Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KAPOLDA METRO JAYA: BANYAK ANGGOTA JARINGAN YANG MASIH BURON

Sel-sel yang dilumpuhkan ini terhubung dengan sel lain, kata Kapolda Jakarta.
Dalam wawancara dengan BBC, Kapolda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian, menyebut jaringan teroris pelaku penyerangan di kawasan Sarinah sudah dilumpuhkan, namun masih banyak sel teroris lain. Berikut petikannya.

Ini merupakan serangan teror pertama yang diklaim oleh ISIS. Apakah ini merupakan perkembangan berbahaya? 

Ini terutama terkait dengan perubahan strategi dalam kepemimpinan ISIS. Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin ISIS, sudah memerintahkan ISIS untuk tidak melancarkan serangan hanya di dalam Suriah dan Irak, tapi juga melancarkan serangan di luar Irak dan Suriah.

Paris sudah diserang dan Istanbul sudah diserang, dan kami sudah mengidentifikasi seorang Indonesia bernama Bahrum Naim yang bergabung dengan kelompok ini, dan kami mengenalinya sebagai bekas anggota jaringan teroris di Indonesia.

Pada tahun 2010 dia ditangkap dan diadili untuk kasus pemilikian senjata dan amunisi, dihukum dua setengah tahun. Sesudah bebas, dia bergabung (dengan ISIS). Dialah yang menjalankan instruksi Al-Baghdadi dengan mengerahkan orang-orangnya di sini, di Indonesia, untuk melancarkan serangan kemarin.
Tito Karnavian menyebut sudah sekitar 1.000 orang ditahan sejak tahun 2000, namun sebagian sudah dibebaskan.
Jika Bahrun Naim berada di balik serangan itu, menurut Anda dia memiliki pendukung lain lagi? Apakah masih ada yang lain?
 Kami sudah mengidentifikasi jaringan Bahrun Naim di Indonesia. Bulan Desember lalu kami sudah menggagalkan rencana serangan akhir tahun 2015. Jadi kami berasumsi bahwa rencana serangan awalnya untuk dilancarkan saat malam Natal dan Tahun Baru. Karenanya kami bergerak menangkapi sejumlah orang, antara lain Arip Hidayatullah di Bekasi. Dan dalam interogasi, ia mengaku diperintahkan oleh Bahrun Naim.

Tapi Anda tetap tak bisa menggagalkan serangan (di kawasan Sarinah) ini?
Banyak anggota jaringan teroris yang masih buron. Itu masalahnya. Sekali kita melakukan penangkapan, mereka bergerak. Ini keunikannya. Mereka terhubung satu sama lain. Mereka memiliki sebagian kemampuan operasi militer juga. Ketika kitabergerak menangkapi satu sel, maka sel lain akan berpindah.

Berapa banyak sel-sel jaringan mereka? Seberapa besar risiko akan terjadinya serangan lain?
Dalam kaitan dengan serangan ini –sel penyerang sudah kami lumpuhkan kemarin. Tapi kami tahu, kelompok yang sudah kami lumpuhkan ini terhubung dengan sel-sel lain, karenanya kami terus memburu mereka. Saya tidak akan mengatakan seberapa besar mereka, tapi mereka adalah kelompok-kelompok kecil saja, yang betapapun harus kita waspadai betul.
 
Para anggota jaringan teror itu memiliki sedikit kemampuan militer juga, kata Tito.
Apakah peristiwa ini membawa perubahan besar terkait teror di Indonesia?
Kemungkinan besar begitu. Karena sebelum bangkitnya ISIS, sudah banyak jaringan radikal di Indonesia. Sejak tahun 2000 kami sudah menangkap dan mengadili sekitar 1.000 orang di antaranya.

Sebagian masih di penjara. Sebagian sudah bebas dari penjara tapi mereka masih bisa menjadi ancaman. Kami tak menyepelekan jaringan-jaraingan itu, dan kami mewaspadai dan memantau mereka. 

Yang harus kami lakukan adalahmeningkatkan kemampuan kami, dan juga berbagi informasi dengan (negara lain), karena jaringan teror ini bukan semata berkembang di Indonesia namun merupakan bagian dari jaringan global.




Sumber: bbc.com