Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PASUKAN YAMAN REBUT TERMINAL MINYAK TERBESAR DI AL-QAIDAH

Ilustrasi pasukan pemerintah Yaman. (Reuters/Fawaz Salman)
Jakarta,  Pasukan pemerintah Yaman berhasil mengambil alih terminal ekspor minyak terbesar negara dari Al-Qaidah pada Senin (25/4), sehari setelah memukul mundur kelompok militan itu dari basis pertahanannya.
Seperti diberitakan Reuters, sekitar 80 persen cadangan minyak Yaman diekspor dari terminal Ash Shihr tersebut ketika negara belum didera perang. Sejak Al-Qaidah merebut daerah itu, terminal Ash Shihr yang membentang sepanjang 48 kilometer di Mukalla itu berhenti beroperasi.
Al-Qaidah yang mencari pengakuan sebagai sebuah negara dan tengah mengumpulkan kekayaan pernah mencoba mengekspor dua juta barel minyak di wilayah kekuasaan mereka dengan meminta persetujuan dari pemerintah Yaman, namun ditolak.

Dalam pertempuran selama 48 jam, pasukan Yaman yang dibantu oleh koalisi pimpinan Arab Saudi berhasil mengambil alih terminal itu.

Selain itu, pasukan koalisi juga dilaporkan menembakkan rudal ke salah satu mobil di Kota Azzan, Provinsi Shabwa, menewaskan setidaknya delapan terduga milian Al-Qaidah.

Azzan merupakan bagian dari barisan kota-kota di selatan Yaman yang direbut oleh Al-Qaidah sejak tahun lalu, ketika pasukan pemerintah Yaman sedang sibuk melawan kelompok pemberontak Houthi.

Menurut pernyataan koalisi yang dilansir pada Senin, rangkaian serangan itu telah menewaskan 800 militan Al-Qaidah, termasuk beberapa pemimpinnya. Namun, warga di Mukalla mengatakan bahwa beberapa dari militan itu diserang tanpa perlawanan balik.

"Itu sangat berlebihan. Pertempurannya sangat sangat kecil," ujar seorang penduduk Mukalla, Mubarak al-Hameli, kepada Reuters.

Sejak gempuran diintensifkan pada Minggu, pasukan Yaman dan Uni Emirat Arab berhasil merebut kembali pelabuhan maritim dan bandara serta membangun pos pengecekan di sepanjang kota Mukalla.

Kini, koalisi sedang berupaya untuk menggencarkan aksi ke barat pertahanan AQAP, yaitu yang membentang 600 kilometer dari pesisir Laut Arab antara Mukalla dan markas pemerintah di Aden. Di sana, pertahanan militan AQAP terpantau lebih ganas.

Sementara itu, gencatan senjata antara pemerintah dan Houthi sudah berjalan selama dua pekan, memuluskan jalannya perundingan damai yang dilaksanakan di Kuwait. 
Sumber: cnnindonesia.com