POLISI BEBERKAN ULAH WN PERANCIS YANG DITEMBAK MATI DI BALI
![]() |
Polisi menyebut Amokrane kerap melakukan tindakan yang meresahkan warga dan turis di Kuta Utara. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf) |
Jakarta,
Polisi Bali menyebut berbagai upaya persuasif sudah
dilakukan untuk mengamankan warga negara Perancis Amokrane Sabet sebelum
ditembak mati kemarin. Polisi memang sudah lama ingin mengamankan
petarung seni bela diri campuran (mix martial art) itu karena sudah
banyak warga Kuta Utara diresahkan akibat ulahnya.
Kepala Bidang Humas Polda Bali Komisaris Besar Hery Wiyanto mengatakan, sudah banyak sekali laporan yang masuk ke Polsek Kuta Utara terkait tindakan Amokrane yang meresahkan warga.
"Ada tindakan pengancaman, ada juga yang melapor dia makan tidak bayar," kata Hery, Selasa (3/5).
Kepala Bidang Humas Polda Bali Komisaris Besar Hery Wiyanto mengatakan, sudah banyak sekali laporan yang masuk ke Polsek Kuta Utara terkait tindakan Amokrane yang meresahkan warga.
"Ada tindakan pengancaman, ada juga yang melapor dia makan tidak bayar," kata Hery, Selasa (3/5).
Laporan juga datang dari para wisatawan asing. Setidaknya ada 20
turis melapor pernah dimintai uang disertai ancaman oleh Amokrane. Warga
sekitar memang takut kepada pria tersebut. Selain memiliki badan besar
dan kekar, Amokrane diketahui kerap membawa pisau. Bahkan tokoh adat dan
kepala pecalang setempat pernah diancam oleh Amokrane.
"Itu yang awalnya jadi dasar untuk ditindaklanjuti Kapolsek Kuta Utara," kata Hery.
Kapolsek selanjutnya mengirimkan surat pemanggilan untuk dimintai keterangan untuk Amokrane.Namun surat panggilan pertama itu disobek olehnya. Begitu pula surat panggilan kedua.
Sesuai dengan prosedur, surat panggilan ketiga dilakukan disertai upaya penjemputan paksa. Sebelum upaya ini dilakukan, polisi berkoordinasi dengan Kantor Imigrasi. Dari Imigrasi diketahui bahwa Amokrane izin tinggalnya berakhir pada 27 September 2015 dan belum diperpanjang.
"Kemarin akan ada upaya paksa sebagai tindak lanjut laporan dan akan dilakukan deportasi sesuai dengan ketentuan," kata Hery.
Namun Amokrane tak mau menyerahkan diri. Sambil membawa pisau ia menantang petugas untuk menembaknya.
Belakangan ia menyerang seorang petugas Polsek Kuta Utara menggunakan pisau yang dibawanya hingga petugas tersebut tewas.
"Itu yang awalnya jadi dasar untuk ditindaklanjuti Kapolsek Kuta Utara," kata Hery.
Kapolsek selanjutnya mengirimkan surat pemanggilan untuk dimintai keterangan untuk Amokrane.Namun surat panggilan pertama itu disobek olehnya. Begitu pula surat panggilan kedua.
Sesuai dengan prosedur, surat panggilan ketiga dilakukan disertai upaya penjemputan paksa. Sebelum upaya ini dilakukan, polisi berkoordinasi dengan Kantor Imigrasi. Dari Imigrasi diketahui bahwa Amokrane izin tinggalnya berakhir pada 27 September 2015 dan belum diperpanjang.
"Kemarin akan ada upaya paksa sebagai tindak lanjut laporan dan akan dilakukan deportasi sesuai dengan ketentuan," kata Hery.
Namun Amokrane tak mau menyerahkan diri. Sambil membawa pisau ia menantang petugas untuk menembaknya.
Belakangan ia menyerang seorang petugas Polsek Kuta Utara menggunakan pisau yang dibawanya hingga petugas tersebut tewas.
Karena itu, kata Hery, petugas merasa perlu melepaskan tembakan untuk melumpuhkannya. Sebelum tembakan yang membuatnya tewas, polisi sudah melepaskan tembakan peringatan ke udara, tembakan peluru hampa dan peluru karet.
"Semua sudah sesuai SOP, negosiasi, tembakan peringatan. Dia malah menyerang anggota kami," ujarnya.
Setelah tewas, jenazah Amokrane dibawa ke rumah sakit. Polisi masih berkoordinasi dengan Konsulat Kehormatan Perancis untuk memastikan visum atau autopsi pada jenazah Amokrane.
Sementara itu Atase Pers Kedutaan Perancis Gaspard Vignal membenarkan jika Amokrane Sabet adalah warga negara Perancis. "Kami telah diinformasikan perihal kematiannya dan berkoordinasi dengan otoroitas lokal (di Bali)," kata Gaspard.
Saat ditanya soal kasus yang menjerat atlet petarung gaya campuran (mix martial art) ini, Gaspard enggan berkomentar banyak. "Kami masih menunggu informasi lebih lanjut tentang apa yang terjadi kemarin," katanya.
Sumber: cnnindonesia.com