KUALITAS YANG TERUJI
Bacaan Firman
2 Korintus 11:23-28
Nelson Mandela adalah tokoh pejuang anti apartheid yang
memperjuangkan persamaan hak-hak kulit hitam. Madiba, demikian
julukannya, yang artinya "Bapak Bangsa", merupakan orang kulit hitam
pertama yang memegang jabatan Presiden Afrika Selatan periode 1994-1999.
Ia menolak mencalonkan diri untuk periode kedua dan digantikan oleh
wakilnya, Thabo Mbeki. Mandela kemudian fokus pada aktivitas amal demi
memberantas kemiskinan dan HIV/AIDS melalui Nelson Mandela Foundation.
Karier politiknya sungguh menjadi inspirasi bagi dunia. Mandela pernah
menjalani masa kurungan selama 27 tahun. Pertama di Pulau Robben,
kemudian di Penjara Pollsmoor dan Penjara Victor Verster. Dari durasi
penahanannya, seharusnya cukup untuk membungkam idealisme serta
menumpulkan intelegensi Mandela.
Namun faktanya, kakunya dinding dan
dinginnya lantai penjara tidak melunturkan kualitas dirinya. Mandela
tetap cemerlang. Ia tetaplah macan podium yang orasinya selalu ditunggu
oleh pendukungnya sebagai pembakar semangat. Lewat beragam penghargaan
yang diterimanya seperti Nobel Perdamaian tahun 1993, medali kemerdekaan
dari Presiden Amerika Serikat, Order of Lenin dari Uni Soviet, serta
lebih dari 250 penghargaan lainnya, cukup menggambarkan pengakuan dunia
atas kualitas diri seorang Nelson Mandela.
Di dalam Alkitab, kita melihat tokoh pemberani, yaitu Paulus. Dipanggil Tuhan dari seorang yang awalnya sangat membenci pengikut Kristus, lalu berbalik menjadi salah satu rasul yang paling militan dalam memberitakan Kabar Baik. Oleh pelayanannya, Kabar Baik berkembang ke seluruh Asia, Eropa, hingga akhirnya menjangkau seluruh dunia. Ketika ia mengajarkan tentang panggilan untuk ikut menderita bagi Kristus, pengajarannya bukanlah kata-kata kosong, sebab ia sudah membuktikannya lebih dahulu.
Paulus sering keluar-masuk penjara, didera di luar batas, kerap dalam bahaya maut, disesah, dilempari batu, mengalami karam kapal, diancam bahaya banjir dan penyamun, bahaya dari orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi; bahaya di kota, di padang gurun, di tengah laut; dan bahaya dari saudara-saudara palsu, kerap kali tidak tidur, lapar, dan dahaga, kerap kali berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian.
Kesemuanya itu dilakukan
Paulus untuk memelihara semua jemaat-jemaat. Apakah Paulus menjadi
mundur langkahnya dengan semua tantangan tersebut? Tidak sama sekali! Ia
justru mengibaratkan dirinya sebagai seorang prajurit yang sedang
berjuang dan tidak memusingkan diri dengan soal-soal penghidupan.
Tuhan mengizinkan kita mengalami beragam tantangan hidup dengan maksud untuk menguji kualitas iman kita. Seorang pemenang tidak pernah surut langkahnya ketika bertemu masalah. Ia menjadikan masalah sebagai batu loncatan untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Bagi orang-orang seperti ini, masalah adalah sarana untuk menguji level keahlian mereka.
DOA
Bapa, terima kasih buat semua hal yang terjadi dalam hidupku, karena lewat semua masalah dan tantangan hidup, Engkau sedang membentukku. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
Sumber :mannasorgawi.net
Gambar :google.com