RAKYAT JADI ANDALAN KPK

Jakarta - Pelaksana
tugas (Plt) Ketua KPK Taufiequrachman Ruki mengatakan, pihaknya hanya
dapat mengandalkan rakyat untuk "melawan" upaya-upaya pelemahan KPK yang
sekarang ini dilakukan dengan merevisi UU KPK.
"Dukungan hanya ada pada gerakan-gerakan pemberantasan korupsi
seperti gerakan alumni perguruan tinggi. Gerakan-gerakan semacam ini
yang mendukung kami," kata Ruki berorasi di hadapan massa yang tergabung
dalam Gerakan Anti Korupsi (GAK) di halaman Kantor KPK, Jakarta, Jumat
(9/10).
Ruki berorasi dengan mengenakan sarung tangan berwarna merah dengan
tulisan GAK berwarna putih didampingi komisioner KPK lainnya seperti,
Zulkarnain, Adnan Pandu Praja, dan Indriyanto Seno Adji.
Bahkan Zulkarnain mengenakan ikat kepala berwarna kuning dengan tulisan hitam "Save KPK".
Bahkan Zulkarnain mengenakan ikat kepala berwarna kuning dengan tulisan hitam "Save KPK".
Di tengah masyarakat GAK yang kebanyakan adalah alumni perguruan
tinggi dan pegawai KPK, Ruki mengatakan, upaya merevisi UU KPK harus
dilawan karena berpotensi melemahkan KPK. Adanya dukungan dari GAK dan
sejumlah kalangan menguatkan sikap badan antikorupsi itu.
"Tidak ada kata-kata lain, selain kata lawan upaya pelemahan pemberantasan korupsi," kata Ruki.
Aksi demonstrasi di KPK menolak revisi UU KPK telah terjadi sejak
Kamis (8/10). Salah satunya dilakukan oleh Koalisi Pemantau Peradilan
yang antara lain terdiri dari ICW, PSHK, ICJR, Mappi, dan YLBHI yang
menggelar aksi teatrikal selain berorasi.
Peneliti ICW Abdullah Dahlan mengatakan, revisi UU KPK tidak perlu
dilakukan karena keinginan DPR untuk memperkuat KPK tidak konkret bahkan
tidak relevan mengingat didalam draf RUU banyak pasal-pasal pelemahan.
"Hal ini tak tercermin dalam substansi materi muatan RUU KPK. Kami
menganggap ada persoalan serius yang tak dipahami DPR soal penguatan
KPK. Alih-alih memperkuat KPK nyatanya substansi RUU tersebut justru
akan melemahkan dan bunuh KPK," kata Abdullah.
Sumber: beritasatu.com
Sumber: beritasatu.com