4 PENERJEMAH ALKITAB DIBUNUH KELOMPOK MILITAN TIMUR TENGAH
Logo Wycliffe Ascociates. |
Empat pekerja Wycliffe Associates dibunuh secara brutal oleh kelompok
militan saat bekerja di Timur Tengah hanya beberapa hari setelah AS
menyatakan bahwa kekejaman yang dilakukan kelompok ISIS terhadap
orang-orang Kristen di wilayah ini sebagai “genosida”.
Organisasi yang berkonsentrasi menerjemahkan Alkitab ke tiap bahasa dunia dalam laporan
dirilis pada hari Minggu (20/3) menulis “Militan menewaskan empat
penerjemah nasional dan melukai beberapa orang lainnya dalam serangan di
kantor terjemahan di Timur Tengah”.
Wycliffe yang berusaha untuk “melibatkan masyarakat dalam kemajuan
penerjemahan Alkitab” ini menambahkan, “Mereka menembak dan
menghancurkan semua peralatan di kantor termasuk peralatan Print On
Demand (POD).”
“Para penyerbu membakar semua buku dan bahan terjemahan
lainnya. Dua pekerja meninggal karena luka tembak. Dua pekerja lainnya
berbaring di atas pemimpin proyek penerjemahan—demi menyelamatkan hidup
si pemimpin—tewas akibat dipukuli oleh kelompok radikal.”
Dalam rilis tersebut disebutkan juga hard drive yang berisi
karya terjemahan untuk delapan proyek bahasa diselamatkan. “Yang
dimaksudkan manusia untuk kejahatan, Tuhan menggunakannya untuk
kebaikan.
Sebab, tim yang tersisa telah berjanji untuk melipatgandakan
upaya mereka untuk menerjemahkan, menerbitkan dan mencetak Injil dalam
delapan komunitas bahasa yang telah mereka kerjakan,” laporan itu
menyebutkan.
Wycliffe akan mencari lokasi yang aman baru untuk melanjutkan terjemahan dan pencetakan.
“Kami berharap supaya Anda memohon kepada Tuhan untuk menyembuhkan
hati dan luka dari tim penerjemah yang telah melalui cobaan yang
mengerikan ini.
Berdoalah bahwa Tuhan akan memperkuat pikiran mereka,
hati mereka, dan tubuh mereka untuk dapat melanjutkan terjemahan Injil
bagi masyarakat Timur Tengah,” kata Mae Greenleaf, koordinator doa
Wycliffe dalam sebuah pernyataan.
Keempat martir bergabung dengan ribuan orang lain dibunuh karena iman
mereka dengan kelompok militan di Timur Tengah yang mendorong Menlu AS
John Kerry untuk secara resmi mendeklarasikan ISIS melakukan “genosida”
terhadap umat Kristen dan kelompok minoritas kuno lainnya di wilayah
tersebut.
“Orang Kristen sedang dibantai karena iman mereka,” kata Mark Arabo,
presiden Yayasan Minority Humanitarian yang berpusat di California,
mengatakan kepada The Gospel Herald. “Gereja-gereja mereka
telah dibom, rumah mereka telah diambil, pakaian mereka telah dilucuti.
Mereka tinggal di gurun di kamp-kamp, memohon seseorang untuk
menyelamatkan mereka. Mereka telah kehilangan segala yang mereka miliki
karena ISIS, tetapi mereka tidak kehilangan iman mereka, mereka tidak
kehilangan harapan mereka.”
Greenleaf mendesak orang-orang percaya di seluruh dunia untuk tidak
hanya berdoa untuk keluarga mereka yang mati syahid, namun para
pembunuh, juga, “Berdoalah untuk mereka yang hatinya begitu keras,”
tulisnya.
“Berdoalah Tuhan akan membuka mata mereka untuk apa yang telah
mereka lakukan. Mari kita meminta Tuhan untuk menemui mereka,
masing-masing, tepat di mana mereka berada. Berdoalah bahwa Dia akan
menunjukkan diri-Nya penuh belas kasihan, bahwa mereka akan tahu
pengampunan-Nya, kasih-Nya, dan kedamaian-Nya.”
“Silakan mengambil kesempatan ini untuk menjadi pemberi semangat
untuk tim penerjemahan di tempat-tempat yang berbahaya. Dan terus
berdoa,” Greenleaf mendesak. “Berdoalah untuk semua tim penerjemahan
yang baru dibentuk agar terus bekerja keras menerjemahkan Alkitab dalam
bahasa mereka sendiri, untuk orang-orang terkasih mereka sendiri, di
tempat-tempat yang sangat sulit.” Wycliffe Associates, yang dibentuk
pada tahun 1967 dan memiliki lebih dari 6.279 staf dan relawan
menerjemahkan Injil di 75 negara yang berbeda pada tahun 2015, menurut
website-nya.
Sumber: satuharapan.com