Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KORBAN TEWAS CAPAI TUJUH ORANG AKIBAT GEMPA TAIWAN

Korban tewas akibat gempa yang mengguncang Taiwan terus bertambah. Setidaknya tujuh orang tewas akibat gempa berkekuatan 6,4 skala Richter ini. (Reuters/Stringer)
Jakarta Korban tewas akibat gempa yang mengguncang Taiwan pada Sabtu (6/2) pagi tadi terus bertambah, seiring dengan masih berjalannya proses penyelamatan korban dari bangunan apartemen yang runtuh akibat gempa. Perkembangan terakhir yang dipantau melalui Reuters menyebutkan setidaknya tujuh orang tewas akibat insiden ini.

Gempa berkekuatan 6,4 skala Richter yang terjadi pukul 4 pagi itu meruntuhkan apartemen Wei-guan Golden Dragon Building, di Tainan, sebelah selatan Taiwan. Gedung 17 lantai itu ambruk, menyebabkan para penghuninya terjebak dalam reruntuhan.

Petugas informasi pemadam kebakaran Tainan, Lee Po Min, menyatakan ada 60 keluarga atau setidaknya 240 orang yang tinggal di apartemen itu. Proses penyelamatan dan evakuasi korban yang terus dilakukan sejak pagi hari, berhasil menyelamatkan 220 penghuni, puluhan di antaranya yang menderita luka segera dilarikan ke rumah sakit.

Lima dari tujuh korban yang tewas dilaporkan berasal dari apartemen tersebut, termasuk seorang bayi perempuan yang baru berusia 10 hari. Selain apartemen itu, sejumlah bangunan di sembilan lokasi di Tainan juga dikabarkan runtuh.

Badan Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan bahwa pusat gempa terjadi sekitar 43 km sebelah tenggara Tainan, dengan kedalaman gempa mencapai 23 km. Sementara, Biro Pusat Cuaca Taiwan melaporkan sejumlah gempa susulan mengguncang Tainan setelah itu.

Tidak ada laporan korban WNI

Kepala bagian Administrasi Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Isykarim memaparkan sejauh ini, tidak ada laporan warga negara Indonesia yang menjadi korban gempa tersebut.

"Dari kontak kita yang di kepolisian maupun kontak mahasiswa yang saya minta mendatangi langsung rumah sakit tidak ada korban WNI di sana. Namun proses evakuasi masih berlanjut," katanya ketika dihubungi CNN Indonesia.com pada Sabtu (6/2).

Saat dihubungi, Isykarim dan tim dari KDEI Taipei tengah menuju lokasi kejadian yang berjarak sekitar 300 km dari Taipei menggunakan jalur darat, karena jalur kereta api untuk sementara ditangguhkan.

Ketika mencapai Tainan, Isykarim mengungkapkan suasana di pusat kota terlihat biasa saja, dengan warga dan mobil kembali berlalu lalang beberapa jam usai gempa.

Ketika guncangan gempa terjadi pada pagi hari menjelang fajar, Isykarim mengaku guncangan sangat terasa di rumahnya di lantai 12 sebuah apartemen di pusat Taipei.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal dalam pesan singkat memaparkan bahwa menurut data KDEI Taipei, jumlah WNI yang terdata di wilayah tersebut sebanyak 17.000 orang. Sebanyak 16.800 di antaranya merupakan TKI, sementara sisanya pelajar serta WNI lainnya.

Gempa bumi yang terjadi menjelang Tahun Baru China ini mengingatkan warga terhadap gempa bumi besar di Taiwan tengah pada 1999 silam, menewaskan sekitar 2.400 orang dan menyebabkan kerusakan di seluruh pulau. Taiwan terletak di wilayah yang disebut "Cincin Api Pasifik," dengan kegiatan seismik yang aktif.

Presiden Taiwan saat ini, Ma Ying-jeou terlihat mengunjungi pusat bantuan darurat dan sejumlah rumah sakit di Tainan. Sementara, presiden yang baru saja terpilih melalui pemilu, Tsai Ing-wen membatalkan sejumlah agendanya untuk membantu mengkoordinasikan upaya penyelamatan.

Kantor Urusan Taiwan untuk China, yang bertanggung jawab atas hubungan Beijing dengan Taiwan, menyatakan pemerintah China bersedia memberikan bantuan jika diperlukan, menurut laporan kantor berita Xinhua.

Gempa bumi ini juga menyebabkan sekitar 168 ribu rumah tangga di Tainan kehilangan akses listrik. Taiwan Power Co kemudian memaparkan bahwa akses listrik telah kembali normal dan dapat diakses oleh sekitar 900 rumah tangga.
Sumber: cnnindonesia.com