PENGEMIS MODUS KAKI BUNTUNG RAUP 5 JUTA PER BULAN
![]() |
Mengemis kini bukan lagi sebuah cara untuk mendapatkan makan atau bertahan hidup, tetapi sudah menjadi pekerjaan rutin setiap harinya. |
Jakarta - Bagi yang selalu iba dan memberi sedikit uang kepada para pengemis,
ada baiknya mulai berhati-hati dan tidak tertipu dengan penampilan
pengemis. Karena, seorang pengemis yang seolah-olah menyandang
disabilitas ternyata ketahuan segar bugar.
Adalah Aris Stianto (27), pria yang digelandang Dinas Sosial saat operasi penertiban di Jalan Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat, Sabtu 14 November petang. Petugas mendapati Aris berpura-pura menyandang disabilitas dan meminta uang kepada para pengguna jalan.
Adalah Aris Stianto (27), pria yang digelandang Dinas Sosial saat operasi penertiban di Jalan Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat, Sabtu 14 November petang. Petugas mendapati Aris berpura-pura menyandang disabilitas dan meminta uang kepada para pengguna jalan.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta, Chaidir
mengatakan, dari penuturan Aris diketahui pria berperawakan kurus
jangkung itu mulai mengemis
dengan modus kaki buntung sejak 2008. Aris mengaku, mengemis dengan
modus tersebut sudah menjadi pekerjaan yang menguntungan untuk dia.
"Penghasilan dari modus kaki buntungnya itu cukup besar. Sekitar Rp 150-200 ribu per hari diraupnya. Bila ditotal, dalam sebulan dia meraup Rp 4-5 juta," kata Chaidur di Jakarta, Minggu (15/11/2015).
Dari uang hasil mengemisnya itu, Chaidir menggunakannya untuk sehari-hari. Termasuk mengontrak rumah di bilangan Tanah Tinggi dengan biaya sewa Rp 350 ribu per bulan.
"Penghasilan dari modus kaki buntungnya itu cukup besar. Sekitar Rp 150-200 ribu per hari diraupnya. Bila ditotal, dalam sebulan dia meraup Rp 4-5 juta," kata Chaidur di Jakarta, Minggu (15/11/2015).
Dari uang hasil mengemisnya itu, Chaidir menggunakannya untuk sehari-hari. Termasuk mengontrak rumah di bilangan Tanah Tinggi dengan biaya sewa Rp 350 ribu per bulan.
Chidir mengimbau masyarakat yang ingin berbagi dengan mereka-mereka yang membutuhkan untuk menyalurkannya ke lembaga-lembaga resmi.
"Karena lembaga yang telah resmi telah terdaftar dan transparan dalam menyalurkan bantuan. Sehingga tidak dimanfaatkan oleh oknum yang ingin mengambil keuntungan," imbau Chaidir.
Sumber: liputan6.com
Foto: Google