INDONESIA MUNGKIN ADUKAN SENGKETA NATUNA KE MAHKAMAH INTERNATIONAL
![]() |
Di saat China tampaknya ingin menyelesaikan perbedaan dengan negara-negara yang mengklaim wilayah di Laut China Selatan, Indonesia menjadi negara paling baru yang menunjukkan betapa seriusnya situasi di kawasan itu. |
BEIJING—Menkopolhukam Indonesia Luhut
Binsar Panjaitan mengatakan, Indonesia bisa menjadi negara kedua di
kawasan itu yang menantang klaim China atas seluruh wilayah di Laut
China Selatan, termasuk kepulauan Natuna milik Indonesia. Ini terjadi
jika China dan Indonesia tidak bisa menyelesaikan perselisihan wilayah
itu lewat dialog.
Luhut Panjaitan hari Rabu (11/11) mengatakan Indonesia bekerja keras
menyelesaikan isu itu dan berupaya mendekati China untuk membahas
keprihatinan tentang klaim wilayah China yang kontroversial di Laut
China Selatan.
“Kami ingin melihat solusi masalah ini dalam masa dekat lewat dialog,
atau kami akan membawanya ke Mahkamah Kriminal Internasional
(ICC),” ujar Luhut.
Filipina telah mengadukan China ke mahkamah internasional, dan
baru-baru ini mahkamah itu memutuskan akan mendengar beberapa klaim yang
diajukan Filipina terhadap China.
China menolak keras arbitrase itu. China telah sejak lama mengatakan
bahwa perselisihan di Laut China Selatan seharusnya diselesaikan secara
bilateral dan tidak lewat intervensi internasional.
China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan sebagai
bagian dari wilayahnya dan menggunakan apa yang disebut sebagai
“sembilan garis putus-putus” untuk menjelaskan klaimnya itu.
Namun, masalahnya adalah garis putus-putus yang digunakan China itu
menyentuh zona ekonomi ekslusif beberapa negara lain. Selain Indonesia
dan Filipina, Vietnam, Taiwan, Malaysia dan Brunei Darusalam kini
memiliki klaim yang tumpang tindih dengan China.
“Kita tidak ingin melihat ada negara manapun yang memproyeksikan
kekuatannya di wilayah itu. Kita menginginkan solusi damai dengan
mendorong dialog,” lanjut Luhut.
“Sembilan garis putus-putus itu adalah masalah yang kita hadapi
sekarang ini, dan tidak saja menjadi masalah Indonesia,” tambahnya.
Klaim sembilan garis putus-putus China itu mencakup kepulauan Natuna milik Indonesia.
Pernyataan Luhut Panjaitan itu disampaikan beberapa hari menjelang
pertemuan para pemimpin dalam forum APEC – Kerjasama Ekonomi Asia
Pasifik – di Manila, Filipina. China sudah mengatakan tidak ingin
masalah Laut China Selatan menjadi agenda dalam pertemuan itu.
Presiden Xi Jinping mengatakan akan menghadiri forum APEC, meskipun
perselisihan dengan Filipina masih terus berlangsung. Sebagai tuan
rumah, Filipina tidak akan membawa isu ini dalam pertemuan tersebut.
Namun, beberapa peserta tampaknya akan membahas perselisihan itu di
sela-sela pertemuan, meskipun fokus utama adalah isu kerjasama ekonomi
dan perdagangan.
Amerika baru-baru ini melaksanakan apa yang disebut sebagai misi
navigasi pelayaran yang bebas dalam zona 12 mil dari pulau-pulau buatan
di Laut China Selatan, yang dibangun China dengan cepat dan menimbulkan
keprihatinan bahwa pulau-pulau itu terutama akan digunakan oleh militer.
Tapi keprihatinan itu berulangkali dibantah China.
Sumber: voaindonesia.com