DOKTER ASAL INGGRIS BERGABUNG DENGAN ISIS DI SURIAH
Ilustrasi (CNN Indonesia/Laudy Gracivia) |
Jakarta,
Bocoran dokumen perekrutan militan ISIS menunjukkan
seorang dokter Layanan Kesehatan Nasional Inggris, NHS, rela
meninggalkan keluarganya untuk bergabung dengan ISIS di Suriah.
Dilaporkan The Independent, Selasa (24/5), dokter berusia 37 tahun itu diketahui bernama Issam Abuanza dan rela meninggalkan istri dan dua anaknya di Sheffield demi berbaiat setia kepada
ISIS di Suriah pada 2014 lalu.
Dilaporkan The Independent, Selasa (24/5), dokter berusia 37 tahun itu diketahui bernama Issam Abuanza dan rela meninggalkan istri dan dua anaknya di Sheffield demi berbaiat setia kepada
ISIS di Suriah pada 2014 lalu.
Setelah berhasil mencapai Suriah, Abuanza mengisi formulir perekrutan
dan mengaku kepada perekrut ISIS bahwa dia seorang dokter ahli
endokrinologi, ilmu kedokteraan yang berhubungan
dengan hormon.
Foto yang diunggah di akun Facebook-nya menunjukkan Abuanza mengenakan pakaian operasi untuk dokter sembari membawa pistol dan tersenyum serta mengacungkan jari telunjuknya. Gestur mengacungkan jari telunjuk kerap dilakukan oleh sejumlah militan ISIS lainnya ketika berfoto.
Foto lain menunjukkan dia tengah mengenakan seragam tempur sembari membaca Al-Quran, ditemani oleh senapan serbu AK-47 disampingnya.
Pada Februari 2015, Abuanza juga mengunggah sebuah foto pembakaran pilot Yordania yang ditangkap oleh ISIS, dan menulis dalam akun media sosial, "Saya suka mereka membakarnya pelan-
pelan dan saya bisa merawatnya sehingga kami bisa membakar dia lagi."
Sebulan sebelumnya, Abuanza merayakan serangan teror di kantor majalah satir Perancis, Charlie Hebdo, dan menulis "Segala puji bagi Allah untuk aksi teroris ini. Allah membunuh musuh-musuh
mereka, militer dan sipil, pria dan wanita, dewasa dan anak-anak."
Namun Abuanza belum mengunggah apa pun dalam akun Facebook-nya sejak Oktober lalu.
Abuanza dikuetahui memeroleh izin praktek kedokterannya di Inggris pada 2009. Dia memenuhi syarat sebagai dokter di Baghdad pada 2002, setahun sebelum invansi pimpinan AS di Irak.
Dia sempat bekerja di Rumah Sakit Glan Clwyd di North Wales sejak Mei 2007 hingga Juli 2009. Abuanza juga pernah bekerja di Rumah sakit Scarborough dari Oktober 2012 sampai Agustus 2013.
Sebelum berangkat ke Suriah, Abuanza sempat menjalankan perusahaan pakaian secara daring yang menjual baju kaftan. Dia menutup perusahaan itu tiga bulan sebelum berangkat ke Suriah.
Najla Abuanza, saudara perempuannya, menyatakan, "Dia dulu adalah pemuda yang gagah, sangat modern. Saya tidak tahu bagaimana dia seperti ini atau siapa yang menunjukkan dia kepada jalan terorisme."
Dia mengatakan orang tua mereka tidak akan "memaafkannya."
"Keinginan ayah saya adalah melihat dia sebelum dia mati. Dia menghabiskan seluruh uangnya dan pendidikannya dan sekarang ini yang dia lakukan," ujarnya.
dengan hormon.
Foto yang diunggah di akun Facebook-nya menunjukkan Abuanza mengenakan pakaian operasi untuk dokter sembari membawa pistol dan tersenyum serta mengacungkan jari telunjuknya. Gestur mengacungkan jari telunjuk kerap dilakukan oleh sejumlah militan ISIS lainnya ketika berfoto.
Foto lain menunjukkan dia tengah mengenakan seragam tempur sembari membaca Al-Quran, ditemani oleh senapan serbu AK-47 disampingnya.
Pada Februari 2015, Abuanza juga mengunggah sebuah foto pembakaran pilot Yordania yang ditangkap oleh ISIS, dan menulis dalam akun media sosial, "Saya suka mereka membakarnya pelan-
pelan dan saya bisa merawatnya sehingga kami bisa membakar dia lagi."
Sebulan sebelumnya, Abuanza merayakan serangan teror di kantor majalah satir Perancis, Charlie Hebdo, dan menulis "Segala puji bagi Allah untuk aksi teroris ini. Allah membunuh musuh-musuh
mereka, militer dan sipil, pria dan wanita, dewasa dan anak-anak."
Namun Abuanza belum mengunggah apa pun dalam akun Facebook-nya sejak Oktober lalu.
Abuanza dikuetahui memeroleh izin praktek kedokterannya di Inggris pada 2009. Dia memenuhi syarat sebagai dokter di Baghdad pada 2002, setahun sebelum invansi pimpinan AS di Irak.
Dia sempat bekerja di Rumah Sakit Glan Clwyd di North Wales sejak Mei 2007 hingga Juli 2009. Abuanza juga pernah bekerja di Rumah sakit Scarborough dari Oktober 2012 sampai Agustus 2013.
Sebelum berangkat ke Suriah, Abuanza sempat menjalankan perusahaan pakaian secara daring yang menjual baju kaftan. Dia menutup perusahaan itu tiga bulan sebelum berangkat ke Suriah.
Najla Abuanza, saudara perempuannya, menyatakan, "Dia dulu adalah pemuda yang gagah, sangat modern. Saya tidak tahu bagaimana dia seperti ini atau siapa yang menunjukkan dia kepada jalan terorisme."
Dia mengatakan orang tua mereka tidak akan "memaafkannya."
"Keinginan ayah saya adalah melihat dia sebelum dia mati. Dia menghabiskan seluruh uangnya dan pendidikannya dan sekarang ini yang dia lakukan," ujarnya.
Sumber: cnnindonesia.com