Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

CERITA TEROR 2010 DAN LEDAKAN ALAM SUTERA

Jakarta -- Polisi menduga ledakan di Mall Alam Sutera, Tangerang, siang ini, dilakukan oleh kelompok yang sama dengan kelompok pelaku kejadian serupa di tempat yang sama, 9 Juli lalu.

Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan kesimpulan itu didapatkan berdasarkan kemiripan karakteristik pada modus yang digunakan si pelaku.

"Meletakan di toilet, jenis bom low explosive," kata Krishna menjelaskan karakteristik yang dia maksud, Rabu (28/10).

Meski kejadian sebelumnya belum tertangkap, dia meyakini kali ini akan berhasil menangkap si pelaku. Saat ini polisi sedang meneliti rekaman dari closed-circuit televison (CCTV) dan melakukan uji forensik.

Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan ledakan 9 Juli lalu diduga terkait dengan kelompok teroris yang ditangkap di Cibiru, Bandung, Jawa Barat.

"Di Alam Sutera ini juga kami sudah ada kesamaan dengan bahan peledak yang ada di Cibiru, Bandung. Sehingga fokus kami kepada yang ada di kelompok ini," kata Badrodin.

Diketahui, 2010 lalu, lima orang perakit bom Cibiru ditangkap di dua tempat yang berbeda. Tiga orang ditangkap di Bandung, dua lainnya dicokok di daerah Subang. Penangkapan dilakukan setelah Densus menangkap Abu Bakar Ba'asyir.

Para pelaku membuat bahan peledak dan mencoba meledakkannya di Gunung Kareumbi, Sumedang, Jawa Barat. Mereka mengaku kegiatan ini hanya untuk latihan jika kelak berjihad, serta hanya ingin mengetahui cara membuat dan meledakkan bom tanpa ada rencana melakukan teror.

Informasi yang didapat CNN Indonesia menyebut Kelompok Cibiru dipimpin oleh desertir Tentara Nasional Indonesia yang bernamma Yuli Harsono. Pria kelahiran 2 Mei 1977 tewas tertembak pada saat penggerebekan oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror di Klaten, Jawa Tengah, 2010 lalu.

Sebelum Tewas, dia sempat dibai'at di Lembaga Permasyarakatan Sukamiskin, Bandung, dan dekat dengan Aman Abdurrahman, pelaku bom Cimanggis, Depok, 2004 silam. Aman kini mendekam di sel Kembang Kuning, Nusakambangan.

Meski berada di balik jeruji, informasi juga menyebut Aman sebagai tokoh penting dalam penyebaran paham Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS di Indonesia.

Kelompok Cibiru ini terbentuk dengan motif balas dendam terhadap anggota kepolisian. Ketika ditangkap, para pelaku sedang merencanakan aksi pemboman kantor polisi.

Mereka dendam kepada polisi lantaran petugas menewaskan sejumlah anggota kelompok yang melakukan pelatihan militer di Aceh. Beruntung, aksi mereka berhasil digagalkan sebelum bom diledakkan.




Sumber: cnnindonesia.com
Gambar: Google