Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TUHAN.. DI MANAKAH ENGKAU??

Bacaan Hari ini :
Yohanes 11:21 Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.

------------------------------


Marta bukan orang yang bisa mengerem lidahnya. Anda pasti tahu sedang berada dalam situasi apa Anda jika bersama wanita ini! "Tuhan," katanya, "sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Singkatnya ia berkata, Di mana Kau, Tuhan?

Mungkin Anda pernah mengatakan hal yang serupa ketika atau setelah Anda menghadapi kemelut dalam hidup Anda.

Tuhan, di mana Engkau ketika orang tuaku bercerai?
Tuhan, di mana Engkau ketika aku di diagnosa kanker?
Tuhan, di mana Engkau ketika pernikahan kami diambang perceraian?
Tuhan, di mana Engkau ketika kami kehilangan pekerjaan?
Tuhan, di mana Engkau ketika anakku mendapat kesulitan?
Tuhan, di mana Engkau ketika orang yang aku cintai meninggal?

Perhatikan, Yesus tidak menegur Marta atas apa yang dia katakan. Tidak salah mengatakan pada Tuhan apa yang tengah Anda rasakan. Menurut saya kadang kita berpikiran bahwa tidak sopan atau berdosa apabila kita mengekspresikan ketakutan kita yang jujur atau keraguan hati kita kepada-Nya. 
 
Ketika kita membaca Mazmur, kita belajar bahws seringkali ketika Daud dan pemazmur lain benar-benar dekat dengan Tuhan, mereka meratap kepada-Nya dan mengosongkan isi hati mereka di dalam hadirat-Nya.
Saya sering melakukannya. Di dalam kepedihan, saya akan menangis kepada Tuhan. Kadang kenyataan bahwa anak saya telah pergi untuk selamanya menghantam hati saya bak dipukul dengan palu godam, saya berkata, "Oh, Tuhan. 
 
Aku tak percaya ini! Aku tidak bisa menahan rasa sakit ini!" Tapi kemudian saya akan berkata pada diri saya sendiri, "Greg, sekarang dengarkan aku. Anakmu masih hidup - lebih hidup dibanding sebelumnya. 
 
Saat ini ia tengah berada dalam hadirat Allah dan kau akan melihatnya lagi hanya dalam beberapa tahun dari sekarang. Saya juga tak pernah lupa untuk mengingatkan diri saya akan janji-janji Allah.
Doa saya jujur dan terbuka lebar. Saya mencurahkan hati saya di hadapan Allah, saya menggambarkan rasa sakit saya kepada-Nya. Tapi saya juga sambil mengingatkan diri saya sendiri akan kebenaran Allah. Seperti itulah doa yang sejati.

Allah ingin kita berseru kepada-Nya. Dia mengundang kita untuk mencurahkan hati kita di hadapan-Nya. Daud menulis, "Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Sela (Mazmur 62:8).

 
Berserulah kepada-Nya setiap waktu
 dan curahkanlah isi Anda, 
percayalah Allah sanggup menolong 
hari ini dan seterusnya 
 
 
 
 
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie).
gambar: Google