Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ATURLAH EMOSIMU!

Galatia 5:16, 22-23; Kejadian 4:7 

Hasil kerja keras peneliti yang disiarkan dalam acara Ape Genius di channel National Geographic Wild mengungkapkan bahwa simpanse merupakan primata yang dianggap paling genius dari primata lainnya. 

Hal itu ditunjukkan dari beberapa aspek yang menyerupai kehidupan manusia. 

Mereka memiliki budaya, mampu memecahkan masalah dan menirukan apa yang diajarkan, bisa berkoordinasi, bahkan mampu membaca pikiran. 

Contoh-contoh yang ditunjukkan pun sangat menakjubkan, seperti menggunakan tombak untuk berburu dan batu untuk memecahkan kulit kacang. 

Bahkan ketika diberi tantangan untuk mengambil makanan di dalam botol kecil, mereka memasukkan air ke dalam botol, sehingga ketika botol tersebut penuh, makanan pun bisa diambil. 

Yang lebih menakjubkan lagi adalah ketika binatang ini disuruh untuk melakukan beberapa pekerjaan hanya dengan perintah bahasa atau suara, binatang ini mampu memahami perintah bahasa tersebut dan mengerjakan pekerjaan yang diminta. 

Contoh yang lain lagi menunjukkan bahwa kemampuan sosial juga ada dalam bentuk dukungan dan empati, seperti ketika mereka berkabung saat salah satu kerabatnya mati. 

Namun, sebagaimana makhluk hidup lainnya, simpanse juga mempunyai kekurangan. Kekurangannya adalah tidak mampu mengatur emosinya. 

Hal itu terbukti dengan sikapnya yang cenderung tidak terkontrol, terburu-buru dan sembrono, serta penuh kekerasan. Kita berbeda dengan simpanse! Tuhan telah menganugerahkan kepada kita kemampuan untuk mengatur emosi. 

Hanya saja kita masih hidup di dalam bayang-bayang keinginan daging yang sanggup mengganggu kemampuan untuk mengatur emosi tersebut. Kemampuan mengatur emosi ini sangatlah kita butuhkan karena seluruh aspek kehidupan kita pasti berhubungan dengan emosi. 

Emosi pada dasarnya menggambarkan perasaan manusia ketika menghadapi berbagai situasi yang berbeda. 

Jika kita tidak bisa mengatur emosi dengan baik, maka itu akan menjadi celah bagi Iblis untuk menjatuhkan kita. Perhatikan peristiwa pembunuhan Habel oleh Kain! Hati Kain menjadi sangat panas ketika persembahannya tidak diterima Tuhan, sementara persembahan Habel diterima Tuhan. 

Firman Tuhan kepada Kain sesungguhnya mengingatkan supaya Kain bisa mengontrol emosinya, sehingga tidak jatuh ke dalam dosa. Namun, ternyata Kain mengabaikan firman Tuhan dan lebih menuruti emosinya. 

Akibatnya, dia berbuat dosa dengan cara membunuh Habel. 

Bagi orang percaya, hidup dipimpin oleh Roh Kudus adalah cara efektif untuk mampu mengatur emosi dengan baik. Sebab, ketika hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus, maka kita akan menghasilkan buah Roh yang salah satunya adalah penguasaan diri. Dengan penguasaan dirilah kita sanggup mengatur emosi kita. 

Untuk itu, beri kesempatan kepada Roh Kudus untuk memimpin hidup kita. 

DOA :

Bapa, mampukan aku untuk menundukkan diri pada kepemimpinan Roh Kudus sehingga aku sanggup mengatur emosiku dan menjadi berkat bagi sesama. Dalam nama Yesus. Amin.




Sumber: mannasorgawi.net