MAKNA HARKITNAS BAGI AHOK: JATUH 7 KALI, BANGKIT 7 KALI
Jakarta - Tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan
Nasional, merujuk pada berdirinya organisasi Boedi Oetomo tahun 1908.
Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) punya cara sendiri dalam
memaknai kebangkitan.
"Namanya juga bangkit kan? Prinsip kita, kita peringati tiap tahun ini supaya ingatkan kita, kita memperjuangkan RI ini, memperjuangkan keadilan sosial ini, kita bisa jatuh. Jatuh 7 kali bangkit 7 kali," kata Ahok usai menjadi inspektur upacara di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (20/5/2016).
Menurut Ahok, adalah hal biasa jika dalam hidup ada naik dan turun. Tetapi trennya harus meningkat positif setiap waktunya.
"Dalam hal apa? Tentu dalam hal mewujudkan keadilan sosial, berantas korupsi, pelayanan, dan yang lebih penting lagi dalam konteks jakarta saat ini," ungkap Ahok yang didampingi Wagub Djarot, Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiarto, dan Pangdam Jaya Mayjen Teddy Lhaksmana.
Sebelumnya dalam amanat upacara, Ahok juga membacakan pidato Menkominfo Rudiantara tentang ancaman kedaulatan di era digital. Sebagai bangsa, kita harus waspada terhadap ancaman tersebut.
"Tentu kita tidak ingin kedodoran dalam menjaga kesatuan RI akibat terlambat mengantisipasi kecepatan dan meluasnya ancaman karena tak tahu bagaimana mengambil bersikap dalam konteks dunia yang sedang berubah ini," kata Ahok saat upacara.
"Namanya juga bangkit kan? Prinsip kita, kita peringati tiap tahun ini supaya ingatkan kita, kita memperjuangkan RI ini, memperjuangkan keadilan sosial ini, kita bisa jatuh. Jatuh 7 kali bangkit 7 kali," kata Ahok usai menjadi inspektur upacara di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (20/5/2016).
Menurut Ahok, adalah hal biasa jika dalam hidup ada naik dan turun. Tetapi trennya harus meningkat positif setiap waktunya.
"Dalam hal apa? Tentu dalam hal mewujudkan keadilan sosial, berantas korupsi, pelayanan, dan yang lebih penting lagi dalam konteks jakarta saat ini," ungkap Ahok yang didampingi Wagub Djarot, Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiarto, dan Pangdam Jaya Mayjen Teddy Lhaksmana.
Sebelumnya dalam amanat upacara, Ahok juga membacakan pidato Menkominfo Rudiantara tentang ancaman kedaulatan di era digital. Sebagai bangsa, kita harus waspada terhadap ancaman tersebut.
"Tentu kita tidak ingin kedodoran dalam menjaga kesatuan RI akibat terlambat mengantisipasi kecepatan dan meluasnya ancaman karena tak tahu bagaimana mengambil bersikap dalam konteks dunia yang sedang berubah ini," kata Ahok saat upacara.
Sumber :detik.com