MUNGKINKAH MENGGANTI TAS KRESEK BELANJA DENGAN KARDUS BEKAS??
![]() |
Belanjaan tak lagi dibungkus kantong kresek, melainkan dengan kardus bekas |
Bergegas keluar
toko utama grosir Jalan Dr Cipto, Wahyuni menenteng kardus. Seluruh
barang belanjaan dimasukkan di dalam kardus bekas. Sejumlah barang
belanjaan seperti susu, beras, minyak gorong dan barang belanjaan
menumpuk di dalam kardus itu. Kasir memasukkan barang, dan mengikat
dengan tali rafia.
“Baru kali ini belanja dimasukkan dalam kardus. Biasanya kan dikasih kantong kresek,” kata Wahyuni.
Kardus bekas pengganti kantong kresek
Selama
ini, katanya, hampir semua jenis belanjaan dibungkus dengan kantong
kresek. Mulai dari belanjaan di toko bahan bangunan, sampai makanan di
warung pinggri jalan, dibungkus kresek. “Padahal kresek kan berbahaya
untuk tubuh, dan sudah dilarang,” ujarnya.
![]() |
Sesudah belanjaan disusun di dalam, kardus dikuatkan dengan tali rafia -yang memang masih berbahan plastik. |
Namun sejak sebulan terakhir tak ada kantung plastik
di meja kasir toko Utama Grosir, Malang, diganti kardus bekas. Kardus
bekas bungkus barang tersebut ditata rapi menumpuk di samping meja
kasir. Atas terobosan itu, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Malang
memberikan penghargaan khusus.
“Baru Utama Grosir yang memulai,
kita tunggu gebrakan pelaku usaha yang lain,” kata Kepala Unit Pelaksana
Teknnis (UPT) Pengolahan Sampah dan Limbah, Dinas Kebersihan dan
Pertamanan kota Malang Rahmat Hidayat.
Untuk mengurangi konsumsi
kantung plastik, Pemerintah Kota Malang bersama Asosiasi Pusat
Perbelanjaan dan Asosiasi Pasar Tradisional berkomitmen untuk menerapkan
kantung plastik berbayar. “Diluncurkan di Alun Alun 21 Februari besok.
Ada nota kesepahaman antara pengusaha dengan Pemerintah,” kata Rahmat.
Nantinya,
pelaku usaha yang lain juga akan menerapkan pola yang sama, yakni
menyediakan kantung ramah lingkungan, atau pembeli harus membayar
kantong plastik.
Kresek berbayar
Dalam
siaran persnya, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
(Aprindo) Tutum Rahanta menjelaskan, Aprindo bersama pemerintah sepakat
melakukan uji coba kantong kresek berbayar itu mulai 21 Februari 2016
bertepatan
dengan Hari Peduli Sampah Nasional.
“Harga minimal kantung plastik Rp 200,” sebutnya.
Pemberlakuan kantung plastik berbayar bakal
dievaluasi tiga bulan setelah uji coba. Aprindo akan melakukan
sosialisasi, selanjutnya akan diterapkan di seluruh Indonesia. Tahap
awal diujicoba di 23 Kota.
Selain itu, ritel modern hanya
menggunakan kantung plastik ramah lingkungan, yang telah memenuhi
standar nasional. Peritel modern juga akan mengalokasikan dana corporate
social responsibility (CSR) untuk perbaikan dan pengelolaan lingkungan.
Masyarakat juga diminta untuk membawa kantung belanjanya masing-masing saat berbelanja.
Diet kresek
Mengubah kebiasaan menggunakan kantung plastik bukanlah hal mudah, dan membutuhkan waktu lama.
Untuk memperketat penggunaan kantung plastik Wali Kota Malang Mochamad Anto akan mengeluarkan Peraturan Wali Kota.
“Masih
disusun Peraturan Wali Kota. Ada masa sosialisasi agar masyarakat tak
kaget,” katanya.
Sosialisasi itu termasuk mengkampanyekan dan mengajak
warga untuk melakukan 'diet kresek,' yakni sedapat mungkin tak
menggunakan kantong kresek.
![]() |
Yang selalu jadi masalah adalah sampah plastik, karena tak trurai di alam. |
Pemerintah Kota Malang juga menggerakkan 1.500 kader
lingkungan untuk berkampanye. Mereka melakukan sosialisasi mulai
tingkat Rukun Warga. Selain itu, juga membuat aneka kerajinan berbahan
tas kresek seperti bunga dan tas.
Diharapkan, langkah-langkah itu akan bisa mengurangi tumpukan sampah plastik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang.
Setiap hari, kata Rahmat, warga Malang memproduksi sampah sampai 600 ton.
Sampah dominan
Sebagian sampah telah dipilah, sebagian didaur ulang yang sebagian digunakan untuk bahan kriya, dan
sebagian ditabung di Bank Sampah Malang (BSM).
Dalam skema Bank Sampah ini, setiap hari 4-5 ton sampah per hari masuk BSM, dengan total omset mencapai Rp 400 juta per bulan.
"Hasilnya lumayan, sampah yang dibuang di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) berkurang tinggal 450 ton," kata Rahmat.
Di TPS, kata Rahmat,
pemulung juga memilah dan memungut sampah hingga sampah yang dikirim ke TPA Supit Urang berkurang menjadi sekitar 420 ton.
Sebagian besar adalah sampah plastik, lalu sekitar 30 persennya berupa sampah organik, kemudian kertas dan logam.
Rahmat tak punya data berapa volume tas kresek, namun dalam pengamatan sepintas, kresek adalah sampah paling dominan.
Sumber: bbc.com