GOLIRA DIBUNUH UNTUK SELAMATKAN BALITA PICU POLEMIK DI AS
![]() |
Gorila bernama Harambe ditembak mati untuk melindungi balita berusia empat tahun yang masuk ke kandangnya. (Reuters/Cincinnati Zoo) |
Jakarta,
Pembunuhan seekor gorila di Kebun Binatang
Cincinnati untuk menyelamatkan seorang balita yang masuk ke kandangnya
memicu polemik di Amerika Serikat. Ribuan orang memandang pembunuh hewan
langka itu tidak dibenarkan, sementara pihak kebun binatang merasa itu
adalah keputusan yang tepat.
Diberitakan Reuters, insiden itu terjadi pada Sabtu akhir pekan lalu saat seorang bocah berusia empat tahun jatuh ke kandang gorila jenis dataran rendah Barat bernama Harambe. Sekitar 10 menit kemudian, hewan primata berbobot lebih dari 180 kg itu ditembak mati oleh pihak kebun binatang demi menyelamatkan bocah tersebut.
Harambe adalah gorila langka dari jenisnya dan rencananya kebun binatang akan menjadikannya sebagai pejantan bagi perkembangbiakan primata.
Diberitakan Reuters, insiden itu terjadi pada Sabtu akhir pekan lalu saat seorang bocah berusia empat tahun jatuh ke kandang gorila jenis dataran rendah Barat bernama Harambe. Sekitar 10 menit kemudian, hewan primata berbobot lebih dari 180 kg itu ditembak mati oleh pihak kebun binatang demi menyelamatkan bocah tersebut.
Harambe adalah gorila langka dari jenisnya dan rencananya kebun binatang akan menjadikannya sebagai pejantan bagi perkembangbiakan primata.
Sehari setelah peristiwa itu, Minggu (30/5), lebih dari 2.000 orang
menandatangani petisi di laman Change.org yang mengkritik pembunuhan
Harambe. Mereka menyalahkan orang tua bocah itu yang seharusnya
"bertanggung jawab karena tidak mengawasi anaknya."
Nama bocah dan orangtuanya tidak dipublikasi. Dan belum ada gugatan hukum terhadap orangtua balita itu.
Sebuah halaman Facebook berjudul "Justice for Harambe" telah memiliki 3.000 'likes' hingga Mingu sore. "Jika kita berpikir bahwa membunuh seekor gorila yang tidak melakukan kesalahan bisa dibenarkan, saya kira kota ini tidak usah punya gorila," tulis seorang bernama Manvinder Singh di halaman Facebook tersebut.
Blog milik lembaga aktivis pecinta hewan, PETA, mempertanyakan apakah pembunuhan terhadap Harambe perlu dilakukan.
"Gorila berusia 17 tahun bernama Harambe mati, dan seorang anak di rumah sakit. Mengapa? Gorila dataran rendah Barat adalah binatang yang sangat lembut. Mereka tidak akan menyerang kecuali terancam," tulis PETA.
Saksi mengatakan kepada televisi lokal, bocah itu berkali-kali mengatakan ingin masuk ke kandang gorila. Beberapa saat kemudian, balita itu memanjat pagar dan jatuh sekitar 3,7 meter ke dalam kandang Harambe.
Ini kali pertama dalam sejarah 38 tahun kebun binatang Cincinnati berdiri ada pengunjung yang masuk ke kandang gorila, seperti disampaikan oleh presiden kebun binatang itu, Thane Maynard.
"Mereka memiliki pilihan yang sulit dan mengambil keputusan yang tepat untuk menyelamatkan nyawa balita tersebut," kata Maynard.
Maynard mengatakan Tim Respons Hewan Berbahaya di kebun binatang Cincinnati memutuskan menembak mati Harambe ketimbang membiusnya. Pasalnya, tembakan bius butuh waktu untuk bekerja dan gorila yang marah bisa membahayakan nyawa balita tersebut.
Balita itu dilarikan ke rumah sakit untuk luka-luka yang tidak mengancam nyawa.
Jumlah Gorila dataran rendah Barat di hutan hujan Kamerun, Republik Afrika Tengah, Kongo dan Equtorial Guinea berkurang lebih dari 60 persen dalam 20-25 tahun terakhir, berdasarkan data WWF.
Kebun binatang Cincinnati kembali dibuka pada Minggu, namun zona kandang gorila ditutup untuk waktu yang belum ditentukan.
Ini bukan kali pertama insiden serupa terjadi di AS. Sebelumnya pada 2013 seorang bocah berusia 2 tahun tewas karena diserang sekumpulan anjing liar Afrika setelah masuk ke kandang binatang itu di kebun binatang Pittsburgh.
Tahun 2012, seorang pria melompat masuk ke kandang harimau di kebun binatang Bronx di New York. Dia mengalami luka gigitan dan cedera lainnya, namun selamat.
Akhir bahagia terjadi pada kasus tahun 1996 saat anak berusia 8 tahun jatuh ke kandang gorila di kebun binatang Brookfield.
Gorila betina bernama Binti Jua dalam peristiwa yang terekam kamera itu terlihat berupaya melindungi anak itu dari kawanan gorila lainnya. Tindakan Binti Jua membuatnya mendapatkan gelar Hero of the Year dari majalah Newsweek.
Nama bocah dan orangtuanya tidak dipublikasi. Dan belum ada gugatan hukum terhadap orangtua balita itu.
Sebuah halaman Facebook berjudul "Justice for Harambe" telah memiliki 3.000 'likes' hingga Mingu sore. "Jika kita berpikir bahwa membunuh seekor gorila yang tidak melakukan kesalahan bisa dibenarkan, saya kira kota ini tidak usah punya gorila," tulis seorang bernama Manvinder Singh di halaman Facebook tersebut.
Blog milik lembaga aktivis pecinta hewan, PETA, mempertanyakan apakah pembunuhan terhadap Harambe perlu dilakukan.
"Gorila berusia 17 tahun bernama Harambe mati, dan seorang anak di rumah sakit. Mengapa? Gorila dataran rendah Barat adalah binatang yang sangat lembut. Mereka tidak akan menyerang kecuali terancam," tulis PETA.
Saksi mengatakan kepada televisi lokal, bocah itu berkali-kali mengatakan ingin masuk ke kandang gorila. Beberapa saat kemudian, balita itu memanjat pagar dan jatuh sekitar 3,7 meter ke dalam kandang Harambe.
Ini kali pertama dalam sejarah 38 tahun kebun binatang Cincinnati berdiri ada pengunjung yang masuk ke kandang gorila, seperti disampaikan oleh presiden kebun binatang itu, Thane Maynard.
"Mereka memiliki pilihan yang sulit dan mengambil keputusan yang tepat untuk menyelamatkan nyawa balita tersebut," kata Maynard.
Maynard mengatakan Tim Respons Hewan Berbahaya di kebun binatang Cincinnati memutuskan menembak mati Harambe ketimbang membiusnya. Pasalnya, tembakan bius butuh waktu untuk bekerja dan gorila yang marah bisa membahayakan nyawa balita tersebut.
Balita itu dilarikan ke rumah sakit untuk luka-luka yang tidak mengancam nyawa.
Jumlah Gorila dataran rendah Barat di hutan hujan Kamerun, Republik Afrika Tengah, Kongo dan Equtorial Guinea berkurang lebih dari 60 persen dalam 20-25 tahun terakhir, berdasarkan data WWF.
Kebun binatang Cincinnati kembali dibuka pada Minggu, namun zona kandang gorila ditutup untuk waktu yang belum ditentukan.
Ini bukan kali pertama insiden serupa terjadi di AS. Sebelumnya pada 2013 seorang bocah berusia 2 tahun tewas karena diserang sekumpulan anjing liar Afrika setelah masuk ke kandang binatang itu di kebun binatang Pittsburgh.
Tahun 2012, seorang pria melompat masuk ke kandang harimau di kebun binatang Bronx di New York. Dia mengalami luka gigitan dan cedera lainnya, namun selamat.
Akhir bahagia terjadi pada kasus tahun 1996 saat anak berusia 8 tahun jatuh ke kandang gorila di kebun binatang Brookfield.
Gorila betina bernama Binti Jua dalam peristiwa yang terekam kamera itu terlihat berupaya melindungi anak itu dari kawanan gorila lainnya. Tindakan Binti Jua membuatnya mendapatkan gelar Hero of the Year dari majalah Newsweek.
Sumber: cnnindonesia.com