SEKUM DEWAN GEREJA DUNIA BERBAGI HARAPAN ATAS COP21
![]() |
Sekum WCC, Pdt Dr Olav Fykse Tveit saat memimpin delegasi gereja dan organisasi iman dalam Konferensi Perubahan Iklim COP21 di Paris, Minggu (29/11). (Foto: oikoumene.org) |
PARIS – “Momentum terhadap
perubahan telah datang, dan mungkin lebih kuat daripada yang kita
pahami”, tulis Pdt Dr Olav Fykse Tveit, Sekretaris Umum Dewan Gereja
Dunia (The World Council of Churches/WCC) dalam pesan Adven pada malam
pembicaraan iklim di Paris, Minggu (29/11).
Dari ibu kota Prancis tempat ia memimpin delegasi WCC menghadiri
pembicaraan iklim COP21, Tveit menekankan bahwa perspektif moral dalam
debat publik dapat, dan harus, lebih “menunjukkan tindakan yang
bertanggung jawab dan berkelanjutan yang mungkin bisa dicapai”.
Sehari sebelum para pemimpin lebih dari 130 negara yang hadir dari
COP21 akan memberikan laporan singkat tentang cara untuk menyelamatkan
masa depan dunia kita bersama, Tveit menekankan bahwa ada perspektif
harapan untuk dibagikan oleh mereka yang mewakili bangsa di dunia.
“Suatu ‘pergeseran hijau’ sekarang lebih mungkin dari sebelumnya,”
tulis Tveit, menyerukan agar kemajuan dengan inisiatif energi terbarukan
dan mengacu pada penarikan atas investasi dari industri bahan bakar
fosil.
“Banyak perusahaan besar memahami perkembangan ini dan membuat
keputusan untuk mengakhiri penggunaan energi fosil dalam lima sampai 15
tahun ke depan, pergeseran besar dari sebelumnya diproyeksikan 30-40
tahun,” tulisnya.
Tveit juga menunjuk kemungkinan bergerak lebih cepat dan jauh
melampaui janji yang dibawa negara-negara mereka ke Paris. Tveit juga
mengungkapkan beberapa harapannya untuk COP21.
Ia berharap orang-orang
yang datang ke Paris “menjaga potensi untuk melakukan upaya dan bahwa
melaksanakan keputusan hari ini akan mempersiapkan dunia yang lebih
baik.”
Menggemakan tuntutan utama beberapa organisasi iman yang menghadiri
COP21, Tveit menyebut harapan untuk kesepakatan yang ambisius dan adil
yang mencerminkan kebutuhan mendesak untuk benar-benar fokus pada
keadilan iklim.
Dengan demikian ia menggarisbawahi bahwa wacana moral
yang harus difokuskan pada pembuatan keputusan tentang iklim “didasarkan
pada prinsip-prinsip keadilan”.
“Di bahasa Norwegia kita katakan: bola salju yang bergulir, lebih
cepat setiap hari. Memang, momentum terhadap perubahan telah datang,”
Tveit menulis.
Sumber: satuharapan.com