Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENTERI SUSI GANDENG GOOGLE LACAK KAPAL PENCURI IKAN

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berbincang dengan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri.

Jakarta -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Google, Oceana dan Skytruth untuk mengawasi pergerakan kapal di perairan Indonesia. Rencananya, pada tahun depan Indonesia bakal menjadi negara pertama di dunia yang membuka data pergerakan kapal untuk publik.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengatakan kerjasama dengan tiga pihak yang tergabung dalam Global Fishing Watch tersebut merupakan langkah awal yang penting dalam mewujudkan reformasi pemerintahan yang baik dalam sektor perikanan.

“Sehingga memungkinkan negara untuk mewujudkan reformasi pemerintahan yang baik dalam sektor perikanan, sehingga memungkinkan negara untuk membuka data perikanan swasta pada pihak yang berkepentingan sesuai aturan, dan akhirnya untuk dapat dibuka secara publik,” jelasnya di Jakarta, Jumat (30/10).

Ia menjelaskan, kerjasama ini akan memberikan kesempatan untuk penggunaan data yang sudah ada saat ini secara lebih cerdas dengan menggunakan pendekatan teknologi canggih dalam pengelolaan perikanan global.

“Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing adalah kejahatan global. Untuk mengakhirinya kita harus menggunakan perangkat yang kita punya untuk memastikan bahwa kita bisa mengawasi dan mencatat semua kegiatan penangkapan ikan di wilayah perairan kita,” kata Susi.

Susi menjelaskan, Global Fishing Watch diharapkan akan dapat diakses secara umum pada tahun 2016, di mana terdapat 24 juta titik data kapal yang bisa dipantau. Ia menyatakan publik bisa mendapatkan analisa data dari jaringan Automatic Identification System (AIS), yang dapat menyiarkan secara akurat identitas kapal, lokasi, kecepatan, arah tujuan dan lain sebagainya.

“AIS pada dasarnya dirancang sebagai mekanisme keamanan untuk menghindari tabrakan di laut. Namun, informasi lain tentang perilaku kapal seperti misalnya kegiatan penangkapan ikan yang akan dilakukan,d apat diunduh dari Global Fishing Watch,” jelas Susi.

Hasil dari kerjasama, lanjut Susi, menyajikan tampilan kegiatan penangkapan ikan komersial di seluruh dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Menurutnya, seluruh pemangku kepentingan akan dapat mengunduh data dan menggunakannya dari mulai warga negara, pemerintah, pengelola usaha perikanan hingga penggerak industri perikanan.

Wakil Presiden Oceana, Jacqueline Savitz mengatakan kerjasama ini akan meningkatkan penerapan kebijakan perikanan nasional dan membantu untuk mengakhiri penangkapan ikan liar, sehingga dapat meningkatkan kesehatan persediaan ikan Indonesia, serta melindungi mata pencaharian para nelayan.

“Indonesia adalah negara pertama yang bekerjasama dengan Global Fishing Watch untuk menganalisa data nasional tentang praktek-praktek perikanan,” ujarnya.
Sumber: cnnindonesia.com
Foto: Andhika Wahyu