LIMA HAL YANG PERLU DIKETAHUI SOAL KRISIS SAMPAH INDONESIA
Lima hal yang perlu Anda ketahui soal krisis sampah Indonesia
R Sudirman, selaku Direktur Pengelolaan Sampah di Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, mengatakan predikat itu sungguh memalukan.
“Kita malu. Berita di media bahwa Indonesia penyumbang sampah terbesar ke laut nomor dua setelah Cina, malu kita,” katanya.
![]() |
Berselancar di perairan yang penuh sampah menjadi pemandangan para peselancar di Indonesia. |
Kajian lain, yang dilakoni lembaga Ocean Conservancy, menemukan bahwa 28% ikan-ikan di Indonesia mengandung plastik.
Temuan itu tak mengherankan saat bertolak 50
kilometer lepas pantai Jakarta. Pantai-pantai di Kepulauan Seribu yang
dulunya indah, kini tertutup oleh sampah.
Pulau Tidang, yang
mengandalkan sektor pariwisata, misalnya, penuh sampah sehingga ketika
berenang di sini seperti berenang di lautan plastik.
Penduduk Kepulauan Seribu punya istilah 'musim sampah' untuk menjuluki periode tahunan ketika sampah-sampah dari Jakarta memenuhi pantai di pulau mereka. |
Dadeng Solengkar bekerja sebagai pemandu pariwisata.
Dia mendirikan sebuah kelompok pecinta lingkungan berisi anak-anak muda, namun kini dia mengaku merasa tidak berdaya.
“Sebagian
besar sampah di pantai kami berasal dari Jakarta mengingat di sana ada
sebanyak 12 sungai yang penuh sampah mengalir ke laut. Setiap tahun,
khususnya bulan Desember, pulau kami dibanjiri sampah. Kami menyebutnya
musim sampah.
Saya sangat takut apa yang akan terjadi dalam lima tahun
mendatang jika tidak ada sesuatu yang dilakukan.”
2. Setiap hari tumpukan sampah setinggi Candi Borobudur dibuang di Bantar Gebang
“Jakarta menyumbang satu Candi Borobudur per dua
hari, sebesar itu sampah yang disumbangkan masyarakat Jakarta di Bantar
Gebang,” kata Mohamad Bijaksana Junerosano dari perusahaan Waste4change.
Setahun
lalu, Junerosano mendirikan perusahaan daur ulang tersebut. Jarak
kantornya dengan Bantar Gebang hanya lima menit, tapi terasa seperti dua
dunia yang berbeda.
Sejumlah perusahaan dan kompleks perumahan membayar
perusahaan yang didirikan Junerosano untuk memungut sampah mereka dan
mendaur ulangnya.
“Kami membangun sebuah fasilitas namanya rumah
pemulihan material. Bagaimana kita melihat sampah, bisa dikelola menjadi
material baru. Caranya adalah dengan disortir lebih mendetil," kata
Junerosano.
3. Pemerintah ingin Anda membayar kantong plastik
R
Sudirman, selaku Direktur Pengelolaan Sampah dari Kementerian Kehutanan
dan Lingkungan Hidup, mengatakan kepada BBC Indonesia bahwa pemerintah
akan meminta masyarakat membeli kantong plastik.
“Peraturan sedang kita susun. Maret akan selesai,
tentang bagaimana penggunaan kantong plastik di ritel-ritel itu
berbayar. Jadi, kalau Bapak atau Ibu belanja di supermarket, pulang bawa
kantong plastik, nanti itu dibayar.”
Menurutnya, program itu akan dimulai pada 21 Februari mendatang untuk menandai Hari Peduli Sampah.
“Setiap konsumen belanja di ritel, mulai 21
Februari, di 15 kota, itu nanti harus bayar kalau pakai plastik. Tapi di
Bandung sudah dimulai. Di Circle-K sudah mulai. Kita dapat dukungan
dari Apindo, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia.”
4. Sampah seluas tujuh lapangan sepak bola dibuang setiap hari ke Sungai Ciliwung
Di sinilah, di Sungai Ciliwung, sampah-sampah Jakarta dibuang.
Diperkirakan sampah seluas tujuh lapangan sepak bola dibuang ke sungai ini setiap hari.
Ketika BBC Indonesia menyambangi sungai tersebut,
hujan yang baru saja turun membuat sungai terlihat lebih bersih dari
biasanya. Namun, perahu yang kami tumpangi harus berhenti setiap lima
menit karena plastik menyangkut pada mesin perahu.
Fitri Dewi
dari Ciliwung Institute mencoba mengajak khalayak umum mengikuti tur
lingkungan dengan mengarungi Sungai Ciliwung demi meningkatkan
kepedulian.
“Kami ingin mengembalikan Sungai Ciliwung seperti
sediakala, ketika orang bisa mencuci dan berenang di sungai. Kami ingin
pemerintah mendidik masyarakat yang tinggal di tepian sungai sehingga
sampah mereka tidak menumpuk di sini. Kita juga perlu menghentikan
sampah perusahaan berada di sungai ini.”
Mohamad Bijaksana
Junerosano mengaku ide pendirian perusahaan daur ulang Waste4Change
berasal ketika dia melihat kondisi Sungai Ciliwung.
“Mengalihkan energi marah, emosional dan gemes,
menjadi energi lebih positif. Kami aktif melakukan advokasi mengenai
kantong plastik di mana warga Indonesia ini menyumbang 700 lembar
kantong plastik per orang per tahun. Kemarahan ini, kami ajak masyarakat
indonesia lakukan perubahan,” ujarnya.
5. Indonesia bertekad mengakhiri krisis sampah pada 2020 dengan mengubah limbah menjadi energi
R.
Sudirman, selaku Direktur Pengelolaan Sampah dari Kementerian Kehutanan
dan Lingkungan Hidup, mengatakan pemerintahan Presiden Joko Widodo
memiliki gagasan ‘luar biasa’ guna mengatasi krisis sampah.
“Dari program percepatan pengelolaan sampah itu ada
tiga target. Pertama, masalah sampah menjadi energi listrik dengan cara
Insenerator, sampah menjadi energi listrik dengan mengangkat gas metan
di TPA, dan bagaimana sistem pengelolaan sampah dari hulu ke hilir itu
terintegrasi.
Misalkan nanti kalau energi listriknya, itu diharapkan
untuk DKI, Solo dan Surabaya. Kemudian gas metannya untuk kota
Balikpapan, Malang.”
Pendiri Waste4change, Mohamad Bijaksana Junerosano, mengatakan dia berharap ada perubahan.
“PR
(Pekerjaan Rumah) kita masih banyak. Dan saya percaya sekarang mulai
tumbuh banyak sekali aksi-aksi anak muda. Dan saya lihat masyarakat dan
Presiden Jokowi pun telah mendorong ini betul-betul. Ayo cepat kita
bergerak.”
Sumber: bbc.com