CSIS: MEGAWATI SANGAT MEMPENGARUHI PEMERINTAHAN
![]() |
Peneliti CSIS J Kristiadi, Philips J Vermonte, dan Arya Fernandez (kiri-kanan) menjelaskan hasil survei CSIS dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (25/10/2015). |
JAKARTA - Publik yakin bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Presiden Joko Widodo mendapat pengaruh dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Kesimpulan itu muncul dalam survei yang dilakukan oleh Centre for
Strategic and International Studies (CSIS) pada 14-21 Oktober 2015.
Survei itu mencatat bahwa dari 1.183 responden, sebanyak 82,5 persen di
antaranya menganggap bahwa Megawati memengaruhi pemerintahan.
"Megawati masih dianggap dominan memengaruhi jalannya pemerintahan,"
kata peneliti CSIS, Arya Fernandez, dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu
(25/10/2015).
Sayangnya, survei itu tidak menanyakan alasan-alasan yang membuat
responden menganggap demikian. Namun, Arya menilai bahwa publik bisa
melihat pengaruh besar Megawati sejak pemilu presiden tahun lalu.
Megawati dinilai sebagai sosok sentral yang menunjuk Jokowi menjadi
petugas partainya untuk menjadi bakal calon presiden. Megawati juga
dianggap sebagai sosok yang berperan dalam penyusunan kabinet.
Kabinet yang semula dijanjikan profesional, tanpa bagi-bagi kursi,
justru cukup banyak diisi oleh orang-orang PDI-P atau yang dekat dengan
partai berlambang banteng itu.
"Dalam pembentukan kabinet, faktor Megawati sangat kentara," ucap Arya.
Arya juga berpendapat bahwa perombakan kabinet tidak lepas dari peran
Megawati. Hal tersebut bisa dilihat dari masuknya politisi senior
PDI-P, Pramono Anung, yang menggantikan Sekretaris Kabinet Andi
Widjojanto
.
Selain itu, Arya menengarai bahwa kedatangan Megawati ke Istana Kepresidenan, Sabtu (24/10/2015) siang kemarin, terkait isu reshuffle kedua.
Survei itu juga memunculkan tokoh-tokoh lain, yang dianggap
memengaruhi kebijakan Jokowi. Namun, jumlah suaranya tidak signifikan.
Setelah Megawati, ada Wakil Presiden Jusuf Kalla
(9,2 persen), Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (3,4 persen), Ketua
Umum Hanura Wiranto (1,1 persen), dan Ketua Umum Partai Kebangkitan
Bangsa Muhaimin Iskandar (0,2 persen).
Responden yang tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 3,6 persen.
Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan
kuesioner terstruktur.
Responden tersebar secara proporsional di 34
provinsi di Indonesia. Survei menggunakan multi-stage random sampling, margin of error sebesar +/- 2,85 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sumber: kompas.com
Foto: