Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

CERITA WNI, YANNI DAENG SITUJU MENJADI SUPIR UBER DI KOTA NEW YORK

New York - Aplikasi Uber di Kota New York, AS jauh berbeda dengan kota-kota lain, termasuk Jakarta. Di kota berjuluk big apple ini sopir Uber bisa beroperasi bebas.

Seorang warga Indonesia, Yanni Daeng Situju, yang sudah lebih dari lima tahun tinggal di New York dan kini menjadi sopir Uber berbagi kisah.

Saat berbincang di Kota New York, Sabtu (24/10/2015), Yanni mengakui awalnya memang banyak mendapat tentangan dari taksi-taksi umum atau disebut Yellow Cab. "Kami dimaki-maki sampai dipepet mobilnya," jelas Yanni.

Pengguna Uber memang banyak di New York. Tak heran kalau dalam sehari ratusan dolar bisa diraup. Tapi ya itu tadi, kehadiran Uber mengancam taksi yellow cab. Hingga akhirnya pihak Uber dan Kota New York melakukan perundingan.

"Mobil Uber memakai pelat T dan itu artinya taksi. Kemudian tidak boleh membawa penumpang kecuali lewat aplikasi, jadi tidak boleh mengambil yang menyetop dari pinggir jalan," tegas dia.

"Kami juga harus pakai SIM pengemudi taksi jadi tes lagi untuk SIM itu dan Uber tidak boleh menerima pembayaran tunai harus kartu kredit," ungkapnya lagi.

Kini Yanni dan juga seorang rekannya Edison bisa beraktivitas dengan tenang. Uber di New York sudah seperti angkutan umum lain karena resmi.

"Penghasilannya lumayan, untuk hidup di sini," tutup Yanni yang berpenampilan rapi dengan jaket dan topi merek ternama. 
 
 
 
 
Sumber: detik.com 
  Foto: Indra Subagja