BADAI BESAR AUSTRALIA MENEWASKAN 3 ORANG
![]() |
Ombak setinggi 5 meter menghantam bagian timur Australia, termasuk Sydney, dan Badan Meteorologi memperingatkan akan adanya bahaya badai bergerak ke selatan. (AAP/David Moir/Reuters) |
Jakarta, Ombak besar ditambah dengan angin kencang dan hujan
lebat menyapu tiga orang hingga tewas di Australia pada Senin (6/6),
setelah badai juga memaksa ratusan orang meninggalkan rumahnya.
Dua jasad ditemukan di dalam mobil yang terbawa arus banjir sementara satu pria tersapu ombak di pantai Bondi, Sydney.
Dua jasad ditemukan di dalam mobil yang terbawa arus banjir sementara satu pria tersapu ombak di pantai Bondi, Sydney.
Ombak setinggi 5 meter menghantam bagian timur Australia, termasuk
Sydney, dan Badan Meteorologi memperingatkan akan adanya bahaya badai
bergerak ke selatan.
Diberitakan Reuters, layanan gawat darurat New South Wales pun mengatakan bahwa mereka sudah menerima 9.250 panggilan dan melakukan 280 misi penyelamatan banjir.
Sementara itu, pihak asuransi telah menerima lebih dari 11.150 klaim dengan perkiraaan kerugian mencapai A$38 juta. Dewan Asuransi Australia memperkirakan angka itu akan terus bertambah selama beberapa hari ke depan.
Saham dari beberapa perusahaan asuransi terbesar di Australia, seperti QBE Insurance, Insurance Australia Group, dan Suncorp, dilaporkan merosot. Namun seorang analis dari CLSA, Jan Van Der Schalk, tak melihat adanya dampak pendapatan besar untuk perusahaan asuransi.
Bencana ini juga menghantam usaha berbasis internet, seperti situs Channel Nine, Foxtel Play, dan Domino's Pizza pada Minggu (5/6), ketika Amazon Web Service zona Sydnye juga mati selama dua jam.
Mesin-mesin ATM di berbagai bank di Sydney juga terkena imbas badai di Australia ini.
Lebih jauh lagi, bencana ini juga mengganggu sistem perdagangan internasional melalui laut. Pelabuhan Otoritas New South Wales ditutup sepanjang akhir pekan.
Pelabuhan ini merupakan titik keluar paling besar untuk batubara termal laut di dunia dan digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Glencore, Rio Tinto, dan Anglo American.
Kendati demikian, Glencore mengklaim bahwa penutupan ini tak berdampak terlalu besar bagi perusahaannya.
"Ketika beberapa situs mengalami interupsi produksi kecil, tak ada yang berdampak pada obligasi kontrak atau prakiraan produksi kami," demikian bunyi pernyataan resmi dari Glencore.
Sementara itu, penghubung impor kendaraan terbesar di Australia, Pelabuhan Kembla, hingga kini masih ditutup karena badai diperkirakan bergerak ke selatan.
Diberitakan Reuters, layanan gawat darurat New South Wales pun mengatakan bahwa mereka sudah menerima 9.250 panggilan dan melakukan 280 misi penyelamatan banjir.
Sementara itu, pihak asuransi telah menerima lebih dari 11.150 klaim dengan perkiraaan kerugian mencapai A$38 juta. Dewan Asuransi Australia memperkirakan angka itu akan terus bertambah selama beberapa hari ke depan.
Saham dari beberapa perusahaan asuransi terbesar di Australia, seperti QBE Insurance, Insurance Australia Group, dan Suncorp, dilaporkan merosot. Namun seorang analis dari CLSA, Jan Van Der Schalk, tak melihat adanya dampak pendapatan besar untuk perusahaan asuransi.
Bencana ini juga menghantam usaha berbasis internet, seperti situs Channel Nine, Foxtel Play, dan Domino's Pizza pada Minggu (5/6), ketika Amazon Web Service zona Sydnye juga mati selama dua jam.
Mesin-mesin ATM di berbagai bank di Sydney juga terkena imbas badai di Australia ini.
Lebih jauh lagi, bencana ini juga mengganggu sistem perdagangan internasional melalui laut. Pelabuhan Otoritas New South Wales ditutup sepanjang akhir pekan.
Pelabuhan ini merupakan titik keluar paling besar untuk batubara termal laut di dunia dan digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Glencore, Rio Tinto, dan Anglo American.
Kendati demikian, Glencore mengklaim bahwa penutupan ini tak berdampak terlalu besar bagi perusahaannya.
"Ketika beberapa situs mengalami interupsi produksi kecil, tak ada yang berdampak pada obligasi kontrak atau prakiraan produksi kami," demikian bunyi pernyataan resmi dari Glencore.
Sementara itu, penghubung impor kendaraan terbesar di Australia, Pelabuhan Kembla, hingga kini masih ditutup karena badai diperkirakan bergerak ke selatan.
Sumber: cnnindonesia.com