Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

POSO MENJADI PUSAT PERHATIAN PENDUKUNG ISIS??

Kepolisian telah menangkap sedikitnya 12 orang dalam upaya membongkar jaringan pelaku penyerangan di kawasan MH Thamrin, 14 Januari lalu.
Para pendukung kelompok yang menamakan diri mereka Negara Islam atau ISIS di Indonesia ditengarai akan memusatkan perhatian mereka ke Poso, Sulawesi Tengah, setelah serangan di kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis (14/1) pekan lalu.

Solahudin -pengamat terorisme yang menulis buku berjudul Akar Terorisme di Indonesia, mengatakan Poso merupakan tempat kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) beroperasi.

Kelompok pimpinan Abu Wardah alias Santoso itu telah bersumpah setia kepada ISIS.
“Kalau di Poso, mereka (pendukung ISIS) masih bisa meningkatkan kapasitas kemampuan tempur mereka,” kata Solahudin kepada wartawan BBC Indonesia, Jerome Wirawan.

Kapasitas kemampuan tempur dan logistik menjadi sorotan Solahudin saat serangan berlangsung di kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari lalu.

Solahudin kemudian mencontohkan bagaimana tersangka pelaku yang bernama Afif alias Sunakim gagal melumpuhkan aparat yang berjarak sekitar lima meter dan senjata api yang digunakan bukan senapan otomatis.

“Padahal, Afif merupakan jebolan pelatihan tempur di Aceh,” katanya.

 
Poso merupakan tempat kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) beroperasi.

Pembongkaran jaringan

Analisis mengenai aktivitas pendukung ISIS di Poso mencuat di tengah aksi aparat dalam membongkar jaringan pelaku serangan di Jakarta.

Kepolisian menyatakan telah menangkap 12 orang di sejumlah lokasi, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur. Bahkan, sementara seseorang yang diduga anggota kelompok Santoso, ditembak di Poso, pada Jumat (15/01).

“Kami masih memeriksa identitasnya, sehingga kami belum bisa memastikan,” kata Anton di Mabes Polri, Minggu (17/1).

Insiden penyerangan di kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat, diduga didalangi Bahrun Naim, warga Indonesia yang ingin memimpin kelompok ISIS di Asia Tenggara atau disebut Katibah Nusantara.

Kepolisian Indonesia pada November 2015 lalu mencatat terdapat 384 warga negara Indonesia yang bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah dan sekitar 46 orang di antara mereka sudah kembali ke Indonesia.




Sumber: bbc.com