Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

GUNAKAN KULIT BURUNG UNTA, HEREMES DAN PRADA DIDEMO

Ilustrasi tas Hermes Birkin. (Wikimedia/Ohconfucius)
Jakarta, Para aktivis berdemo di depan butik Hermes, di pusat kota London, Inggris. Mereka memprotes keras merek fesyen tersebut karena menggunakan kulit burung unta untuk produknya.

Organisasi perlindungan hewan internasional, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), menyerukan Hermes, Prada, dan semua retail untuk tidak lagi menggunakan burung unta ataupun kulit hewan eksotis lain.
Pemimpin demo, Jackie Joyce, bertelanjang dada dengan mengalungkan kepala burung unta di dadanya. Dia bergabung dengan rekan-rekan aktivisnya, Anna Buraya dan Charlie Keats, yang ikut dalam aksi protes sambil memegang plakat tas bertuliskan “Hermès: Bin ostrich skin.”

Dalam video yang dirilis PETA, burung unta yang baru berumur satu tahun telah berubah jadi cantik dan memiliki celah di tenggorokan mereka. Namun nahasnya, bulu mereka dicabuti untuk menciptakan tekstur bergelombang atau dikenal sebagai "benjolan angsa." Nantinya, kulit tersebut digunakan dalam pembuatan tas Birkin, Prada, serta barang mewah lainnya.

Menurut PETA, Afrika Selatan adalah pusat pemotongan burung unta di dunia. Hal ini diklaim oleh peternak unggulan saat menyelidiki pemasok eksklusif tas terkenal Birkin Hermes.

Para peneliti melihat, burung unta remaja diangkut menggunakan kendaraan atap terbuka menuju tempat pemotongan. Setelah sampai rumah potong hewan, pekerja secara paksa menahan mereka dan menyetrumnya, baru memotong leher burung unta tersebut. Beberapa saat setelah itu, bulu-bulu burung unta dicabut dari tubuhnya untuk diambil kulitnya.

Seharusnya, burung unta liar dapat hidup selama kurang lebih 40 tahun, tapi mereka yang berada di peternakan ini telah dipotong sejak berumur satu tahun.

"Siapapun yang membeli tas Birkin atau tas Prada bergelombang ikut bertanggung jawab untuk 'mengejutkan', menyembelih, mencabut, dan menguliti burung unta muda yang cerdas, sensitif dan ingin tahu," kata Associate Director PETA Elisa Allen.

"Dengan begitu banyaknya aksesoris 'high-end' dan bergaya dari hasil kekejaman yang ada, PETA menyerukan pembeli tas kulit binatang dan toko vegan."

Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pihak Hermes, peternakan yang terdapat dalam video yang disebarkan PETA bukanlah milik Hermes.

"Hermès beroperasi pada tingkat sekunder dalam industri ini. Jumlah penggunaan kulit burung unta oleh Hermès, kecil dan tidak berasal dari peternakan, melainkan dari penyamakan kulit. Semua pemasok Hermès, tunduk pada kontrol ketat dan permanen," ungkap pernyataan Hermes yang dilansir News Week.

"Peternakan burung unta utamanya digunakan untuk produksi daging dan produksi bulu. Gabungan dari kedua industri tersebut merupakan lebih besar daripada produksi kulit," katanya. 
 
 
 
 
Sumber: cnnindonesia.com