Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

YANG PALING PERTAMA


Bacaan Hari Ini:
Daniel 6:10 Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.

Apa yang akan Anda lakukan jika ada hukum yang melarang orang berdoa - di tempat umum, bahkan di rumah Anda sendiri? Apakah Anda akan berhenti berdoa? Apakah Anda akan berdoa sembunyi-bunyi? Paling tidak jika Anda berdoa di rumah, Anda mungkin akan menutup jendela dan tirai, bukan? Atau kemungkinan besar, Anda tidak akan pernah berdoa di depan umum, bukan?

Nabi Daniel mendapati dirinya terjebak dalam situasi sulit ini. Daniel diangkat menjadi posisi terpandang di kerajaan, sehingga itu membuat para penguasa lainnya marah. Mereka tidak suka Daniel dan berusaha mencari-cari aibnya (Ini amat sering terjadi terutama di masa kampanye.)
Namun Daniel ternyata orang yang bersih. 

Musuh-musuhnya tahu satu-satunya cara agar mereka bisa menjatuhkan dia yaitu dengan sesuatu yang berkaitan dengan hubungannya dengan Allah.  Mereka tahu bahwa tiga kali sehari, Daniel akan pulang ke rumahnya, membuka semua jendela, berlutut, dan berdoa kepada Allah.

Maka, musuh-musuh Daniel menghadap sang raja dan memperdayanya untuk menandatangani sebuah surat perintah yang melarang berdoa bagi siapa pun, kecuali berdoa kepada sang raja. Raja yang bodoh ini pun menandatanganinya, dan perangkap disiapkan untuk Daniel.

Daniel tahu bahwa hukum itu telah disahkan, namun ia tetap pulang ke rumah, dengan jendela-jendela yang terbuka lebar, ia berlutut dan berdoa seperti biasanya. Dan yang menarik, Daniel 6:10 mengatakan bahwa Daniel "memuji Allahnya." Itulah hal nomor satu yang harus kita lakukan ketika kita datang kepada Allah dalam doa. Mengapa? Sebab jika kita bersyukur kepada-Nya, artinya kita sedang mengakui kemuliaan-Nya dan kebesaran-Nya. Dan saat kita menyembah dan menghormati Dia, kita mulai bisa melihat segala sesuatunya melalui perspektif Allah.





Saat kita melihat Allah sebagai Tuhan, kita akan melihat tantangan, 
masalah, dan kebutuhan kita melalui sudut pandang Dia. 
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)
Gambar :google.com