Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

JURUS AGAR INDONSIA TAK HANYA 'BALI'

Pengunjung melihat pemandangan dari puncak Kebun Buah Mangunan, Dlingo, Bantul, DI Yogyakarta. Tempat wisata yang menawarkan panorama pegunungan, dan dibangun Pemkab Bantul pada 2013 di ketinggian 150-200 m diatas permukaan laut itu kian populer menyusul maraknya foto-foto yang diunggah para wisatawan pada media sosial. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Yogyakarta, Kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif mengembangkan berbagai program untuk meningkatkan kunjungan wisata turis mancanegara. Salah satu programnya adalah dengan melakukan pendekatan pada travel operator dari beberapa negara.
"Setiap tahunnya Kementerian Pariwisata punya program untuk mengundang travel operator pariwisata dan media untuk datang ke Indonesia," kata Taufik Nurhidayat, Kepala Bidang Perjalanan Wisata Pengenalan Kementerian Pariwisata kepada CNNIndonesia.com, Rabu (6/4).

"Alasan mengundang travel operator ini agar mereka bisa mempromosikan Indonesia di negaranya dan membawa banyak turis ke Indonesia."
Taufik mengungkapkan, strategi ini diterapkan untuk beberapa negara yaitu, Jepang, Korea, Australia, China, dan India.

Kali ini, giliran travel operator dari Australia yang berkunjung ke Yogyakarta, Solo, dan Bali. Daerah-daerah ini dipilih sebagai alternatif lokasi wisata di Indonesia. "Sekarang ini, orang luar negeri hanya tahu Bali sebagai tempat wisata," katanya.

"Ada kecenderungan mereka hanya kenal dengan Bali, jadi ya ketika mereka ada MICE mereka pasti pilihnya Bali. Tapi tak dimungkiri kalau Bali memang punya daya tarik tersendiri untuk wisatawan luar. Jadinya dari kementerian sendiri mencanangkan untuk paket wisata Bali and beyond. Menyusul akan Beyond Bali."

Selain karena keindahan dan juga warisan wisatanya, Yogyakarta dan Solo dianggap juga bisa memenuhi selera wisata turis mancanegara.

Menurut catatan Dinas Pariwisata Yogyakarta, kunjungan wisatawan mancanegara termasuk cukup tinggi. Di posisi pertama, turis yang paling banyak datang ke Yogyakarta adalah turis Belanda. Di posisi selanjutnya adalah Jepang, dan Prancis. Sementara Australia berada di posisi ke-enam.

Kunjungan travel operator dari Australia ini disambut baik oleh Dinas Pariwisata karena selama beberapa tahun belakangan, kunjungan wisatawan Australia ini meningkat. Padahal sebelumnya, angka kunjungan wisatawan Australia ini tak masuk dalam peringkat 10 besar.

"Yogyakarta sangat indah, saya suka dengan Yogya. Ada gabungan budaya, agama, kultur yang indah di sini," kata Andrew Reid, salah satu travel operator Australia, di Yogyakarta.

"Makanannya juga sangat enak, saya suka sekali semua makanannya," kata Tracey Lynette, rekan Reid.

Peningkatan Kunjungan Turis India

Lewat program yang dijalankan Kementerian Patiwisata ini, dari semua negara yang menjadi target kunjungan Kementerian Pariwisata yaitu India, Jepang, Korea, dan Australia, jumlah kunjungan nyata diklaim sudah didapatkan.

"Yang mengejutkan dari semua negara yang diundang, punya tingkat kunjungan nyata," kata Taufik.

Taufik mengungkapkan, dibandingkan dengan data pada Januari 2014 dengan Januari 2015, turis India yang datang ke Indonesia melonjak sampai 88 persen.

"Kemajuan angka turis ini diharapkan juga bisa terjadi untuk negara lainnya. Dan semoga bukan hanya di Bali saja, tapi juga di kota lain di Indonesia."




Sumber: cnnindonesia.com