LIMA JUTA PETANI ALIH PROFESI DALAM SATU DEKADE, KEMISKINAN MENINGKAT

Jakarta - Badan Pusat
Statistik (BPS) mengatakan terjadi penurunan jumlah rumah tangga usaha
pertanian (RTUP) dalam sepuluh tahun terakhir sehingga menambah jumlah
pengangguran dan kemiskinan. Penurunan sebanyak lima juta petani itu
karena beralih profesi ke sektor lain, terutama menjadi buruh dan
pekerja informal.
"Kita sudah tahu sensus 2003 ke 2013 terjadi penurunan jumlah petani
dari 31 juta ke 26 juta. Jadi terjadi penurunan hampir lima juta petani.
Artinya ada pergeseran tapi yang lima juta kemana perlu pengkajian
lebih lanjut lagi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin
usai seminar di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (22/9).
Ia mengatakan belum dapat diketahui secara pasti ke mana petani
tersebut beralih profesi. "Belum tentu jadi buruh. Bisa saja ke sektor
industri manufaktur, konstruksi, jadi tukang bangunan ada juga ke
perdagangan," ujarnya.
Ia mengatakan petani Indonesia kebanyakan mempunyai lahan kurang dari
setengah hektare (ha). "Biasanya itu antara pendapatan dan
pengeluarannya tidak seimbang. Kemungkinan mereka beralih ke sektor
lain. Bisa pertambangan, transportasi, tukang ojek. Formal ataupun
informal," tuturnya seperti dilansir Antara.
Menurut dia, hasil sensus tersebut dapat menjadi bahan evaluasi bagi
pemerintah dalam mengembangkan sektor pertanian di mana jumlah petani
mulai menurun.
"Jadi intinya hasil sensus pertanian harus menjadi suatu masukan yang akan disampaikan ke pemerintah juga untuk menjadi bahan dalam meningkatkan peran dari sektor pertanian," katanya.
Ketua Persatuan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bustanul Arifin
mengatakan pihaknya menganalisa data tersebut dan memprediksi bahwa
petani telah beralih profesi. Namun, dia menyayangkan transformasi
struktural akibat perpindahan profesi petani tersebut tidak memberikan
stimulus positif pada sektor lainnya.
"Rupanya mereka bealih profesi. Tapi tidak seperti diharapkan dalam
teori transformasi struktural mereka seharusnya masuk sektor industri,
sektor jasa, bahkan kalau berpendidikan tinggi bisa masuk ke high income
(pekerjaan berpendapatan tinggi) ternyata mereka tidak, mereka
memburuh. Artinya tidak terjadi transformasi secara struktural,"
tuturnya.
Ia mengatakan kebanyak petani beralih pekerjaan sebagai buruh.
Padahal, jika petani tersebut harus beralih profesi, diharapkan dapat
mendorong pertumbuhan sektor industri dan perdagangan.
Sumber: beritasatu.com