Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BAHRUN NAIM, TOKOH TERORIS ISIS PENGAMCAM 'KONSER'

Pelaku teror menembakan senjata di Jl MH Thamrin, Jakarta dekat pusat perbelanjaan Sarinah. (Xinhua/Veri Sanovri)
Jakarta, Sosok Bahrun Naim disebut sebagai sosok yang ada di balik serangan teror Jakarta, Kamis (14/1). Ternyata, dia jugalah orang yang mengancam akan menggelar 'konser' besar belum lama ini.

"Iya, dia petinggi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) yang memberikan warning saat itu," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Anton Charliyan.

Kata 'konser' digunakan teroris sebagai kata ganti serangan. Istilah ini baru kali ini digunakan.

Kode tersebut menyeruak ketika Polri melakukan serangkaian penangkapan teroris pada penghujung 2015. Saat itu, isu akan terjadi serangan teror sudah santer terdengar.

"Mereka ditangkap karena akan melakukan 'konser' besar sehingga jadi berita internasional. Sekarang mereka pakai istilah 'konser', bukan lagi 'pengantin'," kata Anton kala itu.

Saat itu, Anton juga mengatakan para teroris yang ditangkap dikoordinasi seorang berinisial BN. Namun, dia enggan menyebutkan apakah dia adalah Bahrun.

Nama Bahrun Naim juga digunakan akun yang mengunggah video ancaman dari pentolan teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah. Video yang diunggah pada awal Desember itu mengancam akan menyerang Istana dan Kepolisian Jakarta.

Kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme sama-sama menduga suara dalam video tersebut memang terucap dari mulut Santoso.

Saat ini Bahrun berada di Suriah. Anton mengatakan sosok itu mendanai dan menyetir pergerakan teror di Indonesia.

Sebelumnya, Bahrun pernah ditangkap pada 2010 silam terkait kepemilikan ratusan butir peluru. Sehabis masa hukuman empat tahun, Bahrun melarikan seorang mahasiswi bersamanya ke Suriah pada pertengahan 2015.

Berdasarkan sumber CNNIndonesia.com, Bahrun Naim mengepalai sedikitnya dua kelompok teror. Pertama, kelompok Solo yang diduga pimpinan Abu Jundi, yang sudah tertangkap, dan kelompok Bekasi.

Sumber juga mengatakan sebenarnya upaya teror hendak dilakukan pada Desember lalu. Namun baru terlaksana hari ini.

Dia juga bercerita soal adanya hubungan komunikasi untuk mempersiapkan teror. Komunikasi itu, terpantau pada medio Agustus 2015. Media komunikasi yang mereka lakukan melalui aplikasi Telegram.

“Intinya sudah ada persiapan,” kata sang sumber. 




Sumber: cnnindonesia.com