Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ANTARA DUA DUNIA


Bacaan Hari Ini:
1 Tawarikh 29:15 Sebab kami adalah orang asing di hadapan-Mu dan orang pendatang sama seperti semua nenek moyang kami; sebagai bayang-bayang hari-hari kami di atas bumi dan tidak ada harapan.

Saya sering memperhatikan bahwa trailer atau cuplikan film lebih bagus dari filmnya sendiri. Semua cuplikan terbaik dari sebuah film ada di trailernya. Tetapi orang-orang tidak pergi ke bioskop untuk menonton cuplikan film; mereka pergi untuk menonton filmnya.

Dalam banyak hal, kehidupan di bumi itu bagaikan sebuah trailer film, dan filmnya itu sendiri bagaikan kekekalan. Peristiwa yang paling ditunggu-tunggu ialah kehidupan setelah kematian, sebab tak usah dijelaskan lagi, kekekalan itu abadi. Ada tertulis bahwa kekekalan bagi orang kudus adalah satu hari tanpa matahari terbenam, namun kekekalan bagi orang fasik adalah satu malam tanpa matahari terbit.

Semua orang akan hidup kekal selamanya, baik itu orang Kristen atau non-Kristen. Jadi itu bukan hal yang perlu dirisaukan. Tetapi masalah terbesarnya adalah di mana kita akan menghabiskan kekekalan itu. Sebagai orang percaya, saya tahu bahwa bahwa saya akan ada bersama Kristus di surga. 

Dan saya tahu bahwa suatu hari Yesus akan datang kembali ke bumi dan mendirikan kerajaan-Nya. Saya telah meletakkan iman dan harapan saya di dalam Kristus. Dan harapan ini bukanlah angan-angan belaka atau optimisme buta; ini keyakinan yang teduh, kepastian yang ilahi.

Di mana orang-orang percaya menemukan harapan ini? Kita mendapatkkannya di dalam Alkitab. Seperti yang ditulis oleh pemazmur, Engkaulah persembunyianku dan perisaiku; aku berharap kepada firman-Mu (Mazmur 119:114).

Di saat kita dilahirkan, kita berada dalam pencarian, kita telah dirancang untuk merindukan sesuatu yang lebih. Alasannya ialah karena Allah telah menciptakan kita menurut gambar dan rupa-Nya. Pengkhotbah 3:11 mengatakan, Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.





Jauh di dalam hati kita, kita memiliki kerinduan untuk bersama dengan Allah. 
Dan sampai hari itu tiba, pada dasarnya kita hidup di antara dua dunia. 
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)
Gambar :google.com