GEREJA UNIK DI ATAS GUNUNG DI NEGARA ETHIOPIA
Sumber : www.bintang.com
Masih sedikit
yang barang tentu mengetahui bahwa negara Ethiopia ternyata menyimpan sejarah
kekristenan yang sangat penting. Berdasarkan kisah sejarahnya, sejumlah besar
imam Bait Suci Yerusalem hijrah bersama iring-iringan kerajaan Ethipia, dan
dalam rombongan itu dibawalah Tabut Perjanjian. Hingga sekarang, tabut itu tersimpan
di Gereja Ortodoks Perawan Maria di Sion, di kota Aksum (Axum), jauh di sebelah
utara kota Addis Ababa.
Catatan mengenai
perjalanan panjang Tabut Perjanjian itu sendiri terdapat dalam kitab penting
berjudul Kibre Nagast, yang berarti “Kemuliaan Raja-raja.” Buku aslinya
terdapat di biara Debre Damo, sebuah biara yang terletak di atas pegunungan di
daerah Tigray, Ethiopia Utara; untuk mencapainya, seorang pengunjung harus
diikat dengan tali dan ditarik dari atas oleh para biarawan. Dan, daerah ini hanya
diperuntukkan bagi kaum laki-laki.
Bagaimana
Kekristenan dapat masuk ke Ethiopia diduga ada hubungannya dengan sida-sida
dari Ethiopia yang dibaptis oleh diaken Filipus (Kisah Para Rasul 9).
Namun,
tidak pernah ditemukan jejak-jejak catatan ataupun kenangan dari para pendahulu
Gereja Orthodoks tentang kiprah penginjilan sang sida-sida. Yang paling jelas
adalah kesaksian Frumentius di abad ke-4 M., seorang Orthodoks Koptik yang
menjadi budak untuk kerajaan Ethiopia. Dari kesaksiannya secara verbal dan gaya
hidupnya, banyak orang yang dibawa kepada Kristus.
Kemudian, dia menghubungi
uskup di Aleksandria, Mesir, untuk mengirimkan pemimpin Kristen ke Ethiopia.
Atas keputusan Uskup Aleksandria, yaitu Athanasius Agung, Frumentius
ditahbiskan sebagai uskup bagi Gereja Ethiopia. Itulah sebabnya, Frumentius
sangat dihormati dan dikenang, sehingga di dalam semua gereja Orthodoks
Ethiopia, terdapat ikon St. Frumentius bersandingan dengan St. Athanasius
Agung.
Rata-rata gereja
kuno yang ada di Ethiopia terbuat dari Granit utuh yang kebanyakan berada di
provinsi Tigray. Salah satu yang terkenal adalah Gereja St. Giorgis (George) di
Lalibela yang berumur 900-an tahun. Gereja dengan penampang arsitektur salib,
yang dibangun dengan cara menggali dan menatah batu granit besar utuh, dengan
hiasan fresco dan ikon yang indah di dalamnya.
Seperti
diberitakan Daily Mail, keindahan gereja-gereja kuno ini berhasil diabadikan
seorang fotografer bernama Asher Svidensky. Dia tak hanya mengabadikan paras gereja kuno tetapi juga kehidupan yang
bergulir di sekitarnya. Untuk menuntaskan misi tersebut, lelaki berusia 26
tahun itu menghabiskan waktu selama 10 hari di area terisolasi tersebut.