URUSAN HATI
Bacaan Hari Ini:
Matius 15:8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Pernahkah Anda mendapati diri Anda tidak fokus selama sesi puji-pujian?
Ketika Anda bernyanyi, mungkin Anda berpikir, aku sangat muak dengan
lagu ini. Mengapa kita masih saja menyanyikan lagu ini?
Atau mungkin
Anda melihat sekeliling Anda sambil berkata pada diri sendiri, aku lebih
spiritual dibanding siapa pun di ruangan ini. Aku pemuja Tuhan yang
paling hebat. Atau mungkin juga Anda berpikir, makan apa ya selesai
gereja?
Selama menaikkan pujian, bisa saja pikiran kita tak tertuju pada Allah sama sekali. Tapi ini yang perlu kita ketahui: Ibadah bukanlah sebuah pertunjukan; ini urusan hati. Allah melihat apa yang sedang terjadi di dalam hati Anda. Mengutip perkataan Yesaya, Yesus berkata, Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku Matius 15:8).
Yesus bercerita tentang kisah seorang Farisi dan seorang pemungut cukai yang sama-sama pergi ke Bait Allah untuk berdoa. Pemungut pajak adalah orang-orang yang dibenci di mata hampir semua orang, sementara orang-orang Farisi sendiri adalah orang-orang yang paling religius dibanding yang lainnya.
Yesus berkata bahwa Orang Farisi itu berdiri dan
berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu,
karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan
orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala
penghasilanku (Lukas 18:11-12).
Tetapi si pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh di dalam Bait Allah, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, ia hanya bisa memukul dirinya dan berseru: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Yesus menyimpulkan kisahnya itu dengan berkata, "Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan" (ayat 14). Mengapa? Sebab hatinya benar di hadapan Allah.
Ketika kita menaikan puji-pujian, marilah kita melakukannya dengan
segenap hati.
Karena inti dari ibadah kita adalah hati kita.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)
Gambar : google.com