. Dari kasihmu sudah kuperoleh kegembiraan besar dan kekuatan, sebab hati orang- orang kudus telah kauhiburkan, saudaraku.
Paulus adalah contoh pemimpin yang dipenuhi kata-kata untuk mendorong dan membangun. Kita diangkat oleh Tuhan untuk sebuah tujuan. Jika kita diberi kuasa dan kepemimpinan adalah untuk sebuah maksud dari Allah, yakni untuk kita menyelamatkan keluarga dan bahkan dunia ini dari kelaparan. Kita harus hidup saling menghargai satu sama lain, dengan sesama saudara seiman kita. Jangan gunakan hak kita untuk saling menyerang dan menjatuhkan. Pergunakan hak kita untuk kemuliaan Tuhan.

Filemon 1:8-10
Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan, tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus
Orang yang didalamnya dekat dan dipenuhi roh Allah, dia tidak akan mudah meminta-minta kepada orang lain. Namun dia tahu dan menghargai arti sebuah permintaan, yang hanya akan dipergunakan untuk kepentingan yang khusus.

Kita sebagai pemimpin, saat kita mulai buka mulut, akan keluar penilaian dunia yang akan menentukan ukuran kita berikutnya, apakah menjadi lebih kecil atau lebih besar.
Onesimus adalah salah seorang hamba yang mencuri dari majikannya, Filemon, dan lari. Onesimus akhirnya bertemu dengan Paulus dalam penjara. Paulus bisa saja dengan mudah untuk memerintahkan kepada Filemon karena Paulus adalah bapa rohaninya. Yang mempersulit kita dipercaya oleh sorga adalah kita sendiri yang memilih untuk mempersulit diri sendiri. Jangan pernah iri dengan sukses orang lain karena isi dari hati nya yang membuat perbedaan.

Filemon 1:11-14
dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku. Dia kusuruh kembali kepadamu– dia, yaitu buah hatiku–. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil, tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah- olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela.
Bagaimana kita memperlakukan orang-orang di bawah kepemimpinan kita, menunjukkan apakah kita mirip dengan juru selamat kita, menunjukkan apakah kita memiliki sifat-sifat ilahi dalam hidup kita.

Onesimus, memiliki arti nama, “useful” atau berguna. Paulus meminta Onesimus kembali ke kehidupan lamanya sebagai ciptaan baru. Jangan kita menjadi murahan sebagai anak Tuhan, jangan kita lari dari setiap permasalahan yang kita hadapi.

Yesus cukup bagaiku, bukan manusia. Setiap orang-orang akan Tuhan tambahkan dalam bilangan hidup kita asal kita punya hubungan yang dekat dengan Tuhan Yesus. Jangan pernah kecil hati jika kita tidak bermodal atau tidak berwibawa, Tuhan sendiri yang akan mengurapi dan mencukupkan hidup kita.

Paulus adalah “tuan baru” dari Onesimus, sedangkan Filemon adalah “tuan lama” dari Onesimus. Kita harus menghargai apa yang menjadi hak milik orang lain. Gereja yang baik tidak boleh memecah belah sebuah keluarga. Kita harus bisa melepaskan hak-hak kita dengan menghargai hak-hak orang yang di atas kita atau berada di barisan leboh depan daripada kita.

Filemon 1:15-19
Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama- lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan. Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri. Dan kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku– aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: Aku akan membayarnya– agar jangan kukatakan: ” Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu! “– karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri.
Paulus memohon kepada Filemon untuk menerima Onesimus. Dan bahkan apa yang dahulu pernah dicuri Onesimus, akan ditanggung oleh Paulus. Paulus mengajarkan bahwa hutang bagaimanapun adalah tetap hutang yang harus dibayar. Cara Paulus ketika meminta kepada Filemon tetap dengan cara yang sopan dan rendah hati, sekalipun Paulus dalam posisi yang superior bagi Filemon.

The power of lobbying is the power of giving up your right. Kuasa dari melobi adalah kuasa untuk melepaskan hak-hak kita.
Filemon 1:20-22
Ya saudaraku, semoga engkau berguna bagiku di dalam Tuhan: Hiburkanlah hatiku di dalam Kristus! Dengan percaya kepada ketaatanmu, kutuliskan ini kepadamu. Aku tahu, lebih dari pada permintaanku ini akan kaulakukan. Dalam pada itu bersedialah juga memberi tumpangan kepadaku, karena aku harap oleh doamu aku akan dikembalikan kepadamu.
Jangan gunakan hak kita dengan sembarangan. Pergunakan hak kita hanya untuk kemuliaan nama Tuhan.

Filemon 1:23-25
Salam kepadamu dari Epafras, temanku sepenjara karena Kristus Yesus, dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman- teman sekerjaku. Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai roh kamu!
                   AOG 23 Feb 2014 Kotbah

Kunci dekat dengan Yesus, kunci promosi, kunci dekat dengan Roh Kudus adalah kita menyerahkan hak kita untuk Tuhan Yesus dan Tuhan Yesus yang akan menjamin hidup kita karena kita adalah biji mata-Nya.




Sumber:  mynamedany87.wordpress.com