Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENELITI TEMUKAN VIRUS HERPES BARU PADA KELELAWAR

Gerombolan kelelawar mendinginkan tubuhnya ke air danau di Bhopal, India, 20 Mei 2015. Ribuan kelelawar mati berjatuhan setelah gelombang panas dengan suhu 45,4 derajat Celcius menerjang India di siang hari. Praveen Bajpai/Hindustan Times via Getty Images

Amerika - Penelitian terhadap sejumlah kelelawar di Maryland dan New York, Amerika Serikat, mengungkap temuan virus baru. Ternyata, makhluk nokturnal ini merupakan induk bagi virus herpes jenis baru.

“Ini sangat mengejutkan karena kami tak mencari virus. Secara tak terduga, kami menemukan gammaherpesvirus,” kata ahli mikrobiologi Christopher Basler dari Icahn School of Medicine, Amerika, seperti dilansir dari jurnal mSphere, Kamis, 18 Februari 2016. Virus-virus ini mungkin dapat menginfeksi manusia.

Awalnya, penelitian dilangsungkan untuk mengetahui respons imun kelelawar terhadap infeksi. Dari sampel tumor yang berada pada sayap kelelawar betina dewasa, peneliti menemukan adanya gen dalam jumlah besar yang berhubungan dengan virus herpes.

Melalui eksperimen laboratorium, mereka berhasil mendeskripsikan gammaherpesvirus jenis biru, yakni BGHV8. Bila menjangkiti manusia, virus ini akan menyebabkan penyakit seperti mononukleosis dan kanker. 
 
Selain itu, dalam isolasi di lab, para peneliti menyatakan virus ini sanggup menggandakan diri. Mereka juga menyerang sel manusia dan hewan.

Menurut penulis utama laporan ini, Reed Shabman, BGHV8 menyerang dengan ganas. Mereka dengan mudah menginfeksi sel paru-paru dan hati manusia, yang letaknya terisolasi. “Ini adalah virus gammaherpesvirus pertama yang dapat menggandakan diri dan berhasil diisolasi di laboratorium,” tuturnya.

Temuan tersebut diharapkan dapat menjawab misteri mengapa kelelawar bisa bertahan hidup meski terinfeksi virus mematikan semacam ini. 
 
Basler masih terus mengamati respons natural dari infeksi virus ini di tubuh kelelawar dan perbedaan mekanisme pembentukan antivirusnya dengan manusia.
 
 
 
 
Sumber: bbc.com