DITEMUKAN VAKSIN PALSU, BUKAN ALASAN ANAK TAK DIIMUNISASI

JAKARTA, Badan
Reserse Kriminal Polri tengah mengusut kasus beredarnya vaksin palsu di
Tangerang, Bekasi, dan Jakarta. Sejauh ini, sudah ada tujuh tersangka
yang diamankan.
Ditemukannya vaksin palsu barangkali membuat para orangtua khawatir
saat sang anak harus mendapat imunisasi. Namun, jangan sampai
kekhawatiran itu membuat orangtua tak membawa anaknya untuk diberi
vaksin.
"Jangan sampai gara-gara begini, orangtua khawatir berlebihan,
anaknya enggak divaksinasi. Itu bisa lebih bahaya lagi karena manfaat
vaksin jauh melebihi risikonya," ujar Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe,
M.Sc-VPCD saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/6/2016).
Vaksinolog lulusan University of Siena, Italy ini mengatakan, untuk
meminimalkan risiko mendapat vaksin palsu, lakukanlah imunisasi di
tempat yang memang sudah ditunjuk secara resmi oleh pemerintah, seperti
puskesmas dan rumah sakit besar. Hindari dulu vaksinasi di klinik-klinik
kecil.
Orangtua juga boleh saja meminta ditunjukkan kemasan vaksin sebelum
diberikan pada anak. Selain orangtua, para tenaga medis juga harus jeli
jika melihat ada perbedaan kualitas cetakan label di kardus maaupun
botol vksin. Secara fisik, juga bisa dilihat apakah cairan vaksin jernih
atau sudah keruh.
Dirga mengatakan, selama ini produksi vaksin hingga didistribusikan
dan sampai ke masyarakat sebenarnya sudah sangat terjaga. Hanya saja,
dengan adanya kasus ini, pengawasan pun sebaiknya perlu diperketat.
"Pemerintah, Kemenkes, BPOM harus proaktif, mungkin lebih sering
diadakan sidak untuk ambil sampling vaksin asli atau palsu," kata Dirga.
Dirga berharap, polisi dapat segera mengusut tuntas kasus vaksin
palsu dan peredaran vaksin palsu tidak terjadi secara meluas, sehingga
tidak memengaruhi cakupan imunisasi nasional.
Sumber: kompas.com