SANG IBU BINGUNG.. ANAKNYA DIBAWA MANTAN SUAMI GABUNG GAFATAR
![]() |
Formulir organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) diperlihatkan di kawasan Alauddin, Makassar, Sulawesi Selatan, 13 Januari 2016. Pasangan Hasrini Hafid dan suaminya Abdul Kadri Nasir dilaporkan hilang oleh orangtuanya sejak November 2015 lalu. TEMPO/IqbaL lubis |
Depok -
Ambarani, 32 tahun, warga Depok kelimpungan. Pasalnya, dua orang
anaknya hilang dibawa mantan suaminya, Amarullah, 37 tahun, sejak 18
November tahun lalu. Hingga kini, ia tidak tahu dimana keberadaan kedua
anaknya. Ambar yakin, mantan suaminya itu membawa dua anaknya bergabung
dengan Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar.
Amarullah menjemput dua anaknya saat pulang sekolah. "Bahkan, KK dan akte kelahiran anak saya juga dibawa," katanya di rumah mantan mertuanya di RT 1, RW 6, nomor 47 kelurahan tanah Baru, Kecamatan Beji, Senin, 18 Januari 2016.
Atas kehilangan anak yang dibawa mantan suaminya itu, dia sudah melaporkan ke Polsek Pasar Minggu dan Polres Jakarta Selatan, pada 25 November 2015. Bahkan, satu hari setelahnya dia melaporkan ke Komnas Anak, sehari setelah melapor ke polisi. "Tapi, dari polisi tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka bilang tidak bisa ditindak lanjuti karena ikut bapak kandung," ujarnya.
Ia yakin mantan suaminya ikut Gafatar, karena Al Qiadah bermetamorfosis menjadi organisasi massa tersebut. Di Depok, jamaah Al Qiadah cukup banyak dan berkelompok. "Pertemuan kelompok setiap pekan. Kalau pertemuan besarnya sebulan sekali. Setiap hari ada pengajian tafsir Al Quran," ujarnya.
Nurlaela, kakak Amarullah mengatakan sudah dua bulan tidak bisa berkomunikasi dengan kedua adiknya, dan anak-anaknya. Amarullah terakhir pernah datang ke rumah keluarga pada November 2015. Setelah itu, kedua adiknya tidak bisa dihubungi.
Kakak Amarullah, Muhammad Soleh, 38 tahun, juga ikut menghilang. Soleh membawa serta istrinya, Santi, 35 tahun, dan tiga anaknya. Ambar yakin Amarullah dan Soleh hilang karena ikut Gafatar. "Saya yakin hilang karena ikut Gafatar. Sebab, mereka berdua sudah ikut ajaran Al Qiadah ajaran Ahmad Musadek sejak 2004," katanya.
Ambar mengaku pernah ikut ajaran Musadek, di pengajian Al Qiadah sejak 2004-2005. Dia ikut karena diajak suaminya. "Pertama suami saya ikut kakaknya, Soleh. Lalu setelah ikut, suami saya ngajak saya," ucapnya.
Amarullah menjemput dua anaknya saat pulang sekolah. "Bahkan, KK dan akte kelahiran anak saya juga dibawa," katanya di rumah mantan mertuanya di RT 1, RW 6, nomor 47 kelurahan tanah Baru, Kecamatan Beji, Senin, 18 Januari 2016.
Atas kehilangan anak yang dibawa mantan suaminya itu, dia sudah melaporkan ke Polsek Pasar Minggu dan Polres Jakarta Selatan, pada 25 November 2015. Bahkan, satu hari setelahnya dia melaporkan ke Komnas Anak, sehari setelah melapor ke polisi. "Tapi, dari polisi tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka bilang tidak bisa ditindak lanjuti karena ikut bapak kandung," ujarnya.
Ia yakin mantan suaminya ikut Gafatar, karena Al Qiadah bermetamorfosis menjadi organisasi massa tersebut. Di Depok, jamaah Al Qiadah cukup banyak dan berkelompok. "Pertemuan kelompok setiap pekan. Kalau pertemuan besarnya sebulan sekali. Setiap hari ada pengajian tafsir Al Quran," ujarnya.
Nurlaela, kakak Amarullah mengatakan sudah dua bulan tidak bisa berkomunikasi dengan kedua adiknya, dan anak-anaknya. Amarullah terakhir pernah datang ke rumah keluarga pada November 2015. Setelah itu, kedua adiknya tidak bisa dihubungi.
Kakak Amarullah, Muhammad Soleh, 38 tahun, juga ikut menghilang. Soleh membawa serta istrinya, Santi, 35 tahun, dan tiga anaknya. Ambar yakin Amarullah dan Soleh hilang karena ikut Gafatar. "Saya yakin hilang karena ikut Gafatar. Sebab, mereka berdua sudah ikut ajaran Al Qiadah ajaran Ahmad Musadek sejak 2004," katanya.
Ambar mengaku pernah ikut ajaran Musadek, di pengajian Al Qiadah sejak 2004-2005. Dia ikut karena diajak suaminya. "Pertama suami saya ikut kakaknya, Soleh. Lalu setelah ikut, suami saya ngajak saya," ucapnya.
Namun, Ambar tidak mau mengikuti ajaran Al Qiadah, karena tidak sejalan
dengan keyakinannya. Al Qiadah mengajarkan salat hanya untuk mereka yang
beriman. "Salat, puasa tidak diwajibkan," ujarnya.
Sumber: tempo.co