KEMENKUMHAM AKUI BANYAK GODAAN DI LAPAS SUKAMISKIN

Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri Kemenkumham Ansarudin (kedua dari kiri)
JAKARTA, Kepala Biro Humas Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Ansarudin,
mengatakan bahwa Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat,
dihuni banyak tahanan yang berduit. Ia menilai hal itu jadi salah satu
penyebab lalainya petugas lapas sehingga ada beberapa kasus tahanan
keluar dari lapas tanpa atau tidak sesuai dengan izin yang diberikan.
Kasus terbaru adalah saat Gayus Tambunan kedapatan makan di restoran
di kawasan Jakarta Selatan. Padahal, terpidana korupsi itu hanya
diizinkan meninggalkan lapas untuk menghadiri sidang gugatan perceraian
di Pengadilan Agama Jakarta Utara.
Selain Gayus, mantan Wali Kota Bekasi Mochtar Muhammad pernah
meninggalkan lapas Sukamiskin tanpa izin resmi. Mochtar adalah terpidana
kasus korupsi dana APBD Kota Bekasi.
"Banyak godaan di situ (Lapas Sukamiskin). Banyak duitnya. Setan
banyak di tempat orang banyak duit," kata Ansar, di Kantor Ditjen PAS,
Jakarta Pusat, Selasa (22/9/2015).
Ansar tidak menyebut gamblang bahwa izin dari petugas lapas untuk
Gayus makan di restoran dilatari dengan gratifikasi atau suap. Tapi
menurut Ansar, kasus seperti ini tidak akan terjadi seandainya petugas
lapas memiliki integritas yang mumpuni. Karena secara penghasilan, honor
petugas lapas terbilang sudah cukup mengalami peningkatan.
Untuk petugas dengan jabatan terendah, dalam satu bulan mendapatkan
Rp 5 juta dari gaji pokok dan tunjangan kinerja. Sedangkan untuk jabatan
tertinggi setingkat kepala lapas, penghasilannya bisa di atas Rp 13
juta yang berasal dari gaji dan tunjangan kinerja.
"Dari segi pendapatan kita sudah cukup lumayan dibanding aparat
penegak hukum lainnya. Tapi kembali kepada mental dan kepekaan. Jujur,
ada oknum yang harus kita refresh untuk bagaimana aturan lapas bisa
dilakukan dengan benar," ujar Ansar.
Sumber: kompas.com