RATU DENMARK MARGRETHE II DAN ROMBONGAN AKHIRI KUNJUNGAN DI INDONESIA
![]() |
Ratu Denmark Margrethe II dan suaminya Pangeran Consort Henrik mengunjungi Candi Prambanan (24/10) di Yogyakarta. |
YOGYAKARTA, Ratu Denmark Margrethe II
bersama suaminya Pangeran Consort Henrik beserta rombongan, Sabtu
(24/10) mengakhiri kunjungan kenegaraan tiga hari ke Indonesia sejak
Kamis dengan mengunjungi Yogyakarta.
Kunjungan tersebut adalah yang pertama kali dilakukan Ratu bersama
suami dan delegasi yang terdiri dari para pejabat dan pengusaha Denmark,
bertepatan dengan 65 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Kunjungan
tersebut bertujuan memperkuat kemitraan politik, ekonomi dan budaya
antar kedua negara.
Setelah bertemu dengan Presiden Jokowi Widodo dan sejumlah menteri di
Jakarta dan terbang ke Surabaya, Ratu mengunjungi Yogyakarta, diawali
dengan melihat pameran batik di Balai Besar Kerajinan dan Batik, yang
merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Perindustrian.
Ratu Margrethe II juga mengunjungi kampus Universitas Gadjah Mada,
bertemu Sultan Hamengku Buwono ke-10 dan melihat Candi Prambanan.
Di Prambanan, Ratu mengatakan kepada wartawan Indonesia dan Denmark,
bahwa kunjungan kenegaraannya sukses dan hubungan kedua negara sangat
menjanjikan. Ia juga mengagumi batik dan berharap suatu saat cara
membuat batik bisa diajarkan di Denmark.
“Kami bertemu Sultan dan keluarganya hari ini. Saya jadi tahu tentang
peran dan dedikasi Sultan dalam menjalankan tugasnya di wilayah bagian
dari Indonesia ini, juga dengan penuh tanggung jawab Sultan memelihara
tradisi setempat. Saya gembira bisa bertemu Sultan," ujarnya.
Kepada Ratu Danmark, putri Sultan, GKR Mangkubumimenyerahkan hadiah
berupa kain batik motif Purbonegoro, motif yang menggambarkan kewibawaan
seseorang.
Menurut kepala Dinas Perdagangan Industri dan Koperasi Daerah
Istimewa Yogyakarta, Baskoro Aji, kunjungan Ratu Denmark kemungkinan
akan ditindaklanjuti dengan ekspor kerajinan dari Yogyakarta.
”Ada beberapa yang kita tawarkan, dan tampaknya ada ketertarikan
untuk beberapa produk aksesoris, tetapi realisasi dalam bentuk transaksi
ya belum. Ini baru penjajagan dan mereka menyatakan ketertarikannya
termasuk batik," ujarnya.
Menteri Luar Negeri Denmark, Kristian Jensen menyatakan
kegembiraannya atas hasil lawatan ke Indonesia dan telah melakukan
pembicaraan penting dengan presiden, wakil presiden dan para menteri.
Yang paling penting, menurutnya, kedua negara sepakat membina kemitraan
strategis yang inovatif di abad ke-21.
"Kami telah menandatangani sejumlah nota kesepahaman, salah satunya
di bidang energi terbarukan untuk membantu Indonesia mencapai efisiensi
energi serta mewujudkan proporsi pengembangan energi terbarukan yang
lebih banyak.
Kerjasama lain adalah di bidang budaya, kami sepakat
meningkatkan kerjasama dan pertukaran budaya, dan Denmark sepakat untuk
mendukung misi keudayaan Indonesia," katanya.
Perusahaan Denmark Vestas akan membangun kincir angin di Jeneponto,
Selawesi Selatan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang akan
menghasilkan listrik sebesar 62,5 MegaWatt.
Sementara dalam kunjungannya ke kampus UGM, Menlu Jensen memberikan kuliah umum tentang kemitraan yang inovatif pada abad ke-21.
“Saya berada di Yogyakarta di kampus UGM untuk memberikan kuliah
mengenai kemitraan antara Indonesia dan Denmark. Kita memang dua negara
yang secara geografis berjauhan dan sangat berbeda tetapi dua negara
bisa saling belajar," ujarnya.
Rektor UGM Prof. Dwikorita Karnawati mengatakan, wujud kerjasama yang
inovatif kedua negara antara lain akan diwujudkan dalam bentuk
kemitraan UGM dengan universitas di Denmark.
“Salah satu kunci dari kerjasama inovatif itu dengan generasi muda.
Sehingga rencana ke depan, kami akan menindaklanjuti dengan kerjasama
akademik dan juga joint research studies dalam rangka menyiapkan generasi muda.
Kita ini adalah generasi muda dunia," ujarnya.
Sumber: voaindonesia.com
Foto: Munarsih Sahana