THE INVISIBLE WAR ! WASPADALAH…
WASPADALAH, UJILAH DAN BERJAGA-JAGALAH !
Saudara-saudaraku kekasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus…
Kita sedang berdiri di akhir zaman, dan di zaman akhir ini, penyesatan telah dan semakin merajalela. Iblis tetap bekerja bahkan semakin gencar di masa-masa penghabisan ini. Tidak ada gereja yang kebal dari kemungkinan dimasuki penyesatan. Semua dapat dijangkau dan diracuni.
Kita sedang berdiri di akhir zaman, dan di zaman akhir ini, penyesatan telah dan semakin merajalela. Iblis tetap bekerja bahkan semakin gencar di masa-masa penghabisan ini. Tidak ada gereja yang kebal dari kemungkinan dimasuki penyesatan. Semua dapat dijangkau dan diracuni.
Keberadaan iblis memang lari dari ibadah kita, ketika seluruh jemaat
bersehati mengusirnya dengan iman yang sungguh. Tapi penyesatan adalah
anak panah iblis yang menempel dan menyatu di pikiran manusia.
Ke
pertemuan-pertemuan ibadah manapun manusia pergi, penyesatan selalu ada.
Sebab Penyesatan selalu menempel di dalam sistem keyakinan manusia.
Cara satu-satunya menyembuhkan kesesatan adalah bila kebenaran Yesus
Kristus disuntikkan ke pikirannya. Awalnya akan terjadi polemik di
pikirannya, mana yang benar mana yang salah.
Tapi ketika ia mengasihi
Allah, serta bergumul di dalam doa dengan penyangkalan diri, mencari
wajah Tuhan untuk meminta kebenaran, Roh akan memberitahu kepadanya
kebenaran-Nya. Tepat pada waktunya, kita akan bertobat…
Dari manakah datangnya penyesatan? Ia berasal dari roh-roh penipu
yang bekerja aktif di alam roh, dan disebarluaskan kepada jemaat melalui
khotbah atau ajaran-ajaran. Jadi ketahulilah, penyesatan bekerja dari
mimbar, dari depan, bukan dari kursi belakang.
Hamba-hamba Tuhan adalah golongan yang paling diincar iblis untuk
program penyesatan. Ini sehubungan dengan kapasitas wibawa dan pengaruh
luas yang ada pada mereka. Semakin besar pengaruh seorang hamba Tuhan,
sebenarnya ia semakin diminati kerajaan penyesat.
Jadi besarnya ukuran gereja dan popularitas si pendeta tidak boleh
kita jadikan patokan untuk memastikan apa pun. Kebal tidaknya seorang
pengajar dari kesesatan tidak tergantung kepada jumlah jemaat,
popularitas atau megahnya gereja, tapi kepada ada tidaknya pintu yang
terbuka bagi iblis untuk masuk ke pikirannya.
Iblis berani datang dan mencoba menipu daya siapa saja. Jangankan
hamba-hamba Tuhan yang terkenal ke seluruh dunia, bahkan kepada Yesus
sendiripun iblis berani datang dan mencoba menipu-Nya. Ini fakta pertama
yang harus kita ketahui, sehingga kita semua bisa mengambil sikap yang
benar.

Dari fakta pertama yang kita singkapkan itu, inilah pesan-pesan yang
hendak saya bagikan: kepada jemaat, berdoalah untuk gembala sidangmu,
para pengkhotbah, para pemimpinmu di kelompok-kelompok kecil yang anda
ikuti, bahkan juga untuk para pengajar yang buku atau tulisan-tulisannya
anda baca. Jujur, saya sangat berharap ada kiranya di antara pembaca
yang membawa saya dalam doanya. Jangan berhenti menopang para hamba
Tuhan dengan doa-doamu.
Bukan hanya di ruang ibadah di depan telinganya,
tetapi terlebih di kamar doa pribadimu di rumah. Berdoalah bagi mereka
untuk pengurapan Tuhan, penyertaan dan penopangan Roh, agar kepada
mereka semakin disingkapkan pewahyuan-pewahyuan dari Allah, dan agar
mereka terhindar dari pengajaran-pengajaran yang salah.
Juga janganlah kita mengultuskan hamba Tuhan manapun. Anda harus
memiliki pemahaman yang jelas perbedaan antara menghormati dengan
mengultuskan.
Khusus mengenai pengultusan ini, dari apa yang saya amati di
lapangan, lebih banyak digerakkan oleh lapisan kedua atau ketiga
kepemimpinan, atau yang umumnya dinamai pelayan-pelayan gereja.
Sering
kali gembala sidang sebenarnya seorang yang rendah hati, tetapi
pelayan-pelayan pembantu yang ada di bawahnya, sering kali terjebak
menjadi seorang yang bersikap penjilat, supaya nampak dekat dengan atas,
yang ketika berhadapan dengan kumpulan kecil, secara tidak sadar,
mendorongkan gejala pengultusan ini. Sedikit-sedikit, mereka berkata:
“Kata Pak Gembala… Perintah Pak Gembala… Pak Gembala bilang…”.
Saudaraku, itu mengintimidasi jemaat, membuat mereka gagal menjadi
imamat yang rajani, terjebak kepada roh yang ketergantungan pada wibawa
manusia. Bahkan seringkali cara-cara seperti itu menghalangi Roh Kudus
sendiri. Anda tahu, Roh Kudus dapat berbicara lewat siapa saja tanpa
pandang jabatan dalam kumpulan. Ketika anda –sebagai pelayan jemaat di
pertemuan itu- membantah suatu pewahyuan ilahi hanya karena statusnya
jemaat biasa dengan jurus: “Pak Gembala bilang…”, anda berpotensi
menyeret domba-domba awam yang hadir disitu untuk terpisah dari Gembala
Agung mereka, Yesus Kristus.
Maka kita semua, pelayan-pelayan di gereja, harus menjalin hubungan
langsung dengan Tuhan. Meskipun kita menerima gaji dari gereja misalnya,
tetap Tuan kita satu-satunya adalah Yesus. Tuhanlah satu-satunya yang
kita kultuskan. Nama Yesuslah satu-satunya yang kita nyatakan dan
banggakan. Jadi ketika seorang jemaat awam bertanya sesuatu kepada kita,
kita jangan lagi berkata: “Pak Gembala bilang…”, tapi harus berkata:
“Tuhan Yesus bilang…” atau “Alkitab berkata…”, sekalipun anda pada
awalnya memperoleh hikmat jawaban itu dari khotbah Pak Gembala. Kenapa?
Sebab Pak Gembala sendiri memperolehnya dari Tuhan Yesus, dan dia sama
saja dengan kita, seorang hamba.
Saya juga menyarankan kepada para pemimpin supaya tidak terlalu mudah
mengangkat seseorang menjadi pelayan jemaat. Selain telah memiliki
hubungan pribadi yang intim dengan Yesus, ia juga haruslah memiliki hati
seorang hamba, yang rendah hati, lemah lembut dan tidak menganggap
dirinya lebih utama dari jemaat yang diasuhnya. Jika seseorang masih
berwatak mencari pengakuan identitas, memiliki kebanggaan diri yang
besar, lebih baik jangan dulu dijadikan pelayan apalagi pelayan penting.
Orang-orang seperti itu mudah diperdaya pikiran kedagingan dan roh-roh
penyesat.
Tahukah anda? Sepanjang sejarah gereja, dari yang terdahulu sampai
yang terbaru, kesesatan selalu dimulai ketika gembala sidang telah
dikultuskan. Pengultusan akan membuat jemaat tidak berani menguji ajaran
gembala sidang sekalipun di dasar hatinya. Ia merasa berdosa untuk
meragukan khotbah gembalanya. Dan ketika suatu hari, si gembala
mengajarkan sesuatu yang salah, diterimalah kesalahan itu sebagai “sabda
yang kudus dari Allah.” Dalam waktu cepat, tersesatlah gereja itu dari
pusat sampai cabang-cabangnya.

Saudara…
Jangan takut untuk menguji setiap ajaran dari siapapun. Itu perintah
Tuhan, dan dinyatakan pula oleh rasul-rasul. Yesus berkata: supaya kita
tidak disesatkan oleh siapapun. Jadi bila anda mendengar ajaran-ajaran
yang masih asing bagi anda selama ini, atau nubuat-nubuat, ujilah semua
itu.
Menguji ajaran bukanlah bentuk dari penghakiman atau tidak
menghormati, melainkan wujud dari kewaspadaan kita. Anda tahu, kelak
setiap orang akan menghadapi Pengadilan Allah sendiri-sendiri. Anda
tidak dapat dibenarkan karena alasan: “TUHAN, kalaupun aku sesat begitu,
itu karena aku menghormati hamba-Mu dan tidak berani menguji
khotbahnya”. Sudah terlalu banyak orang kristen mati sia-sia di dalam
neraka karena terseret oleh kesesatan pemimpinnya. Mereka adalah orang
buta yang dituntun orang buta, yang keduanya akan jatuh ke dalam jurang
maut.
Firman Tuhan berkata:
Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. (I Tesalonika 5 : 21)
Jawab Yesus kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!” (Matius 24 : 4).
Tetapi juga jagalah jangan sampai anda, dengan alasan menguji, lalu
jatuh ke dalam dosa menggosip atau mengata-ngatai hamba Tuhan di
belakangnya, atau menghakiminya tanpa kebenaran apa-apa. Menguji suatu
ajaran adalah dengan merenungkan Alkitab, menggumulinya dalam doa, dan
bila dirasa penting, mintailah pendapat hamba-hamba Tuhan lainnya yang
dapat anda percayai kematangan rohani serta memiliki pengurapan Roh
Tuhan. Jika anda sungguh-sungguh mencari hikmat Tuhan, Dia yang
menghendaki anda untuk tidak disesatkan oleh siapapun, tepat pada
saatnya akan menyingkapkan kepada anda.
Jadi betapa perlunya anda bertumbuh di dalam pengenalan dan
penguasaan firman Tuhan supaya anda tidak mudah diombang-ambingkan
rupa-rupa pengajaran. Sejak sekarang, anda harus banyak membaca Alkitab.
Alkitab anda harus terlihat makin lama makin kucel, karena
sering-sering dibaca dan distabilo.
Kita juga harus memiliki pergaulan yang intim dengan Tuhan melalui
kehidupan doamu. Jangan berdoa seperti mengguman kepada diri sendiri,
tapi berbicaralah kepada Tuhan yang mendengar. Bangun kesadaranmu bahwa
Yesus hadir, mengenalmu dan mengasihimu, meski mata anda tidak bisa
melihat-Nya.
Sekedar berbagi pengalaman, saya sering kali harus menangis bercucur
air mata dengan berlutut di hadapan Yesus di kamar doa saya, ketika saya
bergumul menguji suatu pengajaran yang asing di telinga, atau suatu
yang disebut-sebut nubuat atau pewahyuan dari Tuhan. Bahkan sampai hari
ini, saya masih memiliki beban pergumulan tentang beberapa ajaran, yang
tidak perlu saya ungkapnya di sini.
Ketika anda merasa asing, jangan langsung dakwa ajaran atau nubuatan
itu sesat, kecuali anda sudah memiliki kematangan dalam hikmat Roh
Kudus. Ujilah dahulu. Gumulkanlah dahulu, bila penting dengan berpuasa,
sampai anda menperoleh pernyataan Tuhan. Pecayalah, Tuhan kita adalah
Tuhan yang berbicara. Jika ternyata sesat, tolaklah, tetapi jika itu
kebenaran dari Tuhan, terimalah sebagai berkat rohani.
Dan untuk saudara-saudara para hamba Tuhan, kita semua harus
senantiasa menyangkal diri di hadapan firman Allah. Jangan biarkan
kebanggaan ego memasuki hatimu. Jangan berprilaku seperti
bangsawan-bangsawan di hadapan rakyat jelata. Bersikaplah sebagai
saudara, sahabat dan teladan bagi mereka, bukan sebagai kultus yang
harus ditakuti. Janganlah intimidasi jemaatmu dengan rupa-rupa ketakutan
untuk menguji ajaranmu.
Beranilah untuk diuji, sebab Allah kita sendiri berani untuk diuji. Jangan biarkan mereka mencium tanganmu seperti mereka mencium tangan seorang dewa, melainkan kita harus tetap melayani dengan merendahkan diri, yang sanggup membasuh kaki mereka, seperti teladan yang Tuhan ajarkan. Penuhlah oleh kasih dan belas kasihan.
Beranilah untuk diuji, sebab Allah kita sendiri berani untuk diuji. Jangan biarkan mereka mencium tanganmu seperti mereka mencium tangan seorang dewa, melainkan kita harus tetap melayani dengan merendahkan diri, yang sanggup membasuh kaki mereka, seperti teladan yang Tuhan ajarkan. Penuhlah oleh kasih dan belas kasihan.
Di kamar doa pribadi, kita harus tetap berlutut, merendahkan diri di
hadapan takhta Bapa. Paling tidak, itulah yang saya lakukan terus
menerus, bahkan sering kali saya sampai telungkup tiarap di hadapan-Nya,
menangis tersedu-sedu seperti anak kecil. Dan hal terkuat yang selalu
saya peroleh dari bimbingan Roh-Nya yang lembut, ialah bahwa Ia sangat
mengasihi kita serta Ia mengharapkan kita taat kepada-Nya.Kasih-Nya
dan ketaatan kita, itulah yang Ia ajarkan di hati saya.
Dan itulah inti dari segala tulisan saya yang pernah saya bagikan kepada anda. Dengan iman, kita mempercayai kasih karunia-Nya. Dan dengan kerelaan membayar harga, kita menuruti semua firman-Nya.
Dan itulah inti dari segala tulisan saya yang pernah saya bagikan kepada anda. Dengan iman, kita mempercayai kasih karunia-Nya. Dan dengan kerelaan membayar harga, kita menuruti semua firman-Nya.

Saudara…
Tujuan iblis adalah untuk memisahkan kita dari Bapa. Tetapi banyak
saudara kita tidak percaya bahwa iblis dapat menerkam mereka. Mereka
menerima suatu pengajaran yang salah, yang berkata: sekali bertobat,
selamanya selamat. Dengan doktrin sesat yang dinamai Antinomianisme ini,
mereka menjadi sangat tidak hati-hati serta sanggup melanggar rupa-rupa
firman Tuhan tanpa merasa bersalah sama sekali. Mereka jatuh ke dalam
jurang kenyamanan, menjadi kaum yang dinamai Tuhan sebagai “Jemaat
Laodikia.”
Paulus memang membuat suatu pernyataan tegas di dalam Roma 8 : 31-35.
“Jika Allah ada di pihak kita, siapakah yang menjadi lawan kita?
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?” Ini menjadi
salah satu kutipan yang paling sering diambil, secara sembarang. Tetapi
mereka tidak mengerti bahkan tidak mau tahu, siapakah yang Paulus
maksudkan dengan “kita” di dalam pernyataannya itu.
Untuk mengetahuinya,
kita harus melihat ke ayat-ayat awal dari pasal tersebut. Saya kutip
Roma 8 : 8, 13, 14 dan 17 :
8. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
13. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika
oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
14. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah
17. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Jadi orang-orang kristen yang hidup dalam daging, atau yang jalan
hidupnya menentang firman Allah, tidak termasuk sebagai “kita” dalam
pernyataan Paulus di atas. Dengan kata lain, dosa akan membuat kita
terpisah dari Allah. Dan inilah peluang bagi iblis untuk merampas kita
dari Bapa, yaitu jika ia dapat membuat kita jatuh dalam dosa.
Ketika seorang anak Allah telah tercemar oleh dosa, iblis juga akan
mendakwa dan membuatnya terintimidasi, sehingga dia merasa tertolak oleh
Allah. Ia merasa tidak diterima untuk kembali, gersang dan hampa, tiada
pengharapan. Bahkan sering pula musuh mendakwa kita untuk dosa-dosa
kita di masa lalu, yang telah pernah kita selesaikan di hadapan Tuhan.
Saya harus membuat pemahamannya jelas. Ketika kita tercemar oleh
dosa, kita memang terpisah dari hadirat Allah. Tetapi terpisah berbeda
dengan dibuang. Keterpisahan itu bukan oleh penolakan Allah, tetapi
karena kesalahan langkah kita sendiri. Sebaliknya Bapa memanggil kita
untuk kembali dan Ia ingin memeluk kita.
Pernahkah anda melihat seorang anak yang terpisah dari ibunya di mall
karena anak itu terlalu larut dengan keasikan di kiri kanannya,
sehingga ia tidak fokus mengikuti langkah ibunya? Itulah yang disebut
terpisah. Keadaan itu terjadi bukan karena si ibu membuang atau menolak
anaknya, tapi karena anaknya melangkah ke arah yang lain. Lalu apa yang
akan dilakukan si ibu tersebut? Bukankah ia akan mencari anaknya kesana
kemari sampai ketemu? Dan jika sudah ketemu, apakah yang akan
dilakukannya? Membuangnya ke dalam api atau memeluknya erat-erat?
Demikianlah apa yang saya maksud terpisah dari Tuhan, usaha-usaha apa
yang akan Tuhan lakukan untuk memanggil kita kembali, dan jika kita
sudah kembali, apa pula yang akan Ia lakukan atas kita.
Tapi ingatlah teguh di dalam hatimu hikmat Roh ini, bukan Tuhan
pengikut kita, kitalah pengikut Tuhan. Jadi kebenaran Tuhan yang
berlaku, bukan kebenaran pendapat kita sendiri.
Saudara…
Selain mendakwa, membuat kita kehilangan keberanian menyapa Bapa di
dalam kasih mesra, iblis juga memiliki banyak jurus yang lain. Terhadap
anak-anak Tuhan yang imengejar ketaatan dan kekudusan, iblis punya jurus
yaitu menjerumuskan mereka kepada pikiran-pikiran legalisme, sehingga
mereka justru menyangkal kasih karunia, dan mengira keselamatan adalah
buah dari ketaatan mereka. Tetapi jurus tertua yang pernah dipakainya
memperdaya manusia, khususnya anak-anak Tuhan yang percaya kepada kasih
karunia Allah, adalah membuat kita merasa benar untuk berbuat dosa.
Hari-hari ini, begitu banyak anak-anak Tuhan yang berdiri sebagai
pengajar-pengajar firman, telah berubah menjadi penyesat, kebanyakan
tanpa mereka sadari. Iblislah yang menipu mereka, dan setelah mereka
tertipu, mereka mengajarkannya kepada jemaat, atau pembaca-pembaca
mereka. Demikianlah roh penyesat itu bekerja di tengah-tengah umat
pilihan Allah, dan karena ketidakwaspadaan, banyak di antara kita
sesungguhnya telah jatuh tanpa disadari.
Saya pernah membaca sebuah tulisan seorang teolog, yang sepertinya
cukup berwibawa di suatu area pendidikan teologia, mengenai makan darah.
Dengan terang, Perjanjian Baru melarang kita makan darah (baca Kis.
15: 29). Tapi ahli teologia ini, telah menjadikannya boleh-boleh saja.
Berdasarkan semua argumentasi beserta kutipan-kutipan ayat yang
sangat banyak tersebut, maka dibuatnyalah kesimpulannya: makan darah itu
sebenarnya diperbolehkan Tuhan…..
Hal yang sama, misalnya, saya temukan berkali-kali di internet
mengenai larangan menikah lagi bagi yang bercerai. Dengan tegas Yesus
Kristus telah berkata: “Orang cerai tidak boleh menikah lagi” (baca
Lukas 16 : 18 dan I Korintus 7 : 11), tetapi oleh para sarjana teologia
tersebut, telah berubah menjadi: “Orang cerai boleh menikah lagi.” Cara
mereka mengubahnya sama seperti di atas.
– Allah menciptakan manusia itu berpasangan. Dijelaskan panjang lebar apa artinya berpasangan, dicantumkan ayatnya.
– Pernikahan itu dikehendaki Allah. Dijelaskan panjang lebar,
disebutkan apa resikonya jika menghambat kehendak Allah, dicantumkan
ayatnya.
– Allah tahu umumnya manusia tidak tahan bertarak, dan Dia tidak
menghendaki terjadinya percabulan. Dijelaskan panjang lebar, dicantumkan
ayatnya.
– Allah menghendaki manusia itu beranak cucu. Dijelaskan bagaimana caranya beranak cucu, dicantumkan ayatnya.
– Kita selamat karena kasih karunia oleh iman. Dijelaskan apa itu kasih karunia, dijelaskan apa iman, dicantumkan ayatnya.
– Keselamatan bukan hasil perbuatan. Dijelaskan panjang lebar, dicantumkan ayatnya.
– Kasih Allah tak terukur dalamnya. Dijelaskan panjang lebar, dicantumkan ayatnya.
– Allah melihat hati. Djelaskan panjang lebar, dicantumkan ayatnya. Dsb.
Dan melalui semua alasan-alasan Alkitabiah tersebut, diajarkanlah
kesimpulannya: “Orang cerai sebenarnya boleh menikah lagi.” Dan lebih
jauh, orang yang melarang diserangnya sebagai orang-orang Farisi,
penganut-penganut Taurat, penyangkal-penyangkal kasih karunia.
Demikianlah apa yang tegas-tegas dilarang Tuhan, telah berubah
maknanya menjadi diperbolehkan Tuhan, di tangan para sarjana teologia
yang sesat ini, sehingga Allah menjadi terlihat seperti pembohong. Dan
ketika ajaran mereka disampaikan kepada jemaat-jemaat awam yang polos
lugu, ditopang oleh wibawa dan karisma yang besar, dengan cepat jemaat
tersebut ditelan oleh kesesatan itu.
Saudaraku…
Lihatlah bagaimana penyesatan demi penyesatan itu masuk ke dalam
gereja kita di seluruh permukaan bumi ini. Mereka menjadikan banyak
sekali ayat-ayat Alkitab untuk menyerang dan mematikan satu ayat
Alkitab.
Demikianlah di tangan para pengajar yang sudah sesat ini, aborsi
menjadi boleh; korupsi menjadi boleh; berdoa, berkomunikasi atau minta
tolong kepada orang mati menjadi boleh –termasuk kepada Bunda Maria atau
orang-orang kudus atau roh-roh leluhur–; beribadah kepada Allah melalui
patung menjadi boleh; berobat ke dukun atau yang disebut ‘alternatif’
menjadi boleh; cinta uang menjadi boleh bahkan dikehendaki Allah;
bersaksi dusta di pengadilan sekuler menjadi boleh; kecanduan rokok
dibenarkan; bercerai menjadi boleh; hidup bersama tanpa menikah (kumpul
kebo) dibenarkan; pakai benda-benda okultis ataupun kecakapan sihir
menjadi boleh; menikah sesama jenis sah-sah saja bahkan boleh diberkati
gereja; membunuh dapat dibenarkan; bahkan berhubungan seks di luar
ikatan pernikahan boleh-boleh saja, dan begitu banyak lagi kesesatan
lainnya.
Untuk semua itu, masing-masing ada argumentasi pembelaannya, dengan
memakai ayat-ayat Alkitab. Tetapi yang paling banyak dijadikan alasan
adalah ajaran kasih karunia. Kasih karunia Allah telah dijadikan sebagai
bahan untuk mengaretkan semua firman Allah yang sifatnya melarang atau
memerintahkan, menurut kebutuhan mereka. Hal yang paling sering mereka
katakan ialah: “Pilihlah mana yang paling baik menurutmu, kasih karunia
Tuhan bersamamu.” Dengan nasehat ini, mereka membebaskan semua jemaat
dari Hukum Tuhan. Firman telah menjadi karet, yang boleh ya, boleh
tidak.

Fenomena itu sudah dinubuatkan dan diperingatkan Rasul Petrus dua ribu tahun lalu.
II Petrus 3 : 17
Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui
hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret
ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan
kehilangan peganganmu yang teguh.
Saudaraku dalam kasih Yesus…
Tahukah anda? Cara seperti itulah persis yang iblis pakai untuk menipu Adam dan Hawa, maupun untuk mencobai Yesus Kristus.
Kejadian 3 : 4-5
Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak
akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya
matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang
yang baik dan yang jahat.”
Lihatlah argumentasi iblis di atas. Pada dasarnya iblis sedang
berkata: “Allah sangat mengasihimu, Ia penuh pengampunan, Ia tidak akan
menghukummu, dan Ia tidak sesederhana yang Ia katakan itu, tetapi ada
rahasia-rahasia yang tersembunyi yang tidak kau tahu…” Saya percaya,
seandainya saat itu Alkitab sudah ada, iblis akan mengutip begitu banyak
ayat, agar Hawa dan Adam percaya kepadanya. Dengan bertamengkan kasih
karunia Allah yang memang demikian besar, iblis telah berhasil membuat
Adam dan Hawa berani melanggar firman.
Kita melihat contoh yang lebih jelas ketika iblis mencoba menipu daya Yesus di padang gurun.
Matius 4 : 5-6
Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di
bubungan Bait Allah lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah,
jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia
akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau
di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.”
Yesus tahu argumentasi iblis tersebut memang terdapat di dalam Alkitab (lihat Mazmur 91).
Tetapi berbeda dengan Adam-Hawa yang tidak menyangkal
kehendak-kehendak dirinya sehingga mereka tertipu, Yesus menyangkal
diri-Nya dan tetap teguh pada ketaatan-Nya, sehingga Ia menang.
Saudara…
Betapa kita harus senantiasa taat kepada firman-Nya. Sekalipun
ayat-ayat argumentasi tersebut benar dari Alkitab, tetapi jika semua itu
dipakai untuk mematikan satu ayat tertentu, hati-hatilah, berarti ada
pikiran-pikiran iblis si penipu disana. Sebab firman Allah tidak pernah
bertentangan satu sama lain.
Mari saudaraku, pengajar-pengajar firman Tuhan, mari menelanjangi
tipu daya si iblis, musuh kita. Jangan pernah membiarkan dirimu menjadi
saluran bagi roh yang terkutuk itu untuk melakukan penyesatan massal.
Kenakanlah terus ikat pinggang kebenaran, dan tangkis pikiran-pikirannya
dengan perisai iman, serta lawan dia dengan pedang Roh, yaitu firman
Tuhan. Berpeganglah terus pada iman bahwa setiap firman itu “ya” dan
“amen”. Ya artinya kita tidak akan membuat bantahan, atau membuat
pengertian yang lain, atau menyatakan hal yang sebaliknya. Amen artinya
kita tunduk dan melakukannya, apapun harga yang harus kita bayar.
Bila ada di antara kita pernah tertipu oleh iblis dan mengajarkan
suatu pengertian yang sebaliknya di masa lalu, entah melalui khotbah
entah tulisan, jangan terlalu tertekan perasaan. Kasih karunia Yesus
masih ada bagi kita. Mari kita datang kepada-Nya dan mengakui semua
kesalahan, dan Ia pasti mengampuni kita.
Juga, bila kita melihat seorang saudara kita tersesat oleh ajaran
yang salah, jangalah anda jadi membencinya. Ingatlah selalu, dia
hanyalah korban dari musuh kita. musuh kita adalah iblis, yang telah
menipu banyak saudara kita sejak semula. Jadi kepada sahabat kita itu,
kita harus tetap mengasihi serta berusaha untuk menyadarkannya kembali.
Kasih itu menegur pada saatnya, tetapi juga mengampuni di sisi
lainnya. Jangan menjatuhkan penghukuman, tetapi serahkanlah kepada Allah
saja. Biarkan Tuhan berperkara, sebab Allah memiliki hubungan pribadi
dengan semua anak-anak-Nya. Allah memberikan kesempatan kepada semua
orang termasuk kita, untuk bisa menyadari kesalahan dan bertobat. Itu
artinya, anda juga harus menyediakan pengampunan di dalam kasih. Justru
anda harus berdoa bagi saudaramu itu mencucurkan air mata.
Kasih haruslah dasar dari segala sesuatu yang kita kerjakan didalam
Tuhan, entah itu menghibur, ataukah menegur. Tanpa kasih yang mendalam,
teguran anda mungkin adalah sebuah serangan penghakiman. Ingatlah,
penghakiman itu juga sebuah dosa.
Seperti saya katakan, suatu kesesatan ialah anak panah musuh yang
menyatu dalam pikiran, menjadi bagian dari sistem kepercayaan orang itu,
dan cara menyembuhkannya hanyalah dengan menyuntikkan kebenaran Kristus
ke pikirannya, dan inilah tujuan dari sebuah peneguran di dalam firman.
Memang seseorang yang terlanjur percaya pada suatu ajaran yang salah,
tidak dapat begitu mudah menerima kebenaran itu. Akan ada polemik di
pikirannya, akan ada pergumulan di dalam doa jika ia seorang yang rendah
hati. Tetapi juga sering kali ia akan menyemburkan serangan kepada
orang yang menyuntikkan kebenaran itu. Serangan inilah yang disebut
salib. Ia bisa jadi sebuah tuduhan, kemarahan, intimidasi, amukan,
makian, bahkan pula aniaya fisik termasuk kematian. Ada salib di dalam
mengikut kebenaran Tuhan, dan kita tidak boleh takut menanggungnya.
Saya sendiri harus berbenturan dengan banyak teman terkasih yang
menganut kesalahan. Bahkan salah seorang sahabat saya sendiri, yang
sekian lama saling berbagi firman dan dorongan semangat di facebook ini,
telah meninggalkan dan memblokir saya. Saya telah diblokir banyak teman
karena mengajarkan kebenaran yang kebetulan membentur keyakinan
teologis mereka yang salah. Ah, sesungguhnya saya sudah cukup banyak
menerima caci maki, kata-kata pedas, serangan-serangan, bahkan
tuduhan-tuduhan jahat khususnya melalui email / pesan, dari teman-teman
kristen yang semula bersahabat dengan saya di facebook, karena kebenaran
Firman. Itu karena kebenaran yang saya bagikan berbeda dengan kesalahan
yang selama ini ia anut.
Orang-orang tidak siap menerima teguran
firman. Mereka tidak siap keyakinan mereka yang salah diuji kembali.
Bahkan mereka sendiri mungkin tidak pernah menguji dengan
sungguh-sungguh apa yang mereka pegang itu. Mereka hanya menginginkan
khotbah-khotbah yang nyaman di hati dan enak di telinga. Tetapi kita
bukanlah pembicara menurut pesanan manusia, melainkan berbicara seturut
dengan beban yang Tuhan taruh di hati.
Hanya, ingatlah selalu bahwa kebenaran itu anda ketahui bukan untuk
anda pakai mempermalukan saudaramu di muka umum. Yesus mengasihi
orang-orang berdosa, dan untuk itulah Ia datang ke bumi, memanggil
mereka datang kepada terang-Nya. Kesesatan hanyalah salah satu dosa, dan
siapakah di antara kita yang tidak pernah berbuat dosa? Kasih itu
mengampuni. Kasih itu memberi waktu. Kasih itu bersabar di dalam
pengharapan.
Akan tetapi sekalipun demikian, anda haruslah tetap berpegang kepada
kebenaran Kristus.
Jangan karena perasaan sungkan pada manusia, anda
merahasiakan kebenaran dan menerima kesalahan. Sebagai hamba bagi Allah
kita, kita harus terus menyatakan kebenaran-Nya, meskipun hal itu
barangkali bertolak belakang dengan ajaran yang dianut mayoritas teman
kita sendiri. Mungkin anda akan dikucilkan dari kumpulan karena
berpegang teguh pada kebenaran. Tetapi mengikut Tuhan membutuhkan
keberanian untuk menerima aniaya.
Demikian pula kepada kita jemaat-jemaat biasa, yang hari ini masih
dibelenggu oleh pengajaran-pengajaran yang salah, yang mempraktekkan
hal-hal yang bertentangan dengan firman, mari kita datang kepada Yesus
Kristus dan mengakui segala kesalahan. Ia pasti mengampuni kita, dan
kita memulai kehidupan baru yang mengasihi, mempercayai, dan menaati Dia
dengan segenap kekuatan kita.
Juga harus saya nyatakan disini, sekalipun di atas saya
menyebut-nyebut teologia atau sarjana teologia, saya tidak bermaksud
semua sarjana teologia seperti itu. Banyak hamba-hamba Tuhan di
Indonesia ini, bahkan di seluruh dunia, besar atau kecil, adalah
pahlawan-pahlawan mengagumkan dari Kerajaan Bapa kita. Mereka juga,
sebagian besarnya, berlatar belakang sarjana teologia.
Jadi mohon anda tidak menjadi salah menangkap maksud tulisan saya
ini, sebab saya tidak sedang berbicara mengenai sarjana atau bukan
sarjana apapun, melainkan supaya kita semua waspada terhadap bahaya
penyesatan yang sekarang sedang melanda gereja di seluruh dunia.
Ya, inilah akhir zaman. Yesus akan segera datang kembali, itu juga
berarti Antikristus akan lebih dulu muncul mengusung Tatanan Dunia
Baru-nya. Tanda-tandanya sudah semakin banyak dan terbuka di depan mata.
Dunia dan segala hal yang kita miliki di dalamnya akan segera berlalu.
Jadi mengapa kita terlalu merisaukan serta menghabiskan terlalu banyak
waktu dan pikiran untuk semua itu? Mari senantiasa berjaga-jaga di dalam
roh, membersihkan diri dari segala kesalahan dan dosa, serta bertekun
di dalam pergaulan intim dengan Kristus.
Akhirnya, kenalilah setiap ajaran dari tujuannya. Bukan dari
banyaknya ayat Alkitab yang dikutip atau sesaknya istilah-istilah bahasa
Ibrani atau Yunani yang dipakai supaya terlihat gagah tak terbantahkan.
Roh Tuhan selalu mengajar kita menjadi pelaku atau penurut-penurut
firman. Tetapi iblis menghasut kita untuk menjadi pelanggar-pelanggar
firman, apapun caranya, termasuk dengan menyamar sebagai domba, dimana
ia membungkus tujuan gelapnya dengan banyak ayat Alkitab yang
seolah-olah membenarkannya.
Kasih-Nya dan ketaatan kita, itulah yang membuktikan bahwa antara Dia
dan kita terikat dalam hubungan Bapa dan anak, yang tidak akan
terpisahkan.
Dan lagi, Ia yang telah menyediakan pengampunan untuk kita oleh
kematian-Nya di kayu salib, tidak akan menyembunyikan pengampunan-Nya
itu ketika kita datang mengakui setiap kesalahan dihadapan-Nya.
Kasih Bapa dan kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai kita sekalian, oleh Roh Kudus-Nya.
Sumber: berjaga-jaga.wordpress.com