Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SEMAKIN TEBAL ASAP DI JAMBI

Asap tebal yang kembali menyelimuti Kota Jambi tiga hari terakhir membuat kegiatan transportasi air di Pelabuhan Tanggo Rajo, Sungai Batanghari, Kota Jambi lumpuh. Para pemilik kapal banyak yang menghentikan kegiatan pelayaran karena jarak pandang di sungai hanya 200 - 300 meter. Terlihat pelabuhan sungai Tanggo Rajo, Kota Jambi sepi dari kegiatan kapal, 26 September 2015. (Suara Pembaruan/ Radesman Saragih)
Jambi - Ketebalan asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang menyelimuti wilayah Kota Jambi dan sekitarnya semakin tebal. 

Asap tebal bercampur debu kebakaran hutan membuat kualitas udara sangat buruk. Akibatnya semakin banyak warga yang terkena infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), batuk flu dan iritasi mata.

Pantauan SP di Kota Jambi, Selasa (27/10) pagi, asap tebal yang menyelimuti Kota Jambi membuat jarak pandang terbatas hanya sekitar 200–300 meter. Asap membuat kualitas udara sangat buruk, sehingga warga yang berada di luar rumah cepat terkena flu, batuk dan iritasi mata.

“Udara di kota ini sudah tak layak untuk dihirup. Udara lebih banyak asapnya daripada oksigen. Karena itu warga cepat terkena penyakit batuk, radang tenggorokan, flu dan sakit mata ketika melakukan kegiatan di luar rumah,” kata Sahna (43), warga Paal V, Kota Jambi.

Sementara itu berdasarkan data pada alat pemantau pencemaran udara Badan LIngkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Jambi, Jalan H Agus Salim, Kotabaru, Kota Jambi, Selasa (27/10), sekitar pukul 06.00-07.00 WIB, angka indeks standar pencemaran udara (ISPU) mencapai 500 partikel per million (ppm). Angka ISPU yang tinggi tersebut menunjukkan udara di kota itu sangat berbahaya bagi kesehatan.

Secara terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Data dan Infoermasi Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi Kurnianingsih mengatakan, asap tebal yang masih menyelimuti Kota Jambi hingga dua hari terakhir berasal dari kebakaran hutan dan lahan di Jambi dan daerah lain, khususnya Sumatera Selatan.

Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua, katanya, hot spot (titik panas) di Jambi masih cukup tinggi. Hot spot di Jambi Senin (26/10) terpantau sebanyak 110 titik. Hot spot tersebut terbanyak di Kabupaten Muarojambi sebanyak 66 titik, Tanjungjabung Timur (41 titik), Tanjungjabung Barat (dua titik) dan Batanghari (satu titik).

“Jumlah hot spot tersebut meningkat dibandingkan hot spot yang terpantau di Jambi Minggu (25/10) sebanyak 42 titik. Jumlah hot spot di Jambi kemungkinan masih bertambah lagi jika hujan tidak turun,” katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Andi Pada mengatakan, asap tebal yang masih menyelimuti Jambi hingga akhir Oktober ini menyebabkan penderita ISPA di Jambi terus naik drastis. 

Jumlah penderita ISPA di Jambi hingga pekan ketiga Oktober ini sudah mencapai 90.000 orang. Jumlah penderita ISPA tersebut meningkat dibandingkan penderita ISPA hingga akhir pekan pertama Oktober lalu sekitar 60.000 orang.

“Penderita ISPA di Jambi paling banyak di Kota Jambi, yakni mencapai 26.000 orang. 

Sementara itu, Jumlah penderita ISPA tersebut meningkat dibandingkan penderita ISPA di Kota Jambi Agustus lalu sekitar 9.470 orang,” katanya.




Sumber: beritasatu.com