RESOR, VILA DAN KAFE DI TENGAH HUTAN LEMBANG.

Pintu masuk Imah Seniman Resort di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
BANDUNG, Biasanya restoran dan hotel
berada di kota atau di sebuah tempat yang ramai. Namun, berbeda dengan
resort, vila, kafe yang satu ini. Letaknya di tengah hutan di kawasan
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Luas lahan mencapai 11 hektar.
Selain resort, vila dan kafe di sini tersedia wahana outbond.
Restoran dan hotel ini bernama 'Imah Seniman Resort' yang didirikan oleh
seorang seniman, yakni Roby Tjahjadi atau lebih akrab disapa 'Bob
Doank' pada tahun 2013.
Pintu gerbang masuk dari Jalan Kolonel Masturi No. 8 Cikahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Sejuk, segar, saat kami memasuki pintu gerbang Imah Seniman Resort.
Pintu gerbang masuk dari Jalan Kolonel Masturi No. 8 Cikahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Sejuk, segar, saat kami memasuki pintu gerbang Imah Seniman Resort.
Kicauan burung yang hinggap di ranting-ranting pohon besar turut
menyambut kedatangan. Banyak juga burung yang beterbangan kesana kemari.
Selain itu, kupu-kupu cantik yang beterbangan di atas bunga.
Tak hanya itu, suara kecapi dan suling melantunkan irama musik Sunda memanjakan telinga. Lokasi ini sangat khas dengan unsur seni dan budaya sundanya. "Wilujeng Sumping di Imah Seniman Resort," ucap wanita cantik menyambut kedatangan.
Suasana di dalam kamar hotel tembus langsung ke danau Imah Seniman
Resort, letaknya di tengah-tengah hutan pada lahan seluas 11 hektar di
kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Kamar ini cocok
untuk bulan madu.
Kami langsung diajak untuk menjelajah semua titik di lokasi seluas 11 hektar itu. Setapak demi setapak kami melakukan penjelajahan. Terlihat sebuah sungai.
Tak hanya itu, suara kecapi dan suling melantunkan irama musik Sunda memanjakan telinga. Lokasi ini sangat khas dengan unsur seni dan budaya sundanya. "Wilujeng Sumping di Imah Seniman Resort," ucap wanita cantik menyambut kedatangan.
Air mengalir cukup
deras. Kami menyeberangi sungai, berjalan di jembatan yang terbuat dari
anyaman bambu. "Ayo, kita nyeberang," ajak Public Relation Manager Imah
Seniman Resort, Dadan Hendaya mengajak menjelajahi hutan tersebut.
Dadan mengajak untuk meihat bangunan-bangunan adat, berciri khas Sunda. Bangunan ini, tak lain adalah hotel atau tempat menginap para tamu.
Dadan mengajak untuk meihat bangunan-bangunan adat, berciri khas Sunda. Bangunan ini, tak lain adalah hotel atau tempat menginap para tamu.
Beberapa bangunan
khas adat Sunda tersebut berjejer dengan posisi melingkar, di tengahnya
ada danau. Ikan-ikan ikut menghidupkan danau itu. Yang menjadi asyiknya,
dari kamar hotel bisa tembus langsung ke danau itu.
Dinding kamar yang
mengarah ke danau terbuat dari kaca bening. Kita bisa menikmati indahnya
danau di kamar itu. "Di sini cocok sekali untuk honeymoon, untuk berbulan madu bagi para pengantin baru," kata Dadan sambil terkekeh.
Wajar jika pasangan pengantin tertarik bermadu kasih di tengah hutan ini, pasalnya cuaca di sini sangatlah dingin, apalagi jika hujan turun. Brrrrr...!!. Beberapa meter dari situ, terdapat air terjun kecil yang mengalir ke danau kecil itu.
Wajar jika pasangan pengantin tertarik bermadu kasih di tengah hutan ini, pasalnya cuaca di sini sangatlah dingin, apalagi jika hujan turun. Brrrrr...!!. Beberapa meter dari situ, terdapat air terjun kecil yang mengalir ke danau kecil itu.
Di sekitar hotel di pinggir danau kecil itu
terdapat kafe-kafe atau tempat nongkrong yang meja dan kursinya terbuat
dari kayu. "Ini bisa ngopi-ngopi disini, sambil santai," katanya.
Suasana dapur di Imah Seniman Resort, kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Di tempat lainnya terlihat
sebuah bangunan besar berbentuk khas, berbahan kayu. "Di sini tempat
berdiskusi dan menggelar pertemuan, rapat," katanya.
Berjalan menanjak
sedikit, terlihat saung-saung (gubuk) berjejer. "Makan juga bisa di sini
(di saung). Ini namanya saung leuweung. Jadi, konsep kita tuh, makan,
tidur di tengah hutan," sambung Dadan.
Perjalanan berlanjut menuju sebuah danau. Terlihat perahu kayu lengkap dengan dayungnya. Para pengunjung bisa berlayar di danau ini. "Mau naik perahu? Ayooo, kita bisa berlayar disini," kata Dadan. Perjalanan dilanjutkan ke titik lainnya, berjalan setapak demi setapak. Di pinggir danau terdapat saung berjejer.
Perjalanan berlanjut menuju sebuah danau. Terlihat perahu kayu lengkap dengan dayungnya. Para pengunjung bisa berlayar di danau ini. "Mau naik perahu? Ayooo, kita bisa berlayar disini," kata Dadan. Perjalanan dilanjutkan ke titik lainnya, berjalan setapak demi setapak. Di pinggir danau terdapat saung berjejer.
Menurut Dadan, danau ini disediakan khusus bagi yang hobi
memancing. "Nah, di sini tempat memancing. Banyak ikan ditanam di sini.
Jadi, begitu dapat ikannya, kita bisa langsung bakar ikannya di sini,"
katanya.
Setelah itu, kami menyebrang sungai. Dadan mengajak ke lokasi penginapan lainnya. "Di sini juga bisa (tidur), penginapan di sini ada, di sana juga ada, tinggal pilih, ada beberapa kelas kamarnya, vila juga ada," katanya. Dadan menjelaskan, beberapa hektar dipakai untuk lahan peternakan, perkebunan dan pesawahan.
Setelah itu, kami menyebrang sungai. Dadan mengajak ke lokasi penginapan lainnya. "Di sini juga bisa (tidur), penginapan di sini ada, di sana juga ada, tinggal pilih, ada beberapa kelas kamarnya, vila juga ada," katanya. Dadan menjelaskan, beberapa hektar dipakai untuk lahan peternakan, perkebunan dan pesawahan.
Bahan baku dan
rempah-empah untuk memasak menu di restoran ini didatangkan dari
perkebunan dan peternakan tersebut.
Setelah itu, Dadan mengajak ke tempat makan. Sambil berjalan, Dadan menjelaskan bahwa lokasi ini berbentuk seperti wajan. "Jadi, tempat ini bentuknya begini," kata Dadan sambil memperagakan tangannya membentuk huruf 'U'. "Seperti wajan lah," sambungnya.
Suasana malam hari di berbagai lokasi restoran di Imah Seniman Resort, Lembang, Jawa Barat.
Setelah itu, Dadan mengajak ke tempat makan. Sambil berjalan, Dadan menjelaskan bahwa lokasi ini berbentuk seperti wajan. "Jadi, tempat ini bentuknya begini," kata Dadan sambil memperagakan tangannya membentuk huruf 'U'. "Seperti wajan lah," sambungnya.
Sampailah kami di sebuah kafe dan bertemu dengan pendiri sekaligus
pemilik Imah Seniman Resort ini, yakni Bob Doank. Bob mengatakan, tempat
ini mulai didirikan sejak tahun 2013 yang berawal kecintaannya pada
hutan.
Sebagai seorang seniman, saat itu, Bob mengaku ingin membuat
"Kampung Sunda" yang menyatu dengan alam bebas, dipadukan dengan unsur
seni. "Kita bikin ini pengen buat Kampung Sunda.
Kan di mana-mana kayak
di setiap daerah perkampungan, rata-rata bangunan pakai tembok, tapi itu
(tembok) kan budaya kita, kita ciptakan konsep perkampungan sunda, kita
buat natural," paparnya.
Bahkan, menurut Bob, cara komunikasi di sini diharuskan menggunakan bahasa Sunda. "Maupun itu turis, kita translate, harus pakai bahasa Sunda," katanya terkekeh. Kemudian, dari cara berpakaian para pelayan pun bertema Sunda.
Bahkan, menurut Bob, cara komunikasi di sini diharuskan menggunakan bahasa Sunda. "Maupun itu turis, kita translate, harus pakai bahasa Sunda," katanya terkekeh. Kemudian, dari cara berpakaian para pelayan pun bertema Sunda.
Laki-laki pakai pangsi dan
perempuan pakai kebaya. "Pakaian pun natural, tidak sama seperti di
kota," katanya.
Kemudian, dari segi bentuk bangunan hotel pun beradat Sunda. Penginapan di sini, kata Bob, tersedia mulai dari kelas biasa yang harganya mulai Rp 500.000 sampai dengan Rp 1.000.000.
Kemudian, dari segi bentuk bangunan hotel pun beradat Sunda. Penginapan di sini, kata Bob, tersedia mulai dari kelas biasa yang harganya mulai Rp 500.000 sampai dengan Rp 1.000.000.
Ada
pula vila yang dibanderol dengan harga kisaran Rp 1.750.000 sampai
dengan Rp 2.400.000. "Semua penginapan di sini kita design
sesuai dengan rumah adat Sunda, tapi, kalau dalamnya sama saja seperti
yang ada di hotel-hotel perkotaan. Nanti, kita bikin penginapan yang
ekstrem, yang (dalemnya Sunda pisan)," katanya.
Sungai di kawasan Imah Seniman Resort, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Begitupun dengan makannya, ala Sunda. Namun, yang menjadi lezat, semua
masakan Sunda di sini disajikan dadakan. Selain itu, Bob menciptakan
menu-menu baru. "Disajikan dadakan makannya, jadi tambah enak.
Di sini
juga makanannya unik-unik, kami ciptakan menu-menu baru," katanya.
Antara lain, nama menunya, 'Jamur Jadi Ngeunah', 'Hayam Kahaseupan',
'Salada Kakacangan'.
Namun, tambah Bob, ada pula makanan yang sudah dipaketkan. "Ada peket yang isinya 10, 8, 6, 4. Harganya bermacam-macam, mulai dari Rp 200 ribu, Rp 300 ribu, Rp 500 ribu," ujarnya. Bob menambahkan, lahan seluas 11 hektar ini baru terpakai 5 hektar.
Namun, tambah Bob, ada pula makanan yang sudah dipaketkan. "Ada peket yang isinya 10, 8, 6, 4. Harganya bermacam-macam, mulai dari Rp 200 ribu, Rp 300 ribu, Rp 500 ribu," ujarnya. Bob menambahkan, lahan seluas 11 hektar ini baru terpakai 5 hektar.
Rencana Bob akan membangun lagi wahana dan tempat rekreasi
lainnya. "Ini belum sempurna, kita masih akan terus sempurnakan, ini
akan berkembang terus," ujarnya.
Hari mulai gelap, waktu hampir menunjukkan pukul 18.00 WIB. Lampu-lampu yang bergelantungan di ranting-ranting pohon mulai menyala. Begitu pun lampu-lampu di penginapan yang mengelilingi danau.
Hari mulai gelap, waktu hampir menunjukkan pukul 18.00 WIB. Lampu-lampu yang bergelantungan di ranting-ranting pohon mulai menyala. Begitu pun lampu-lampu di penginapan yang mengelilingi danau.
Sumber: kompas.com
Gambar: