MENCEGAH MIGRAIN HINGGA PREEKLAMPSIA DENGAN VITAMIN B2

Vitamin B2 atau
disebut juga riboflavin adalah salah satu dari delapan jenis vitamin B.
Seperti vitamin B yang lain, vitamin B2 berperan dalam proses produksi
energi di dalam tubuh. Selain itu, vitamin B2 juga memiliki
fungsi-fungsi lain yang tidak kalah penting.
Makanan yang mengandung riboflavin
Vitamin B2 adalah jenis vitamin yang larut di dalam air sehingga
kelebihannya dibuang setiap hari dari tubuh. Cara terbaik mendapatkan
vitamin B2 adalah dengan mengonsumsi makanan alami yang mengandung
vitamin ini. Menurut University of Maryland Medical Center, makanan yang
mengandung riboflavin di antaranya adalah telur, kacang-kacangan,
daging, brokoli, gandum, kubis, nasi, jamur, kacang kedelai, sayuran
berdaun hijau, sereal yang diperkaya, dan roti.
Manfaatnya
Riboflavin diperlukan pada masa pertumbuhan dan untuk menjaga tubuh
tetap sehat. Vitamin ini membantu tubuh memecah karbohidrat, protein,
dan lemak untuk menghasilkan energi, dan memungkinkan oksigen untuk
digunakan oleh tubuh.
"Riboflavin juga digunakan untuk pertumbuhan dan menjaga fungsi
kulit, lapisan saluran pencernaan, sel-sel darah, dan organ vital
lainnya," Dr Sherry Ross, ahli kesehatan perempuan di Providence Saint
John’s Health Center Santa Monica, California.
Riboflavin juga penting untuk kesehatan mata. Menurut University of Michigan, vitamin B2 diperlukan untuk memproduksi glutathione,
senyawa antioksidan untuk mata. US National Library of Medicine (NLM)
melaporkan, pola makan cukup riboflavin dapat menurunkan risiko katarak.
Mengonsumsi suplemen riboflavin dan niacin juga dapat membantu mencegah
katarak.
Selain itu, vitamin B2 juga penting untuk menjaga kehamilan tetap
sehat. Sebuah studi yang dilakukan University Women's Hospital,
Heidelberg, Jerman, menyebutkan, kekurangan riboflavin dapat menjadi
pemicu terjadinya preeklampsia, atau tekanan darah tinggi saat kehamilan
tua (trimester tiga).
Mereka yang sering menderita migrain juga dianjurkan mengonsumsi
vitamin B2. Riset Department of Neurology of Humboldt University of
Berlin menemukan bahwa orang yang mengonsumsi vitamin B2 dosis tinggi
lebih jarang menderita migrain.
Defisiensi dan dosis
Defisiensi vitamin B2 sangat jarang terjadi karena vitamin ini mudah
didapat dari makanan sehari-hari. Kekurangan vitamin B2 biasanya terjadi
pada mereka yang menjalankan diet
ekstrem atau pada orang dengan penyakit celiac. Penyakit celiac adalah
kondisi medis di mana usus halus mengalami kerusakan sehingga tubuh
tidak dapat menyerap nutrisi tertentu. Penyakit ini diakibatkan karena
intoleransi gluten.
Defisiensi vitamin B2 dapat menyebabkan anemia, sakit tenggorokan,
mulut atau bibir luka, peradangan kulit, dan pembengkakan jaringan lunak
di mulut. Gejala-gejala ini dapat muncul hanya beberapa hari setelah
tubuh tidak mendapat cukup vitamin B2, demikian menurut American Journal
of Clinical Nutrition.
Rekomendasi harian vitamin B2 adalah 1,3 mg setiap hari untuk pria
dan 1,1 mg untuk wanita. Dosis yang lebih tinggi dari 3 mg per hari
dapat membantu mencegah katarak. Dosis yang lebih tinggi hingga 400 mg
dapat digunakan untuk mengobati sakit kepala migrain, kata Kristine
Arthur, dokter spesialis penyakit dalam Orange Coast Memorial Medical
Center di Fountain Valley, California. Secangkir kale cincang mengandung
0,1 mg vitamin B2, sebutir telur rebus mengandung 0,3 mg, segelas susu
0,4 mg, dan satu cangkir almond mengandung 1,4 mg riboflavin.
Sebagai suplemen, riboflavin biasanya masuk ke dalam multivitamin B
kompleks. Tetapi, ada juga yang dijual secara terpisah dalam dosis 25
mg, 50 mg, dan 100 mg. Kelebihan vitamin B2 relatif tidak beracun karena
sisa yang tidak terpakai dibuang melalui saluran kemih. Namun,
dilaporkan ada beberapa kasus orang yang kelebihan vitamin B2 mengeluh
air seninya berubah menjadi kuning cenderung oranye dan beberapa
mengeluh mengalami diare, ungkap Ross.
Sumber: kompas.com
Gambar: Google