Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENEMUKAN 'KOTA HILANG' PETRA DI YORDANIA

Petra - Petra, komplek kota kuno yang menawarkan sejuta pesona. Salah satu keajaiban dunia yang pernah hilang, namun akhirnya ditemukan kembali.

Petra dikenal juga dengan nama Raqmu atau kerap disebut juga sebagai 'Kota Mawar' karena warna batu pahatan yang menyerupai bunga cantik tersebut. Lokasinya berada di sisi selatan Yordania, atau berjarak sekitar empat jam perjalanan dari ibu kota Amman.

detikTravel berkesempatan untuk melihat dari dekat Petra atas undangan Jordan Tourism Board (Badan Pariwisata Yordania) pada 16-23 Mei lalu. Saat itu, rombongan bergerak dari kawasan Laut Mati lalu melewati gunung Nebo sampai jalan tol gurun hingga ke wilayah Ma'an, tempat Petra berada.

Kota Tua Petra tak akan terlihat secara kasat mata bila kita mencarinya di atas bukit. Suku nabatean sekitar tahun 312 Sebelum Masehi (SM) sudah memikirkan cara agar terlindung dari serangan musuh dengan membangun kota di antara bukit-bukit berbatu cadas atau sand stone.
Rumah-rumah kuno Petra Nabatean (Madin/detikTravel)



(Madin/detikTravel)

Waleed Hayesat, pemandu sekaligus arkeolog yang pernah ikut proyek ekskavasi di Petra menjelaskan, kawasan Petra terletak di tengah-tengah antara Teluk Aqaba dan Laut Mati pada ketinggian kurang lebih 800 hingga 1.396 meter di atas permukaan laut, tepatnya di lembah pegunungan Edom, sebelah timur dari lembah Arabah. Luas komplek Petra kurang lebih sekitar 264 kilometer persegi.

"Anda harus mempersiapkan diri menggunakan sepatu yang nyaman dan fisik prima, karena kita akan berjalan cukup jauh," pesan Waleed kepada para pengunjung sebelum ke Petra.

Turis-turis Eropa dan Amerika Serikat, kata Waleed, biasanya menghabiskan waktu dua sampai empat hari untuk menjelajahi Petra. Banyak objek yang bisa dikunjungi, namun letaknya cukup berjauhan, bahkan ada yang sampai di atas bukit, dan harus dijangkau dengan menaiki seribu anak tangga.

"Jadi, Petra bisa dinikmati sambil hiking," imbuhnya.

Sepanjang perjalanan menuju gerbang utama Petra, sudah terlihat beberapa bangunan 'pembuka'. Di sana, ada juga makam yang digunakan untuk memberikan penghormatan terakhir pada bagian dari anggota suku.

Gerbang Petra akan dimulai dengan penampakan sebuah aliran sungai dan bendungan kecil. Suku Nabatean memiliki kemampuan yang cukup tinggi dalam urusan pengelolaan air. Mereka sudah membuat jalur khusus untuk minum dan kebutuhan sehari-hari. Mereka juga sudah memikirkan pola aliran agar terhindar dari banjir.

Setelah itu, kita akan melihat Siq, sebuah jalan di antara celah sempit dua bukit bebatuan sepanjang hampir 2 kilometer. Lebar tersebut hanya dua meter. Bentuknya seperti batuan besar yang terbelah dua.

"Akses menuju Petra hanya bisa melalui celah sempit ini, cukup hebat bukan bagaimana mereka sudah memikirkan semuanya? Ini juga untuk pertahanan sangat bagus, karena mereka bisa menguasai ketinggian," terang Waleed.
Celah tebing Siq untuk pintu masuk ke Petra (Madin/detikTravel)



Treasury (Madin/detikTravel)
Usai melewati Siq, kita akan langsung bertemu dengan Treasury, ikon utama dari komplek Petra yang kerap menghiasi berbagai foto wisata. Tempat yang diberi nama Al Khazneh tersebut dipahat dari bukit utama dan sengaja dibangun untuk makam atau kuil. Bangunan eksotis tersebut memiliki tinggi 76 meter dan terdiri atas 6 pilar di bawah dan enam pilar di atas.

"Di atas pilar itu ada kotak berbentuk gigi berjumlah 365. Ini sebagai tanda bahwa suku Nabatean sudah mengenal jumlah hari sejak dulu," cerita Waleed.

Selain Treasury, Anda juga bisa menyusuri rumah-rumah kecil yang dihuni oleh penduduk Petra zaman dulu kala. Rumah itu sangat sederhana, dipahat dengan seadanya, hanya berbentuk lubang kecil seperti gua, lalu di dalamnya terdapat ruangan-ruangan lain.
Penampakan Treasury yang megah (Madin/detikTravel)

Ada juga teater roma yang dibangun di era Romawi. Petra pernah dikuasai Romawi, sehingga jasad-jasad yang disimpan di dalam makam sampai simbol-simbol yang digunakan oleh suku Nabatean dibersihkan. Pihak Romawi kemudian mengalihfungsikan bangunan itu menjadi arena pengadilan dan lain-lain.

Di atas bukit terdapat juga biara yang dibangun oleh suku nabatean. Untuk mencapainya, kita harus berjalan kaki dan menaiki sekitar 1.000 anak tangga. Sebuah komplek bernama Royal Tumb juga terdapat di sana. Semua masih asli hasil pahatan suku Nabatean. Sangat indah.

Selain itu, di sekitar bukit tersebut juga terdapat Gunung Harun. Para pengunjung percaya, di puncak Jabal Harun inilah, Nabi Harun meninggal dan dimakamkan oleh Nabi Musa. Pada abad ke-14 Masehi, sebuah masjid dibangun di sana dengan kubah berwarna putih yang terlihat dari berbagai area di sekitar Petra. 





Sumber: detik.com