Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KORBAN GEMPA DI AFGANISTAN DAN PAAKISTAN CAPAI 200 ORANG

Jumlah korban tewas terus bertambah pasca gempa bumi besar berkekuatan 7,5 SR melanda pedalaman timur laut Afghanistan, mencapai 200 orang. (Reuters/Fayaz Aziz)
Jakarta -- Jumlah korban tewas terus bertambah pasca gempa bumi besar berkekuatan 7,5 SR melanda pedalaman timur laut Afghanistan, terjadi pada Senin (26/10). Jumlah korban tercatat telah mencapai 200 orang di Afghanistan dan Pakistan utara, sementara ratusan lainnya terluka.

Para pejabat setempat memperkirakan jumlah korban akan terus bertambah dalam beberapa hari mendatang karena hingga saat ini sarana komunikasi di wilayah pusat gempa, yaitu pegunungan Hindu Kush, masih terputus.

Dalam salah satu bencana gempa bumi terburuk ini, setidaknya 12 perempuan tewas terinjak-injak ketika mencoba keluar dari bangunan sekolah mereka di Taloqan, sebelah barat provinsi Badakhshan, yang termasuk dalam wilayah pusat gempa.

"Mereka jatuh terinjak siswa lainnya," kata Abdul Razaq Zinda, kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Afghanistan dari provinsi tersebut, dikutip dari Reuters, Selasa (27/10).
Gempa terjadi dengan kedalaman 213 km dan berpusat pada 254 km sebelah timur laut dari Kabul di provinsi Badakhshan, di area terpencil pegunungan Hindu Kush.

Badan Survei Geologi Amerika Serikat, USGS, sempat mencatat kekuatan gempa sebesar 7,7 sebelum merevisinya menjadi 7,6 dan 7,5 skala Richter.

Di Afghanistan, operasi penyelamatan dan bantuan sulit dilakukan karena ancaman kelompok militan Taliban. Lebih dari 50 orang dilaporkan tewas di sejumlah provinsi, termasuk Badakshan.

Ratusan rumah hancur, sementara situasi bertambah mengenaskan karena warga yang selamat harus bertahan dengan cuaca dingin di luar rumah mereka yang rusak.

Di Pakistan, kepala Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Amer Afaq mengatakan korban tewas telah mencapai 167 orang, sementara juru bicara militer Jenderal Asim Bajwa mengatakan hampir 1.000 terluka.

Para pejabat mengatakan sebagian besar korban terjadi di wilayah utara dan barat laut yang berbatasan dengan Afghanistan. Jumlah korban tewas kemungkinan akan terus bertambah.

Wartawan Gul Hammad Farooqi, 47, di Pakistan mengatakan rumahnya hancur akibat gempa. "Saya terlempar hingga ke sisi jalan karena gempa sangat kuat. Saya tidak pernah mengalami hal seperti itu," katanya sembari menyatakan dia dan anak-anaknya selamat karena beruntung sempat melarikan diri.

Dr John Ebel, ketua Departemen Ilmu Bumi dan Lingkungan di Boston College di Amerika Serikat, mengatakan tanah longsor di lereng yang tidak stabil dari wilayah pegunungan bisa menimbulkan masalah besar dalam operasi penyelamatan dalam beberapa hari mendatang.

"Tentunya jika tanah longsor melanda sebuah desa, rumah-rumah akan rusak. Tetapi tanah longsor juga bisa merusak jalan-jalan dan sistem komunikasi, sehingga Anda kehilangan kemampuan untuk mengakses daerah-daerah terpencil," katanya.

Gubernur Provinsi Badakhshan, Shah Waliullah Adib menyatakan sekitar 1.450 rumah hancur di wilayah itu.

Sementara itu, gempa bumi membuat cemas warga di ibu kota India, New Delhi dan di seluruh Pakistan utara. Meski demikian, tidak ada laporan korban jiwa di India.

"Kami sangat takut. Kami melihat orang-orang meninggalkan gedung, dan kami mengingat Tuhan kami," kata wartawan Pakistan, Zubair Khan melalui telepon dari Lembah Swat di sebelah barat laut ibu kota Islamabad.

"Saya berada di mobil dan ketika saya menghentikan mobil saya, mobil itu sendiri gemetar seperti jika seseorang sedang mendorong mobil itu," katanya melanjutkan.

Amerika Serikat dan Iran termasuk sejumlah negara yang menawarkan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan, negara yang sangat bergantung kepada bantuan asing setelah puluhan tahun dilanda perang yang menghancurkan sektor ekonomi dan infrastruktur.

Gempa ini terjadi hampir persis enam bulan setelah Nepal mengalami gempa terburuk pada 25 April lalu. Jumlah korban tewas pasca gempa susulan pada Mei mencapai 9.000 orang. Sebanyak 900 ribu rumah rusak.

Hindu Kush merupakan wilayah pegunungan seismik aktif. Sejumlah gempa bumi terjadi di wilayah tersebut akibat lempeng benua India bergerak menuju daratan Eurasia. 
Pergeseran tektonik mendadak dapat menyebabkan pelepasan energi yang besar dan berpotensi merusak seperti gempa bumi.

Lebih dari sepuluh tahun lalu, gempa berkekuatan 7,6 skala Richter mengguncang utara Pakistan pada 8 Oktober 2005 sehingga menewaskan 75 ribu orang. 





Sumber: cnnindonesia.com