21 MAHASISWA UPN SELAMAT DARI KEBAKARAN DI GUNUNG PENANGGUNGAN

Mojokerto - Selain 6 pendaki asal Surabaya dan Malang, ternyata
ada 15 orang pendaki lainnya yang sempat terjebak dalam kebakaran di
Gunung Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Belasan
pendaki mahasiswa UPN Surabaya yang naik melakui jalur pendakian tak
resmi. Bagaimana nasib mereka?
Sekretaris lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) Sumber Lestari yang mengelola pos pendakian Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Khoirul Anam mengatakan, kabar terjebaknya 15 orang pendaki UPN Surabaya itu baru diketahui Sabtu (24/10) sekitar pukul 19.00 Wib. Pasalnya, para mahasiswa pecinta alam itu naik ke Penanggungan melalui jalur tak resmi.
"Ternyata yang membuat sinyal lampu senter di Bukit Sarah Kelopo adalah 15 orang pendaki dari UPN. Mereka tidak ada dalam data kami sebab melalui jalur tak resmi. Mereka membuat jalur sendiri tanpa izin di daerah Kedungudi, itu antara jalur Tamiajeng dengan Jolotundo," kata Anam saat duhubungi detikcom, Minggu (25/10/2015).
Melihat sinyal lampu senter itu, lanjut Anam, pihaknya sempat mengira berasal dari 3 pendaki asal Malang, Fanji, May, dan Abdul Halim yang diketahui belum turun. Kabar pasti bahwa para pendaki tersebut adalah mahasiswa UPN dia ketahui setelah pihak BPBD Mojokerto memberikan konfirmasi. Para mahasiswa itu melakukan pendakian melalui jalur tak resmi pada Jumat (23/10) malam.
"Mereka (mahasiswa UPN) menghubungi BPBD meminta pertolongan, kemudian BPBD menyampaikan ke kami. Saat itu kami baru tahu kalau yang memberi sinyal lampu senter adalah mahasiswa UPN," ujarnya.
Anam menuturkan, 15 pendaki asal UPN itu berhasil selamat setelah diarahkan dengan sinar laser. Mereka digiring turun melalui jalur yang aman dari kobaran api. "Mereka kami arahkan turun kembali melalui jalur Kedungudi. Mereka sampai perkampungan warga sekitar jam sepuluh (pukul 22.00 Wib). Alhamdulillah semuanya selamat," ungkapnya.
Lantas bagaimana nasib 6 pendaki asal Surabaya dan Malang?
Anam menjelaskan, 3 pendaki asal Surabaya berhasil dievakuasi dari kebakaran di Penanggungan pada Sabtu (24/10) sekitar pukul 16.00 Wib. Sementara 3 pendaki asal Malang yang sempat membuat bingung petugas ternyata sudah turun lebih dulu.
"Ternyata 3 pendaki dari Malang sudah turun lebih dulu. Hanya saja mereka tidak melapor saat turun. Jadi tidak ada lagi pendaki yang masih di atas," tandasnya.
Anam menambahkan, sampai saat ini kebakaran masih terjadi di Gunung Penanggungan. Menurutnya terdapat 3 titik api. Antara lain di lereng sisi barat di Bukit Sarah Kelopo, lereng sisi timur, dan bukit Gunung Wangi. Namun, ketiga titik api itu relatif kecil.
"Untuk itu jalur pendakian masih kami tutup sampai api benar-benar padam," ujarnya.
Kebakaran yang terjadi sejak kemarin pagi itu tak hanya menghanguskan lereng Gunung Penanggungan. Api menjalar hingga kawasan puncak Pawitra di ketinggian 1.653 mdpl. "Kawasan puncak memutar semuanya sisinya habis terbakar," pungkas Anam.
Sekretaris lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) Sumber Lestari yang mengelola pos pendakian Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Khoirul Anam mengatakan, kabar terjebaknya 15 orang pendaki UPN Surabaya itu baru diketahui Sabtu (24/10) sekitar pukul 19.00 Wib. Pasalnya, para mahasiswa pecinta alam itu naik ke Penanggungan melalui jalur tak resmi.
"Ternyata yang membuat sinyal lampu senter di Bukit Sarah Kelopo adalah 15 orang pendaki dari UPN. Mereka tidak ada dalam data kami sebab melalui jalur tak resmi. Mereka membuat jalur sendiri tanpa izin di daerah Kedungudi, itu antara jalur Tamiajeng dengan Jolotundo," kata Anam saat duhubungi detikcom, Minggu (25/10/2015).
Melihat sinyal lampu senter itu, lanjut Anam, pihaknya sempat mengira berasal dari 3 pendaki asal Malang, Fanji, May, dan Abdul Halim yang diketahui belum turun. Kabar pasti bahwa para pendaki tersebut adalah mahasiswa UPN dia ketahui setelah pihak BPBD Mojokerto memberikan konfirmasi. Para mahasiswa itu melakukan pendakian melalui jalur tak resmi pada Jumat (23/10) malam.
"Mereka (mahasiswa UPN) menghubungi BPBD meminta pertolongan, kemudian BPBD menyampaikan ke kami. Saat itu kami baru tahu kalau yang memberi sinyal lampu senter adalah mahasiswa UPN," ujarnya.
Anam menuturkan, 15 pendaki asal UPN itu berhasil selamat setelah diarahkan dengan sinar laser. Mereka digiring turun melalui jalur yang aman dari kobaran api. "Mereka kami arahkan turun kembali melalui jalur Kedungudi. Mereka sampai perkampungan warga sekitar jam sepuluh (pukul 22.00 Wib). Alhamdulillah semuanya selamat," ungkapnya.
Lantas bagaimana nasib 6 pendaki asal Surabaya dan Malang?
Anam menjelaskan, 3 pendaki asal Surabaya berhasil dievakuasi dari kebakaran di Penanggungan pada Sabtu (24/10) sekitar pukul 16.00 Wib. Sementara 3 pendaki asal Malang yang sempat membuat bingung petugas ternyata sudah turun lebih dulu.
"Ternyata 3 pendaki dari Malang sudah turun lebih dulu. Hanya saja mereka tidak melapor saat turun. Jadi tidak ada lagi pendaki yang masih di atas," tandasnya.
Anam menambahkan, sampai saat ini kebakaran masih terjadi di Gunung Penanggungan. Menurutnya terdapat 3 titik api. Antara lain di lereng sisi barat di Bukit Sarah Kelopo, lereng sisi timur, dan bukit Gunung Wangi. Namun, ketiga titik api itu relatif kecil.
"Untuk itu jalur pendakian masih kami tutup sampai api benar-benar padam," ujarnya.
Kebakaran yang terjadi sejak kemarin pagi itu tak hanya menghanguskan lereng Gunung Penanggungan. Api menjalar hingga kawasan puncak Pawitra di ketinggian 1.653 mdpl. "Kawasan puncak memutar semuanya sisinya habis terbakar," pungkas Anam.
Sumber: detik.com
Foto: Enggran Eko Budianto/File
Foto: Enggran Eko Budianto/File