MEMBANGUN DENGAN IMAN
Saya
Timotius Sipur, alumni STT Doulos Jakarta tahun 2000, saya bersyukur dapat
dibentuk dan dipersiapkan untuk menjadi hamba Tuhan masuk ke ladang
pelayanan.
Pengalaman pelayanan dan pengabdian saya dapatkan melalui lembaga ini. Puji Tuhan!
Ketika menempuh pendidikan teologia, pada tingkat tiga tahun 1997 s.d 1999 saya sudah mulai membantu pelayanan di Yayasan Doulos melalui Departemen Misi Doulos.
Selama pembentukan dibutuhkan ketaatan dan kesetiaan untuk menghadapi semua tantangan pelayanan. Setelah tamat saya kembali ke Gereja Kristus Jemaat Mangga Besar (GKJMB Pamulang), kemudian bergabung dengan Gereja Pemberita Injil (Gepembri) Jemaat Reni Jaya.
Pada tahun 2002 saya diminta untuk membantu kepengurusan di Sinode Gepembri sebagai sekretaris pelaksana BPH Sinode dan saat ini menjabat sebagai wakil ketua Bid. Hukum Sinode periode 2014-2019 dan sekretaris Departemen Misi Sinode 2014-2019.
Tahun 2011 saya dalam menggembalakan jemaat di Gereja Pemberita Injil Tanjung Priok, merupakan Pos PI dari Gepembri Kelapa Gading hingga saat ini.
Tiga bulan pertama, saya mendapat banyak tantangan yang terasa begitu berat karena harus berhadapan dengan berbagai macam masalah.
Saya dan keluarga hanya mengandalkan pertolongan dan beriman kepada Tuhan dengan mengandalkan firman Tuhan dalam Galatia 2:20 bahwa kita harus memilki iman yang tertuju pada Tuhan Yesus Kristus dan karena kita hidup oleh iman kepada-Nya.
Saya di tantang oleh jemaat untuk membangun gedung baru karena gedung gereja sering terendam banjir, dana awal pembangunan 150 juta. Pada bulan Mei 2011, terbentuklah panitia pembangunan dengan penasihat Pdt. Daudi Rachmat Gembala Sidang Gepembri Kelapa Gading dan saya
Pada rapat kedua ada pertanyaan apakah kita mau bangun gedung baru atau renovasi? Saat itu dengan iman saya katakan : “Kita bangun baru karena kalau hanya renovasi maka setiap kali hujan gereja pasti kena banjir”. Panitia pun setuju! Dengan bergandengan tangan kami mulai mencari dana. Puji Tuhan : akhir bulan Mei 2011 kemudian saya berkunjung ke salah satu jemaat di Marunda, jemaat ini sudah lanjut usia dan setia datang untuk beribadah. Beliau bercerita bahwa sebelum meninggal dapat melihat gedung gereja terbangun. Walau sederhana, selama dua tahun beliau memberikan kontribusi dari hasil bekerja di bengkel milik saudaranya.
Pada saat itu dia berkata : Boksu, minggu ini saya akan bawa celengan ini ke gereja untuk dipersembahkan mendukung pembangunan gereja. Saya terdiam sejenak dan memperhatikan kesungguhannya membantu jemaat.
Saya mengusulkan untuk dibawa Minggu depan bertepatan dengan Pelayanan Perjamuan Kudus. Sesuai rencana celengan tersebut dibawa dan dipecahkan setelah ibadah. Jumlah uang celengan Rp. 4 juta.
Pemberian jemaat lansia ini terdengar banyak anggota jemaat dan menggerakkan banyak orang untuk memberi.
Pada rapat selanjutnya, saya menceritakan apa yang terjadi sebagai contoh kepada panitia. Kita memang tidak punya banyak dana untuk membangun tapi saya percaya ketika kita sehati berdoa minta pada Tuhan dan bergandengan tangan untuk melakukan pekerjaan Tuhan, saya percaya Tuhan akan menolong kita, karena ini pekerjaan Tuhan bukan pekerjaan manusia, karena tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Pembangunan
gedung gereja didukung juga
oleh gereja induk Gepembri Kelapa Gading, jemaat mendukung sepenuhnya apa yang kami rencanakan.
Pembangunan dimulai pada Januari 2012, Puji Tuhan dana terus mengalir dan tidak ada masalah serius yang kami hadapi dalam pembangunan baik dari lingkungan maupun dalam pengurusan ijin pembangunan. Saya percaya itu bukan karena kekuatan kami tapi karena kasih dan kemurahan Tuhan semata.
Pembangunan membutuhkan waktu 1 tahun 2 bulan dan puji Tuhan mulai 12 Mei 2013 jemaat sudah menempati gedung yang baru dan kami pun tinggal di pastori gereja. Biaya pembangunan diluar dugaan kami, karena hampir Rp 1 miliar lebih dana pembangunan dihabiskan untuk membangun gedung gereja dan pastori, karena dana yang ada saat itu hanya 150 juta. Bila kita setia dan berserah sepenuhnya kepada Tuhan, pasti Tuhan akan mencukupkan apa yang kita minta.
Setelah pembangunan selesai, saya kembali ditantang oleh jemaat induk untuk mendewasakan jemaat. Gereja harus mampu mencukupi kebutuhan hamba Tuhan maupun biaya operasionalnya. Saya terdiam sejenak dan bergumul dengan kondisi jemaat yang masih sedikit, namun belajar dari tantangan yang pertama, bila Tuhan menghendaki, maka harus berani menerimanya dan percaya bahwa Tuhan juga akan mencukupi. Januari tahun 2016, jemaat menerima pendewasaan.
Kesaksian ini hanya untuk hormat dan kemuliaan bagi Tuhan kita Yesus Kristus, bagi orang percaya dan bersandar kepada Dia, tidak ada yang mustahil, mujizat akan terjadi kepada siapa pun yang percaya kepadaNya, berserah sepenuhnya dan mengandalkan Tuhan dalam segi bagian kehidupan. Amin
Ketika menempuh pendidikan teologia, pada tingkat tiga tahun 1997 s.d 1999 saya sudah mulai membantu pelayanan di Yayasan Doulos melalui Departemen Misi Doulos.
Selama pembentukan dibutuhkan ketaatan dan kesetiaan untuk menghadapi semua tantangan pelayanan. Setelah tamat saya kembali ke Gereja Kristus Jemaat Mangga Besar (GKJMB Pamulang), kemudian bergabung dengan Gereja Pemberita Injil (Gepembri) Jemaat Reni Jaya.
Pada tahun 2002 saya diminta untuk membantu kepengurusan di Sinode Gepembri sebagai sekretaris pelaksana BPH Sinode dan saat ini menjabat sebagai wakil ketua Bid. Hukum Sinode periode 2014-2019 dan sekretaris Departemen Misi Sinode 2014-2019.
Tahun 2011 saya dalam menggembalakan jemaat di Gereja Pemberita Injil Tanjung Priok, merupakan Pos PI dari Gepembri Kelapa Gading hingga saat ini.
Tiga bulan pertama, saya mendapat banyak tantangan yang terasa begitu berat karena harus berhadapan dengan berbagai macam masalah.
Saya dan keluarga hanya mengandalkan pertolongan dan beriman kepada Tuhan dengan mengandalkan firman Tuhan dalam Galatia 2:20 bahwa kita harus memilki iman yang tertuju pada Tuhan Yesus Kristus dan karena kita hidup oleh iman kepada-Nya.
Saya di tantang oleh jemaat untuk membangun gedung baru karena gedung gereja sering terendam banjir, dana awal pembangunan 150 juta. Pada bulan Mei 2011, terbentuklah panitia pembangunan dengan penasihat Pdt. Daudi Rachmat Gembala Sidang Gepembri Kelapa Gading dan saya
Pada rapat kedua ada pertanyaan apakah kita mau bangun gedung baru atau renovasi? Saat itu dengan iman saya katakan : “Kita bangun baru karena kalau hanya renovasi maka setiap kali hujan gereja pasti kena banjir”. Panitia pun setuju! Dengan bergandengan tangan kami mulai mencari dana. Puji Tuhan : akhir bulan Mei 2011 kemudian saya berkunjung ke salah satu jemaat di Marunda, jemaat ini sudah lanjut usia dan setia datang untuk beribadah. Beliau bercerita bahwa sebelum meninggal dapat melihat gedung gereja terbangun. Walau sederhana, selama dua tahun beliau memberikan kontribusi dari hasil bekerja di bengkel milik saudaranya.
Pada saat itu dia berkata : Boksu, minggu ini saya akan bawa celengan ini ke gereja untuk dipersembahkan mendukung pembangunan gereja. Saya terdiam sejenak dan memperhatikan kesungguhannya membantu jemaat.
Saya mengusulkan untuk dibawa Minggu depan bertepatan dengan Pelayanan Perjamuan Kudus. Sesuai rencana celengan tersebut dibawa dan dipecahkan setelah ibadah. Jumlah uang celengan Rp. 4 juta.
Pemberian jemaat lansia ini terdengar banyak anggota jemaat dan menggerakkan banyak orang untuk memberi.
Pada rapat selanjutnya, saya menceritakan apa yang terjadi sebagai contoh kepada panitia. Kita memang tidak punya banyak dana untuk membangun tapi saya percaya ketika kita sehati berdoa minta pada Tuhan dan bergandengan tangan untuk melakukan pekerjaan Tuhan, saya percaya Tuhan akan menolong kita, karena ini pekerjaan Tuhan bukan pekerjaan manusia, karena tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Akhirnya kami membuat strategi, mulai dari pengurus
dan anggota jemaat :
1.
Membuat janji iman panitia, pengurus dan anggota
jemaat.
2.
Setiap minggu
ke IV kantong persembahan dijalankan untuk dana pembangunan
3.
Gerakan 1.000 rupiah perhari, untuk setiap jemaat termasuk Sekolah Minggu
Pembangunan dimulai pada Januari 2012, Puji Tuhan dana terus mengalir dan tidak ada masalah serius yang kami hadapi dalam pembangunan baik dari lingkungan maupun dalam pengurusan ijin pembangunan. Saya percaya itu bukan karena kekuatan kami tapi karena kasih dan kemurahan Tuhan semata.
Pembangunan membutuhkan waktu 1 tahun 2 bulan dan puji Tuhan mulai 12 Mei 2013 jemaat sudah menempati gedung yang baru dan kami pun tinggal di pastori gereja. Biaya pembangunan diluar dugaan kami, karena hampir Rp 1 miliar lebih dana pembangunan dihabiskan untuk membangun gedung gereja dan pastori, karena dana yang ada saat itu hanya 150 juta. Bila kita setia dan berserah sepenuhnya kepada Tuhan, pasti Tuhan akan mencukupkan apa yang kita minta.
Setelah pembangunan selesai, saya kembali ditantang oleh jemaat induk untuk mendewasakan jemaat. Gereja harus mampu mencukupi kebutuhan hamba Tuhan maupun biaya operasionalnya. Saya terdiam sejenak dan bergumul dengan kondisi jemaat yang masih sedikit, namun belajar dari tantangan yang pertama, bila Tuhan menghendaki, maka harus berani menerimanya dan percaya bahwa Tuhan juga akan mencukupi. Januari tahun 2016, jemaat menerima pendewasaan.
Kesaksian ini hanya untuk hormat dan kemuliaan bagi Tuhan kita Yesus Kristus, bagi orang percaya dan bersandar kepada Dia, tidak ada yang mustahil, mujizat akan terjadi kepada siapa pun yang percaya kepadaNya, berserah sepenuhnya dan mengandalkan Tuhan dalam segi bagian kehidupan. Amin