WHO PERINGATKAN VIRUS ZIKA MUNGKIN MENYEBAR KE EROPA
![]() |
WHO memperingatkan bahwa virus Zika dapat menyebar ke Eropa seiring dengan semakin hangatnya cuaca, meski dengan risiko yang rendah. (Reuters/Paulo Whitaker) |
Jakarta,
Badan kesehatan dunia, WHO, memperingatkan bahwa
virus Zika dapat menyebar ke Eropa seiring dengan semakin hangatnya
cuaca, meski dengan risiko yang rendah.
Kantor WHO untuk wilayah Eropa merilis tinjauan pertama soal ancaman Zika untuk kawasan itu pada Rabu (18/5) dan menyebutkan bahwa risiko keseluruhan penyebaran virus ini di Eropa dalam kategori rendah hingga sedang.
Kantor WHO untuk wilayah Eropa merilis tinjauan pertama soal ancaman Zika untuk kawasan itu pada Rabu (18/5) dan menyebutkan bahwa risiko keseluruhan penyebaran virus ini di Eropa dalam kategori rendah hingga sedang.
Risiko akan meningkat di sejumlah daerah di mana nyamuk Aedes
berkembang, khususnya di pulau Madeira dan wilayah timur laut perairan
Laut Hitam.
"Ada risiko penyebaran penyakit virus Zika di Kawasan Eropa dan risiko ini bervariasi dari satu negara ke negara lainnya," kata Zsuzsanna Jakab, direktur regional WHO untuk Eropa, dikutip dari Reuters.
"Kami memperingatkan, terutama di negara-negara berisiko tinggi, untuk memperkuat kapasitas nasional dan memprioritaskan kegiatan yang akan mencegah wabah Zika dalam skala besar," ujarnya.
Kantor WHO untuk kawasan Eropa meliputi 53 negara dan hampir 900 juta jumlah penduduk, membentang dari Samudra Arktik di utara hingga Laut Mediterania di selatan serta dari Samudera Atlantik di barat hingga Samudera Pasifik di timur.
Wabah dan penyebaran Zika dalam skala besar dimulai di Brazil dan menjadi peringatan global. Virus ini dikaitkan dengan ribuan kasus cacat lahir yang dikenal dengan istilah microcephaly pada bayi perempuan yang terinfeksi Zika saat hamil.
WHO menyatakan terdapat konsensus ilmiah yang kuat bahwa Zika juga dapat menyebabkan Guillain-Barre, sindrom neurologis langka yang menyebabkan kelumpuhan sementara pada orang dewasa.
Kantor WHO untuk Eropa menyatakan bahwa jika tidak ada langkah untuk mengurangi ancaman Zika, kehadiran nyamuk Aedes aegypti yang dapat membawa virus tersebut yang berarti kemungkinan penularan Zika dapat terjadi di 18 negara Eropa.
Sementara, 36 negara Eropa lainnya mengalami ancaman risiko penyebaran virus Zika dalam skala rendah, sangat rendah atau tidak tersebar sama sekali. Pasalnya, nyamuk aedes tidak ditemukan di sejumlah negara itu dan iklim di sana tidak akan membuat nyamuk jenis itu mampu bertahan hidup.
WHO memperingatkan bahwa negara-negara dengan risiko penyebaran Zika berskala sedang hingga tinggi harus meningkatkan langkah untuk mencegah penyebaran nyamuk dan mengurangi kepadatan penduduk mereka.
Negara dengan risiko penyebaran virus Zika yang tinggi juga harus membekali petugas kesehatan mereka agar dapat mendeteksi kasus-kasus awal, melaporkannya dengan cepat, dan membantu warga yang berisiko tertular, terutama ibu hamil, serta melindungi diri dari infeksi.
Peringatan penyebaran virus Zika oleh WHO, menurut Paul Hunter, profesor perlindungan kesehatan di Universitas Inggris of East Anglia, sanagt "tepat dan nyata," meskipun dia menambahkan bahwa kemungkinan penyebaran wabah itu hanya dalam jangka pendek.
"Ada risiko penyebaran penyakit virus Zika di Kawasan Eropa dan risiko ini bervariasi dari satu negara ke negara lainnya," kata Zsuzsanna Jakab, direktur regional WHO untuk Eropa, dikutip dari Reuters.
"Kami memperingatkan, terutama di negara-negara berisiko tinggi, untuk memperkuat kapasitas nasional dan memprioritaskan kegiatan yang akan mencegah wabah Zika dalam skala besar," ujarnya.
Kantor WHO untuk kawasan Eropa meliputi 53 negara dan hampir 900 juta jumlah penduduk, membentang dari Samudra Arktik di utara hingga Laut Mediterania di selatan serta dari Samudera Atlantik di barat hingga Samudera Pasifik di timur.
Wabah dan penyebaran Zika dalam skala besar dimulai di Brazil dan menjadi peringatan global. Virus ini dikaitkan dengan ribuan kasus cacat lahir yang dikenal dengan istilah microcephaly pada bayi perempuan yang terinfeksi Zika saat hamil.
WHO menyatakan terdapat konsensus ilmiah yang kuat bahwa Zika juga dapat menyebabkan Guillain-Barre, sindrom neurologis langka yang menyebabkan kelumpuhan sementara pada orang dewasa.
Markas WHO di Geneva pada
Februari lalu menyatakan wabah Zika menyebabkan keadaan darurat
kesehatan masyarakat yang menjadi keprihatinan internasional (PHEIC),
peringatan itu menyebar secara "eksplosif" di Amerika.
Kantor WHO untuk Eropa menyatakan bahwa jika tidak ada langkah untuk mengurangi ancaman Zika, kehadiran nyamuk Aedes aegypti yang dapat membawa virus tersebut yang berarti kemungkinan penularan Zika dapat terjadi di 18 negara Eropa.
Sementara, 36 negara Eropa lainnya mengalami ancaman risiko penyebaran virus Zika dalam skala rendah, sangat rendah atau tidak tersebar sama sekali. Pasalnya, nyamuk aedes tidak ditemukan di sejumlah negara itu dan iklim di sana tidak akan membuat nyamuk jenis itu mampu bertahan hidup.
WHO memperingatkan bahwa negara-negara dengan risiko penyebaran Zika berskala sedang hingga tinggi harus meningkatkan langkah untuk mencegah penyebaran nyamuk dan mengurangi kepadatan penduduk mereka.
Negara dengan risiko penyebaran virus Zika yang tinggi juga harus membekali petugas kesehatan mereka agar dapat mendeteksi kasus-kasus awal, melaporkannya dengan cepat, dan membantu warga yang berisiko tertular, terutama ibu hamil, serta melindungi diri dari infeksi.
Peringatan penyebaran virus Zika oleh WHO, menurut Paul Hunter, profesor perlindungan kesehatan di Universitas Inggris of East Anglia, sanagt "tepat dan nyata," meskipun dia menambahkan bahwa kemungkinan penyebaran wabah itu hanya dalam jangka pendek.
Sumber: cnnindonesia.com