Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

OBAMA BERSUMPAH HANCURKAN ISIS

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengecam penembakan di San Bernardino, California, yang menewaskan 14 orang sebagai aksi teroris.
Washington -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengecam penembakan di San Bernardino, California, yang menewaskan 14 orang sebagai aksi teroris. Obama bersumpah AS akan menghancurkan ISIS yang diduga telah meradikalisasi kedua pelaku dalam penembakan pekan lalu itu.

"Ini adalah aksi terorisme yang bertujuan membunuh warga tidak berdosa," kata Obama dalam pidato di Ruang Oval Gedung Putih yang disiarkan langsung di televisi, Minggu malam (5/12), dikutip Reuters.
Obama yang berbicara di atas mimbar di depan meja kerjanya mengatakan bahwa dua pelaku serangan, yaitu Tashfeen Malik, 29, dan suaminya Syed Rizwan Farook, 28, telah "terjerumus di jalan gelap radikalisasi" dan menganut "versi yang sesat dalam Islam" yang menyerukan perang dengan Amerika dan negara Barat.

Pidato ini disampaikan untuk menegaskan ancaman terorisme di Amerika dan menjawab keresahan sebagian masyarakat yang sangsi Obama memiliki rencana yang tepat dalam mengatasi krisis keamanan.

"Ancaman terorisme sangat nyata, tapi kami akan mengatasinya. Kami akan menghancurkan ISIL dan semua organisasi lainnya yang mencoba melukai kita," kata Obama, menggunakan nama lain ISIS.

"Kita akan memenanginya dengan kuat, cerdas, tangguh dan tidak kenal lelah," kata Obama.

Dalam pidatonya, Obama juga menyerukan pada Kongres untuk menetapkan larangan pembelian senjata bagi siapa pun yang masuk dalam daftar larangan terbang karena terkait kasus terorisme.

Mengambil langkah yang akan membuat resah kelompok konservatif pendukung kebebasan senjata api, Obama kembali mendesak Kongres membatasi kepemilikan senjata api yang menurutnya adalah cara utama mengatasi serangan simpatisan ISIS di masa mendatang.

Malik dan Farook tidak pernah masuk dalam daftar pengawasan teroris. Senapan laras panjang yang mereka gunakan juga dibeli secara sah. Polisi menemukan ribuan amunisi, bom pipa, dan beberapa senjata api lainnya di rumah tersangka.

"Apa yang bisa jadi alasan untuk memperbolehkan tersangka teroris membeli senjata semiotomatis? Ini adalah masalah keamanan nasional," kata Obama.

Penembakan pekan lalu semakin mengobarkan sentimen Islamofobia yang saat ini menjadi isu panas jelang kampanye presiden 2016. Para kandidat calon presiden Partai Republik, salah satunya adalah Donald Trump, dianggap memprovokasi Islamofobia di negara itu.

Obama berusaha meredam sentimen ini dengan mengimbau warga AS untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap ancaman teror di dalam negeri. "Kita tidak boleh memicu permusuhan antar masyarakat dengan mengatakan bahwa ini adalah perang antara Amerika dengan Islam," ujar Obama. 
 
 
 
 
Sumber: cnnindonesia.com