PUASA BELUM MULAI HARGADAGING SAPI DI PURWOKERTO Rp. 120.000/KG
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivCeUE5L7aVnG2t99k1QD0vjd3XHYqkadQX54cqacax9Wf91Xi9DiAUKAXtZdKgeP2sF2n6_N9X5rc-gS9ezMseaTBoRUrip-k-Bl1XZaC0xh9R4_Q9Qzu4q10rwhy968FAxCw1rwHmzI/s400/1.jpg)
Dokumentasi
sapi hidup impor dari Australia, saat kapal pengangkutnya tiba di di
Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (30/7). Pemerintah membuka lagi
keran impor daging sapi sebagai langkah cepat menurunkan kenaikan harga
komoditas pangan ini menghadapi Lebaran 2016 kali ini. Pemerintah
menargetkan harga daging sapi di kisaran Rp80.000/kilogram sementara
saat ini, sebelum Ramadhan, harganya sudah bertengger di
Rp120.000/kilogram.
... konsumen utama daging sapi di Banyumas adalah pedagang bakso dengan konsumsi lebih dari 50 persen. Mereka lebih memilih daging sapi dalam negeri daripada daging sapi impor...
Purwokerto, Jawa Tengah, Walau pemerintah ingin
harga komoditas pangan turun menjelang Lebaran ini, namun faktanya harga
daging sapi di tingkat pengecer dan pedagang keliling kota Purwokerto,
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, naik dari Rp110.000 perkilogram menjadi
Rp120.000 perkilogram.
Salah seorang pedagang keliling, Beni (46), di Purwokerto, Senin, menyatakan, kenaikan harga daging sapi sudah rutin terjadi setiap menjelang Ramadhan, seperti halnya kebutuhan pokok lain masyarakat.
Selain daging sapi, harga daging ayam potong di Purwokerto juga naik dari Rp30.000 perkilogram menjadi Rp33.000-Rp34.000 perkilogram serta telur ayam negeri naik dari Rp20.000 perkilogram
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Banyumas, Widarso, terus mengawasi ketersediaan daging sapi dan daging ayam potong di pasaran.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pedagang Daging Sapi Kabupaten Banyumas, Endar Susanto, mengatakan, masyarakat lebih menyukai daging sapi dalam negeri ketimbang daging sapi impor. Padahal impor daging sapi oleh pemerintah untuk menekan harga komoditas tersebut hingga Rp80.000 perkilogram.
Selain itu, kata dia, daging sapi impor biasanya tidak bisa digunakan untuk membuat bakso sehingga pedagang bakso lebih memilih daging sapi dalam negeri karena masih segar.
"Di sini, konsumen utama daging sapi di Banyumas adalah pedagang bakso dengan konsumsi lebih dari 50 persen. Mereka lebih memilih daging sapi dalam negeri daripada daging sapi impor," katanya.
Oleh karena itu, dia mengusulkan kepada pemerintah agar mengimpor sapi hidup daripada daging impor sehingga lebih bermanfaat dan konsumennya akan semakin banyak.
Salah seorang pedagang keliling, Beni (46), di Purwokerto, Senin, menyatakan, kenaikan harga daging sapi sudah rutin terjadi setiap menjelang Ramadhan, seperti halnya kebutuhan pokok lain masyarakat.
Selain daging sapi, harga daging ayam potong di Purwokerto juga naik dari Rp30.000 perkilogram menjadi Rp33.000-Rp34.000 perkilogram serta telur ayam negeri naik dari Rp20.000 perkilogram
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Banyumas, Widarso, terus mengawasi ketersediaan daging sapi dan daging ayam potong di pasaran.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pedagang Daging Sapi Kabupaten Banyumas, Endar Susanto, mengatakan, masyarakat lebih menyukai daging sapi dalam negeri ketimbang daging sapi impor. Padahal impor daging sapi oleh pemerintah untuk menekan harga komoditas tersebut hingga Rp80.000 perkilogram.
Selain itu, kata dia, daging sapi impor biasanya tidak bisa digunakan untuk membuat bakso sehingga pedagang bakso lebih memilih daging sapi dalam negeri karena masih segar.
"Di sini, konsumen utama daging sapi di Banyumas adalah pedagang bakso dengan konsumsi lebih dari 50 persen. Mereka lebih memilih daging sapi dalam negeri daripada daging sapi impor," katanya.
Oleh karena itu, dia mengusulkan kepada pemerintah agar mengimpor sapi hidup daripada daging impor sehingga lebih bermanfaat dan konsumennya akan semakin banyak.
Sumber: antaranews.com